Teknologi Jaringan Lokal Fiber Optic – Teknologi Jarlokaf (jaringan lokal akses fiber optik) adalah teknologi yang sedang berkembang, berbagai metode transmisi dimungkinkan untuk diterapkan namun jumlah
implementasinya masih relatif terbatas di lapangan. Teknologi Jarlokaf yang merupakan
teknologi yang telah dikenal di dunia, di antaranya sebagai berikut.
1) DLC (Digital Loop Carrier)
Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan.
Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi pelanggan
(RT). DLC merupakan perangkat yang me-multiplexing sinyal keluaran dari sentral dengan
kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk
jaringan lokal tersendiri diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan
sisi pelanggan. Konfigurasi DLC terdiri dari sebagai berikut.
Bagian sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari sebagai berikut.
- a) Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplekser
(PM). - b) Multiplekser orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi
untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2 Mbps) dan mengubah sinyal
elektrik menjadi sinyal optik.
Bagian sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari perangkat DLC mengandung
konverter analog ke digital dan orde pertama multiplekser (PM). Multiplekser orde tinggi
(HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik
menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultipleksing ke sinyal 2 Mbps. Antara
RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CT-DLC ke RT-DLC
adalah sampai 30 km untuk daya sedang pada daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km.
Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber
optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat
digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH. Fungsi bagian
penyusun DLC (mengacu PPJT-KAF ver. 1.0) adalah sebagai berikut.
- a) Jarlokaf dengan topologi point-to-point (single star).
- b) Terdiri dari dua perangkat utama yaitu CT (Central Terminal) di sisi sentral dan RT
(Remote Terminal) di sisi pelanggan. - c) Fungsi CT adalah interfacing dengan sentral lokal Multiplexer/ Demultiplexer
Crossconnect dan Controller Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE). - d) Fungsi RT adalah interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
Multiplexer/Demultiplexer Interfacing dengan pelanggan. - e) DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk
gedung bertingkat (high rise building)
2) PON (Passive Optical Network)
PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang rnengandung perangkat optik
pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor,
passive splitter, dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat
dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa
adanya fungsi addressing dan filtering. Terdapat tiga komponen utama dalam PON yaitu
Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network
Unit (ONU).
Keluaran dari OLT ditransmisikan melalui ODN yang menyediakan alat-alat
transmisi optik rnulai dari OLT sampai pelanggan. ONU rnenyediakan interface pada sisi
pelanggan dari Distribution Point (DS) dan dihubungkan dengan ODN. Teknologi PON
pada dasarnya adalah teknologi untuk hubungan point to multipoint dan topologi ini sesuai
untuk melayani kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah
perangkat ONU di lokasi pelanggan. Metode akses yang digunakan pada PON salah satunya
adalah TDM/ TDMA (Time Division Multiplexing/Time Division Multiplexing Access).
Pada arah down stream, sinyal TDM dari OLT memuat semua in formasi pelanggan dalarn
slot yang ditentukan dan disebarkan ke semua ONU yang terhubung oleh OLT.
Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah ditentukan untuk transmisi. Karena
sernua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengamanan sinyal,
dengan encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara
sinkron dengan rnetode TDMA untuk rnenghindari tabrakan, karena jarak antara OLT dan
semua ONU berbeda-beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk
downstream dan upstream pada daerah 1260 nm dan 1360 nm sesuai dengan rekomendasi
ITU-T G 957. Metode lain yang digunakan adalah SDM (Space Division Multiplexing) dan
WDM (Wavelength Division Multiplexing), tergantung dari sistem yang digunakan, apakah
simplex, half duplex, atau full duplex.
Untuk WDM transrnisi dua arah dapat dilakukan tanpa
memerlukan serat tambahan dan tidak rneningkatkan bit rate pada saluran, dengan
menggunakan sinyal pada panjang gelombang yang berbeda, seperti panjang gelombang
1.310 nm dan 1550 nm. Sistem PON terdiri dari perangkat OLT yang dihubungkan dengan
sentral lokal (local exchange), satu atau lebih perangkat ODN.
3) AON (Active Optical Network)
Teknologi AON mirip dengan teknologi PON, hanya saja perbedaan keduanya terletak
pada splitter yang digunakan. PON menggunakan splitter pasif, sedangkan AON
menggunakan splitter aktif yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau lebih singkat Active
Splitter (AS). Pada titik percabangan, ASE mempunyai 2 ODN, yaitu primary ODN dan
secondary ODN. ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan informasi dari dan ke
OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan kapasitas sebagai multiplekser/demultiplekser serta
sebagai intermediate regenerator, inilah mengapa splitter pada AON bersifat aktif.
Keuntungan yang didapatkan dengan sistem AON adalah sebagai berikut.
- a) Biaya infrastruktur yang relatif murah untuk jangka panjang.
- b) Cakupan daerah pelayanan yang relatif lebih luas dibandingkan dengan sistem copper
tembaga. - c) Daerah cakupan yang luas, bisa dilayani dengan distribusi yang merata. Bagi pelanggan
yang terletak jauh dari node (rumah gardu), ASE memberikan daya optik yang lebih
besar, sehingga layanan yang diberikan untuk semua pelanggan relatif sama. - d) Dapat menempuh jarak yang jauh, lebih jauh daripada PON.
Terdapat teknologi lain yang tidak dibahas, yaitu HFC (Hybrid Fiber Coax), namun
mengingat trend perkembangan optik mengarah pada transmisi full optik (tanpa melibatkan
peran pure-coax), maka yang dibahas lebih lanjut adalah PON yang dasar teknologinya
mengutamakan jalur transmisi optik hingga bagian terjauh sentral. Perencanaan jaringan
dengan arsitektur FTTx dengan jaringan full optik, mengintegrasikan teknologi optik yang
sudah ada di Indonesia, yaitu DLC atau PON, sementara AON meskipun baru sebagai wacana,
tetapi merupakan trend transmisi full optik yang ideal untuk perencanaan FTTH. Ruang
lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita, dibedakan menjadi dua. Pertama narrow band, dengan
transmisi kurang dari 2 Mbps, mampu memberikan layanan voice, data, dan citra baik diam,
antara lain sebagai berikut.
- Jenis jasa dan kapasitas.
- Kemudahan operational dan maintenance (pengoperasian clan perawatan).
- Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
- Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standar (compatibility).
- Biaya tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
- Biaya efektif
nguprek.com
Info ruanglab lainnya:
- Topologi Ring: Pengertian, Gambar, Kelebihan dan Kekurangannya
- Jenis Konektor Jaringan Komputer dan Fungsinya
- Bagian-bagian dari Fiber Optic
- Jaringan 5G Bakal Segera Hadir di Indonesia
- Apa Saja Paket Data Dalam Jaringan ?
- Pengertian Fiber Optik Beserta Kelebihan dan Kekurangannya