Warga Ini Protes Kompleks Rumahnya Difoto Google Street View – Beberapa hari ini viral di media sosial seorang warga di Tangerang yang protes karena kompleks rumahnya difoto oleh Google Street View (GSV).
Khairul Anam, warga yang memprotes tersebut, menyebut Google telah melanggar hak privasi para pemilik rumah di kompleksnya tinggal.
Menurut Khairul Anam, kronologi awalnya bermula saat tim GSV masuk ke kompleksnya dengan membawa perlengkapan kamera.
Ia kemudian berinisiatif meminta surat izin kepada tim GSV tersebut.
Tim GSV pun menunjukkan surat yang diteken pada 10 Agustus 2018 dan mendapat dukungan dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Namun, yang dipermasalahkan oleh Khairul adalah surat tersebut diteken oleh Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo 3 tahun lalu, dimana saat ini ia sudah tidak menjabat lagi
“Waktu itu ada mobil Honda HR-V masuk kompleks, lengkap dengan kamera dan lain-lain. Waktu saya tanya, dia ngakunya sudah izin satpam, yang tidak tahu apa-apa soal mobil GSV itu. Pas saya minta surat izin, dia menyodorkan surat dukungan dari deputi KSP,” kata Khairul kepada wartawan, Minggu (24/10/2021).
“Siapa yang mengeluarkan endorse itu agar @googleindonesia ‘leluasa’ motret sembarang tempat? Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Surat dukungan itu diteken 10 Agustus 2018. Surat itu kita foto juga. @googleindonesia #GoogleLanggarPrivasi,” tambahnya.
Ia juga mempertanyakan isi surat tersebut yang berupa dukungan Google untuk melaksanakan GSV dalam rangka Asian Games 2018. Khairul mengaku heran apa hubungannya surat tersebut dengan kompleks yang ditinggalinya.
“Itu surat dukungan buat Google melaksanakan GSV dalam rangka mensukseskan Asian Games 2018. Apa hubungannya sama kompleks saya?” ujarnya.
Khairul pun langsung meminta GSV menghapus foto kompleksnya itu.
Tim GSV pun menyanggupi permintaan Khairul terkait penghapusan foto itu.
Namun, esoknya, Khairul mendapati foto kompleksnya telah masuk di Google Street View lengkap dengan detail jalan dan teras rumah.
“Lalu saya minta dia hapus hasil foto, dan dia mau karena tahu itu bukan jalan umum, kompleks saya gerbang tunggal, cuman 20-an rumah, bukan jalan umum. Kupikir masalah selesai. Ternyata kemarin dikasih orang kompleks ternyata kompleks kami masuk di Google Street View, lengkap dengan detail jalan, teras rumah, dan lain-lain,” ungkapnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa kompleks rumahnya bukanlah jalanan umum, dan tidak punya jalan tembus karena hanya memiliki satu gerbang.
“Sekali lagi, kompleks rumah saya tidak punya jalan tembus, hanya satu gerbang, dan hanya digunakan oleh penghuni. Jadi kenapa Google dan mitranya seenaknya memotret rumah, pekarangan dan jalanan kompleks kami?” kata Khairul.
Ia pun meminta Google memutus akses atau men-take down hasil pemetaan kompleks miliknya.
“Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk men-take down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan tidak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal nonpublik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi,” tambahnya. (teknologi.id)
Info ruanglab lainnya:
- Mudah Saja! Begini Cara Mengecilkan Ukuran Foto Menjadi 200 KB
- Memasukkan Foto di Google Street View dengan Cara Ini!
- Google Meluncurkan Aplikasi Belajar Membaca Bernama Read Along
- Kini Google Art Tambahkan “Selfie Hewan” di Update Terbarunya
- Benarkah Kamera Bisa Memotret Foto Penampakan Hantu?