TRANSISTOR: Pengertian dan Sejarahnya – Transistor adalah alat dengan bahan semikonduktor yang dapat digunakan sebagai komponen penguat, sebagai komponen rangkaian pemutus dan penghubung arus listrik atau switching, penstabil tegangan, modulasi sinyal sertal sebagai komponen gerbang logika pada rangkaian elektronik digital.
Transistor membuat dunia kita menjadi lebih mudah. Komponen ini sangat penting sebagai sumber sistem kendali dalam setiap rangkaian elektronik modern. Terkadang kita melihat transistor dengan jelas pada rangkaian eletronik yang masih dalam kapasitas sederhana yang sering digunakan sebagai switching aliran listrik pada rangkaian tersebut. Tetapi komponen ini lebih sering tidak terlihat dan tersembunyi jauh di dalam sebuah komponen elektronik baru yang dinamakan IC (Integated Circuit) atau disebut juga rangkaian terpadu.
Dalam skala jumlah kecil dan susunan terpisah transistor dapat digunakan sebagai saklar elektronik, komponen elektronik logika digital. Namun dalam jumlah besar seperti ribuan, jutaan bahkan miliaran transistor yang saling berhubungan dan tertanam dalam sebuah chip kecil untuk menciptakan memori komputer, mikroprosesor, dan IC kompleks lainnya.
Struktur komponen transistor mengandalkan bahan semikonduktor untuk menjalankan operasinya. Semikonduktor adalah suatu bahan yang kurang cukup konduktor murni seperti kawat tetapi bukan juga bahan yang bersifat isolator seperti udara. Konduktivitas semikonduktor atau seberapa mudah elektron mengalir bersifat dependen pada suatu variabel seperti suhu dan keberadaan elektron dalam jumlah lebih banyak atau lebih sedikit.
Transistor untuk pertama kalinya ditemukan dan diciptakan oleh 3 orang yang memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat yaitu William Shockley, John Bardeen, dan Walter Bratain. Ketiga Ilmuwan tersebut menemukan transistor lebih tepatnya transistor jenis bipolar pada tahun 1947.
Berkat penemuan luar biasa tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu memiliki ukuran yang relatif besar dapat didesain dan dirancang dengan ukuran yang lebih kecil serta dapat dengan mudah dibawa kemana-mana.
Dengan penemuan itu pula ketiga ilmuwan Fiska tersebut diberkahi sebuah penghargaan Hadial Nobel Fisika pada tahun 1956. Akan tetapi 22 tahun sebelum ketiga ilmuwan Fisika Amerika Serikat tersebut menemukan transistor bipolar, tepat pada tahun 1925 seorang Fisikawan asal Jerman yang terlebih dahulu menemukan transistor jenis field effect.
Fisikawan tersebut bernama Julius Edgard Lilienfield dan telah mempatenkan penemuannya tersebut di Kanada, akan tetapi tidak ada upaya publikasi yang dilakukannya baik dalam bentuk tulisan ataupun protypenya sendiri. Kemudian pada tahun 1932, Oskar Heil seseorang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir serupa di Eropa.(belajaronline.net)
Baca Juga : Perbedaan Transistor NPN dan Transistor PNP
Baca Juga : Pengertian Power Supply Switching
Baca Juga : Apa Bedanya Transistor BJT dan FET