Sejarah dan Jenis Kereta Api yang Ada Di Dunia

7.  Kereta Maglev

New Shinkansen, gambar wikimedia.org
New Shinkansen, gambar wikimedia.org

Kereta maglev merupakan jenis kereta api yang mengambang secara magnetik. Seperti namanya, prinsip kerja dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel, sehingga gaya gesek dapat diminimalisir.

Karena kecilnya gaya gesek antara roda-rel, maka kereta ini mampu melaju dengan kecepatan hampir 600 km/jam (secara eksperimen), jauh lebih cepat dibandingkan kereta biasa. Beberapa negara yang telah berhasil mengembangkan dan mengaplikasikan jenis kereta api ini, diantaranya Jepang dengan kereta Shinkansen-nya dan Prancis dengan kereta TGV nya.

Salah satu temuan penting yang memungkinkan manusia sehingga bisa membuat kereta maglev yakni superkonduktor. Superkonduktor merupakan sebuah fenomena unik yang terjadi pada beberapa jenis logam, jika logam tersebut berada dalam kondisi suhu sangat rendah. Ciri suatu logam berubah menjadi superkonduktor yakni hilangnya hambatan listrik dan kemampuan sementara menolak medan magnet luar (efek meissner).

Kemampuan superkonduktor dalam menolak medan magnet inilah yang dimanfaatkan para insinyur, karena jika logam superkonduktor diletakan diatas magnet permanen atau bahan magnet lainnya maka logam tersebut akan mengambang/melayang.

Tambahan Info:

Hyperloop

Hyperloop, gambar wired.com
Hyperloop, gambar wired.com

Hyperloop merupakan sebuah konsep sistem transportasi berkecepatan tinggi yang diajukan oleh ilmuan sekaligus pebisnis, Elon Musk. Meski hyperloop tidak berbentuk seperti kereta api pada umumnya, namun teknologi ini memiliki jalur khusus seperti halnya kereta api.

Secara singkat, konsep hyperloop yaitu menciptakan sebuah jalur hampa udara (vakum), dimana didalam jalur tersebut terdapat kapsul (keretanya) yang melayang, mampu bergerak diatas keceptan suara (sekitar 1200 km/jam).

Hyperloop tidak hanya menggunakan prinsip elektromagnet seperti kereta maglev, tetapi juga mengadopsi prinsip termodinamika dan dinamika fluida. Secara umum ada empat hal penting yang membuat hyperloop mampu bergerak cepat.

Pertama, hyperloop digerakan oleh dua motor elektromagnetik, sehingga memberikan daya dorong yang sangat hebat.

Kedua, sistem ini dibekali kipas angin raksasa dan kompresor, demi “mengakali” Kantrowitz limit, yakni hukum gerak dalam tabung vakum.

Ketiga, sistem ini dilengkapi air bearing atau pelindung udara. Alat pelindung udara ini berwujud bantalan sepanjang 1,5 meter, berfungsi untuk menciptakan udara bertekanan rendah. Alat ini juga yang menyebabkan kapsul dapat melayang di dalam tabung.

Keempat, sistem ini dibangun pada tabung tertutup yang dibuat hampir vakum (untuk membuat vakum 100% itu mustahil). Selain itu, tabung dilengkapi panel surya, sehingga tidak membutuhkan pasokan listrik dari luar.

Konsep hyperloop sendiri telah diumumkan sekitar tahun 2013, saat Elon menawarkan ide perjalanan subsonik antara Los Angeles-San Fransisco sejauh 560 km. Jika proyek ini berhasil maka waktu tempuh dua kota tersebut dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Sampai saat ini proyek ini masih dalam tahap uji coba secara eksperimental diberbagai negara.

Berikut beberapa penemuan penting yang berkaitan dengan teknologi perkeretaapian dunia:

Pada 1760an, perusahaan Coalbrookdale memasang pelat dari besi cor ke permukaan rel yang terbuar dari kayu agar lebih tahan lama.

Pada 1787, John Curr, seorang manajer tambang batu bara Sheffield menemukan sistem rel-roda berflens, yakni rel logam berbentuk L  (plateway) dan rodanya memiliki pinggiran.

Pada 1790an, William Jessop dan rekannya Benjamin Outram di Butterley Company, menyempurnakan temuan Curr, khusus untuk relnya. Mereka menemukan rel pinggir. Bentuk rel ini telah menjadi standar kereta api hingga abad ke 19.

Pada 1820, John Birkinshaw mengganti material rel, dari besi cor menjadi besi tempa, karena besi yang dibuat secara cor mudah rapuh.

Pada 1828, James Beaumont Neilson menemukan teknik “tiupan udara panas” dengan cara ini maka  produksi besi untuk rel lebih efisien dan murah.

Pada 1860an, Bessemer menemukan Baja. Rel baja dapat bertahan lama dari besi (lebih tahan korosif) dan memiliki kekuatan dan kekakuan lebih besar.

Pada 1769an, James Watt menemukan motor bakar torak (mesin uap) yang terinspirasi dari mesin uap buatan Thomas Newcomen. Mesin uap racikan Watt lebih aplikatif daripada Newcomen.

Pada 1804, Richard Trevithick mampu memanfaatkan mesin uap menjadi sumber tenaga penggerak, alhasil tercipta Lokomotif uap pertama di dunia. Sayangnya, lokomotif ini tidak sukses secara komersil.

Pada 1814, George Stephenson merancang lokomotif yang sukses secara komersial, karena memiliki daya tarik yang kuat dengan bobot yang masih bisa ditahan oleh rel-rel baja kala itu.

Pada 1821, Oersted dan Faraday menemukan dasar-dasar dari teknologi elektromagnetik, yang merupakan cikal bakal terlahirnya motor listrik. Teknologi ini menjadi dasar pembuatan lokomotif yang lebih bertenaga dan cikal bakal terlahirnya kereta listrik.

Pada 1892, Rudolf Diesel menemukan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang sekarang dikenal sebagai mesin diesel. Dengan adanya mesin ini maka lahirlah lokomotif diesel, lebih bertenaga dan lebih ramah lingkungan dibandingkan lokomotif uap.

Pada tahun 1911, Fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes menemukan fenomena superkonduktor pada logam-logam yang diturunkan temperaturnya dibawah suhu kritis.

Pada tahun 1933, Meissner dan Ochsenfeld menemunka efek meissner pada superkonduktor. Temuan ini menjadi petunjuk untuk membuat kereta api maglev dimasa yang akan datang.

referensi: https://www.4muda.com/jenis-kereta-api-yang-ada-di-dunia/

Info ruanglab lainnya:

Pages: 1 2 3 4
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *