Uang Kertas Terancam Punah Ketika Rupiah Digital Dirilis

Uang Kertas Terancam Punah Ketika Rupiah Digital Dirilis – Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) sedang merencanakan penerbitan uang rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk mendukung digitalisasi ekonomi dan membendung popularitas cryptocurrency.

Uang pecahan kertas dan logam yang baru, usai peluncuran uang rupiah kertas dan logam tahun emisi 2016 di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12). Uang rupiah yang diluncurkan adalah tujuh uang pecahan kertas dan 4 uang pecahan logam. Kompas/Totok Wijayanto (TOK) 19-12-2016

Rencana penerbitan uang digital ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ketika menjawab pertanyaan Founder/Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengenai cryptocurrency dalam diskusi bertajuk CNBC Indonesia Economic Outlook 2021.

“Kami sedang rumuskan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang BI akan terbitkan dan edarkan dengan bank-bank dan fintech secara wholesale dan ritel,” ujar Perry Warjiyo.

“Seluruh alat pembayaran menggunakan koin, kertas dan digital menggunakan Rupiah dan wewenang di BI. Digital currency wewenang di BI, kami jelaskan bitcoin bukan alat pembayaran sah” tambahnya.

Dengan adanya uang digital ini menimbulkan pertanyaan, apa yang akan terjadi pada uang konvensional? Akankah tidak dibutuhkan lagi?

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono bahwa hal ini bisa terjadi bila masyarakat sudah merasa nyaman dengan uang digital dan menggunakan seluruhnya dalam kegiatan sehari-hari.

“Sampai semua orang merasa nyaman dengan bentuk digital currency, sampai di titik itu [uang tunai] tidak diperlukan lagi,” ujar Erwin dalam Podcast CNBC Indonesia.

Meskipun tidak lagi dicetak, uang kertas dan logam masih tetap berlaku sebagai alat pembayaran. Rupiah masih menjadi mata uang resmi negara hanya saja bentuknya berubah. Namun Indonesia masih tetap mengkaji usulan ini karena Indonesia memiliki ribuan kepulauan dan belum seratus persen terjamah oleh teknologi dan koneksi internet. Erwin menambahkan dengan mata uang digital bakal mendorong percepatan transformasi digital.

“Berbicara digital payment, elemen paling penting dari digital transformation. Kontribusi percepatan ke arah ekonomi dan keuangan digital dan itu penting,” ungkap Erwin.

Kehadiran mata uang digital bisa jadi sangat positif bila masyarakat Indonesia siap dengan transformasi di bidang digital. Namun Erwin mengatakan saat ini BI masih melakukan riset lebih lanjut soal CBDC atau Central Bank Digital Currency.(teknologi.id)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *