Warna Komplementer: Pengertian, Jenis, Kombinasi dan Contohnya

Warna Komplementer: Pengertian, Jenis, Kombinasi dan ContohnyaIstilah warna komplementer merujuk pada penggunaan dua warna dalam roda warna yang berada pada sisi berlawanan.

Artinya, kedua warna itu bertolak belakang satu sama lain. Dan biasanya, ini digunakan desainer untuk memilih warna yang saling mengisi atau saling melengkapi.

Inilah yang jadi alasan mengapa disebut warna komplementer. Artinya, dengan skema warna komplementer yang dipilih tersebut akan membuat warna yang digunakan lebih cerah.

Plus, bisa ditambahkan dengan warna netral untuk mendampingi dua jenis warna yang sudah ada sehingga terlihat seimbang dan serasi.

Tapi, apa sih yang dimaksud dengan warna komplementer? Apa artinya? Apa fungsinya? Apakah ada contohnya?

Jika penasaranan jawaban dari berbagai pertnayaan dasar diatas, simak artikel dibawah ini sampai habis.

Daftar Isi :

Pengertian warna komplementer

Warna Kompelementer
Gambar via edu.gcfglobal.org

Dalam teori warna, ada banyak skema warna yang digunakan untuk mengkomunikasikan antara desain dan warna salah satunya adalah warna komplementer.

Secara teknis, complementary color atau warna komplementer adalah penggunaan dua warna dalam roda warna yang bertolak belakang satu sama lain.

Dan dua jenis warna tersebut tidak berasal dari satu warna yang sama, primer misalnya. Artinya, bisa dikombinasikan dengan warna sekunder atau tersier.

Dan keduanya bisa dicampur untuk membentuk warna lain. Misalnya, warna komplementer untuk kuning adalah ungu.

Ungu sendiri adalah berasal dari campuran dua warna primer yakni biru dan merah. Dari sinilah bisa diketahui kalau warna-warna tersebut berasal dari warna lain.

Selain biru dan merah, anda juga bisa menggunakan warna lain dari campuran biru dan oranye atau mungkin merah dan hijau.

Boleh-boleh juga menggunakan warna tersier, yang terdiri dari satu warna primer dan sekunder yang ada dalam roda warna.

Rona warna tersebut pun saling melengkapi. Misalnya, kuning-orange dan biru-ungu atau nila atau mungkin orange-merah serta biru-hijau.

Satu hal penting juga yang harus diperhatikan yakni warna komplementer bisa juga berasal dari warna dingin (cold color) dan warna hangat (warm colors).

Oranye, merah dan kuning termasuk warna hangat sementara biru, hijau dan ungu dianggap sebagai warna dingin.

Penggunaan dua skema warna diatas dikenal sebagai warna kontras simultan, yang merujuk pada kontras tertinggi pada roda warna.

Kontras simultan ini terjadi karena ilusi alami saat menggunakan dua warna komplementer yang saling berdampingan satu sama lain.

Dua warna tersebut akan tampak lebih cerah dan menarik perhatian. Karena itulah banyak digunakan oleh desainer.

Jenis warna komplementer

Warna Kompelementer
Gambar via edu.gcfglobal.org

Dalam skema warna tradisional atau yang biasa disebut warna komplementer tradisional, ada tiga jenis warna komplementer.

Semua warna yang ada dalam roda warna diturunkan dari tiga warna dasar atau warna primer yakni merah (red), kuning (yellow) dan biru (blue).

Lantas, apa saja jenis warna komplementer berdasarkan penggunaannya? Ada tiga jenis, diantaranya:

1. Warna komplementer RGB

RGB atau red-green-blue adalah warna aditif yang ketika dicampur akan membentuk warna lain. Karena itulah, ia disebut sebagai warna primer.

Saat pencampuran tersebut dilakukan, warna ini akan menghasilkan 12 kombinasi mulai dari hijau-merah, kuning-ungu, oranye-hijau dan seterusnya.

Tapi, pada umumnya, penggunaan warna komplementer jenis ini hanya diperuntukan untuk desain non-cetak saja alias yang hanya dibuat dalam bentuk digital.

Mengapa demikian? Ini kembali ke sifat warna dan kemampuan mesin cetak memproduksi warna yang terbatas.

2. Warna komplementer CMYK

Sama seperti warna komplementer RGB di atas yang mana, warna CMYK juga menghasilkan 12 varian warna mulai dari kuning-oranye, biru dan ungu dan seterusnya.

Meski demikian, dari peruntukannya berbeda. Yang mana, apabila RBG dipertuntukan untuk desain non-cetak maka CMY untuk desain cetak.

Mengapa demikian? Karena printer hanya bekerja optimal untuk memproduksi warna dari tiga warna diatas, dengan tambahan warna hitam sebagai warna netral.

3. Warna komplementer Primer dan Sekunder

Warna komplementer primer dan sekunder merujuk pada pengujian satu warna primer dari tiga warna diatas dan satunya lagi warna sekunder.

Pada dasarnya, warna komplementer bisa digunakan bersama dalam lingkaran warna, hasilnya sangat dinamis dan menyenangkan mata.

Hal ini disebabkan karena sel fotoreseptor mata yang berkontribusi untuk melihat warna, merasakan warna tersebut berbeda.

Jika anda menetap dalam waktu lama pada balok warna dan kemudian beralih ke dinding putih, akan ada bayangan cahaya dalam warna berlawanan, atau saling melengkapi.

Contoh Kombinasi Warna pelengkap

Warna Kompelementer
Gambar via color-hex.com

Dari jenisnya diatas sudah bisa disimpulkan kalau kombinasi warna komplementer adalah warna yang berseberangan satu dengan yang lain dari roda warna.

Warna-warna tersebut memiliki kontras yang tinggi satu sama lain dan bisa membuat desain terlihat kontras dan menarik.

Dan untuk contoh kombinasi warna komplementer ini ada banyak mulai, diantaranya tapi bergantung sama teori warna mana yang digunakan.

Selain itu, ada banyak pilihan atau variasi warna yang tersedia sekarang ini. Sehingga, daftarnya sangat kompleks.

Agar jelas, berikut disajikan beberapa contoh kombinasi warna komplementer berdasarkan beberapa teori, diantaranya:

1. Teori modern

Dalam teori modern, menggunakan warna aditif atau RBG (red-green-blue) atau model warna subtraktif yakni CMY (Cyan-Magenta-Yellow).

Dengan demikian, pasangan komplementernya adalah merah dan cyan, hijau dan magenta, serta biru dan kuning. Sesederhana itu.

2. RYB Tradisional

Jika menggunakan teori model warna atau lingkaran warna RYB (Red-Yellow-Blue) tradisional, dengan anggapan bahwa tiga warna diatas adalah warna primer.

Dan dengan demikian, RYB tradisional adalah model warna subtraktif yang jika menggunakan kombinasi warna komplementer maka hasilnya adalah merah-hijau, kuning-ungu, serta biru dan oranye.

3. Opponent process theory

Dalam Opponent process theory atau teori proses lawan, warna komplementer diidentifikasi sebagai warna yang bertolak belakang satu sama lain.

Ini sesuai dengan definisi warna komplementer pada umumnya. Artinya, ia harus berpasangan dengan warna lain yang kontras seperti merah-hijau atau biru dan kuning.

Meski demikian, dalam teori ini, pendekatan dari warna yang digunakan mengandalkan warna netral seperti hitam dan putih, yang juga dianggap sebagai warna komplementer.

Mengapa demikian? Karena selain kontras, kedua warna tersebut berada dalam satu kategori yang sama dan umum digunakan.

Penutup

Memilih warna komplementer mungkin jadi salah satu pilihan saat sedang mencari kombinasi warna yang tepat untuk desain.

Tapi tetap harus pertimbangkan beberapa aspek seperti dimana akan digunakan dan bagaimana kelihatannya.

Misalnya, jika untuk dicetak, sebaiknya pakai warna komplementer CMYK. Sementara, jika khusus untuk di pakai di layar, pertimbangkan untuk pakai RGB.

Bagaimana jika dicetak di keduanya? Bisa pakai kombinasi antara skema warna komplementer CMYK dan RGB sekaligus.

Anda juga bisa menggunakan eksperimen lanjutan seperti menggunakan satu warna primer dan satu warna sekunder, satu warna primer atau satu warna tersier dan seterusnya.

Tujuannya untuk menciptakan kontras simultan yang bisa memberikan efek psikologis kepada orang-orang yang melihatnya. (bungkul.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *