Sering Salah Kaprah, Perbedaan Hacker dan Cracker

Sering Salah Kaprah, Perbedaan Hacker dan Cracker – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, isu keamanan Cyber memang kerap diperbincangkan, mengapa begitu? Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa beberapa kali terjadi penyerangan terhadap situs pemerintah oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Pemerintah Indonesia sendiri menyikap isu keamanan siber dengan membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Oktober 2017, langkah yang tepat mengingat potensi serangan siber akan selalu ada dan menghantui. Yang perlu digarisbawahi adalah kesalahpahaman istilah antara hacker dan crack dalam dunia siber, mari kita kupas apa yang membedakan antara kedua hal tersebut.

Daftar Isi :

Apa itu hacker?

Secara literal, hacker bermakna peretas dalam arti seseorang yang meretas sebuah sistem komputer untuk mengakses data-data yang bukan haknya. Namun yang perlu diperhatikan adalah perbedaan makna antara hacker secara literal dengan makna pada dunia siber.

Hacker sejatinya memang benar melakukan hal-hal ilegal seperti pembobolan data, situs, dsb, namun hacker tidak mengambil data tersebut untuk kepentingan pribadi, melainkan hanya ingin melakukan pengetesan seberapa kuat sistem pertahanan sebuah sistem.

Apa itu cracker?

Cracker berasal dari kata crack yang dalam bahasa inggris memiliki arti retak atau membuka. Pada dasarnya terdapat kemiripan antara hacker dengan cracker itu sendiri, namun poin penting yang membedakan adalah bahwa cracker mengambil data-data yang berhasil dibobol untuk kepentingan pribadi.

Kesalahpahaman tentang hacker

Selama ini memang sangat sering terjadi kesalahpahaman megenai arti hacker bahwa seolah-seolah seorang peretas selalu disebut sebagai hacker walaupun sebenarnya mungkin seorang cracker.

Kesalahpahaman inilah yang harus diluruskan bahwa sebenarnya kedua hal tersebut berbeda, singkatnya, hacker merupakan peretas yang “baik” sedangkan cracker adalah murni sebagai peretas.

Gak selamanya peretas itu buruk

1 tahun lalu Indonesia pernah digemparkan oleh kasus hacker yang masih berusia 19 tahun bernama Haikal sukses membobol sebanyak 4 ribu situs online, namun siapa sangka berkat aksinya, Haikal berencana akan direkrut oleh pihak kepolisian guna menjadi mitra polri di dalam dunia siber.

Memang benar bahwa setiap hal tidak selamanya buruk, karena semua tergantung niat masing-masing pribadi.(idntimes.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *