Potensiometer: Pengertian, Fungsi Dan Cara Kerjanya – Potensiometer merupakan komponen elektronika termasuk jenis resistor variabel. Komponen ini sering dijumpai pada perangkat elektronika, khususnya peralatan Audio/Video seperti Amplifier dan Audio Mixer. Fungsi potensiometer yang sangat umum kita temui adalah sebagai pengatur volume. Komponen ini juga banyak dijumpai pada peralatan dimmer dan perangkat instrumentasi seperti multimeter. Berikut ini pembahasan lebih detail mengenai potensiometer.
Selain itu, pada saat menggunakan potensiometer, kita akan menemui sebuah keterangan pada body. Keterangan ini merupakan informasi nilai hambatan maksimal yang dapat dicapai dan dinyatakan dengan sebuah kode didepannya. Seperti misalnya sebuah potensio yang bernilai 50kΩ kadang ditulis dengan B50K atau A50K. Apa maksud dari kode ini dan apa perbedaannya juga akan dijelaskan pada tulisan berikut ini.
Daftar Isi :
Pengertian Potensiometer
Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor Variabel yang nilai resistansinya dapat diubah melalui tindakan mekanis dari penggunanya. Tindakan mekanis tersebut bisa berupa diputar atau digeser, baik itu diputar dengan tangan atau menggunakan alat berupa obeng trimmer.
Potensiometer memiliki 3 kaki, dimana 2 kakinya terhubung ke sebuah lempengan karbon yang dijadikan elemen utama untuk mengubah nilai hambatan. Selanjutnya 1 kakinya yang lain menempel pada elemen karbon dan terhubung ke sebuah tuas penyapu yang bisa digerakkan melalui putaran atau pergesesan tadi.
Berikut ini ilustrasi bentuk fisik potensiometer beserta penampang dalamnya:
Ada juga jenis potensio yang dibedakan menurut perubahan nilai hambatan tuas terhadap elemen karbon. Tiap-tiap jenis potensio juga memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda-beda. Seperti misalnya potensio linear adalah yang paling banyak digunakan pada berbagai aplikasi sedangkan jenis logaritmis dan anti-logaritmis banyak dipakai pada keperluan audio saja.
Fungsi Potensiometer
Dengan cara kerjanya yang bisa mengubah nilai hambatan secara variabel maka potensiometer banyak digunakan pada perangkat elektronika, khususnya yang memerlukan pengaturan dari pengguna.
Berikut ini fungsi potensiometer pada rangkaian elektronika:
- Sebagai pengatur volume pada perangkat Audio seperti Amplifier dan Audio Mixer.
- Sebagai pengatur nada bass, midle dan treble pada rangkaian tone control atau equalizer.
- Untuk mengubah nilai tegangan dan arus pada instrumen power supply.
- Dipakai untuk setting referensi nilai tertentu pada rangkaian.
- Sebagai pengatur nilai output pada rangkaian pembagi tegangan.
- Dipakai untuk kontrol dimmer pada aplikasi TRIAC.
- Sebagai kontrol level sinyal.
- Sebagai joystick pada rangkaian transduser.
Standarisasi Kode Potensiometer
Penggunaan kode pada potensiometer di beberapa wilayah memiliki standar yang berbeda-beda. Misalnya untuk wilayah asia, potensio linear ditandai dengan huruf B dan potensio logaritmis ditandai dengan huruf A. Sedangkan untuk wilayah Amerika sebaliknya, potensio linear ditandai dengan huruf A dan potensio logaritmis ditandai dengan huruf B.
Berikut ini tabel standar kode huruf pada potensiometer di beberapa wilayah :
Jenis | Asia | Eropa | Amerika | Vishay |
---|---|---|---|---|
Linear | B | A | B | A |
Logaritmis | A | C | A | L |
Anti-Logaritmis | – | F | C | F |
Cara Kerja Potensiometer
Cara kerja potensiometer adalah mengubah nilai resistansi pada kaki-kakinya sesuai dengan nilai yang dikehendaki. Hal ini sesuai dengan fungsi utama dari potensio yaitu sebagai resistor variabel. Perubahan ini bisa dilakukan dengan mengubah posisi tuas potensio melalui putaran atau geseran.
Perubahan nilai yang terjadi pada potensiometer dapat digambarkan sebagai perubahan nilai dua buah resistor. Jika kaki pinggir kita beri notasi A untuk kiri (putaran minimum) dan B untuk kanan (putaran maksimum) lalu kaki tengah kita beri notasi C, maka perubahan nilai yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Dari perubahan nilai tersebut dapat diperoleh perbandingan resistansi terharap resistansi total sebagai berikut ini:
Perbandingan resistansi terharap putaran inilah yang membedakan jenis-jenis potensio linear, logaritmis dan anti logaritmis.
Jenis Potensiometer
Potensiometer dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti rotary, slider dan trimpot. Penggolongan jenis potensio ini mengacu kepada konstruksi mekanik bagaimana nilainya dirubah. Seperti misalnya potensio rotary nilainya dirubah dengan cara diputar dan potensio slider nilainya dirubah dengan cara digeser.
Berikut ini jenis-jenis potensiometer:
- Potensiometer Rotary, adalah jenis potensio yang nilainya diubah dengan cara diputar melalui handle. Biasanya handle ini diputar oleh tangan manusia dengan perantara knop potensio. Penggunaan potensio rotary biasanya pada pengaturan yang bersifat dinamis dan berubah selama pemakaian.
- Potensiometer Slider, adalah potensio yang nilainya diubah dengan cera digeser tuasnya. Seperti potensio rotary, potensio ini juga dibuat untuk bisa diakses secara mudah oleh pengguna. Dengan potensio geser kita bisa mengatur pada posisi skala yang lebih enak dibanding potensio putar karena arah geraknya yang digeser.
- Trimpot (Trimmer Potentiometer), adalah jenis potensio yang diputar dengan obeng. Area putar dari trimpot berupa lekukan berbentuk tanda plus atau minus seperti pada kepala skrup. Penggunaan trimpot dikhususkan untuk pengaturan yang bersifat tetap dan tidak sering diubah selama pemakaaian terutama oleh pengguna.
Berikut ini bentuk fisik dari Potensiometer Rotary, Geser dan Trimpot:
Selain jenis potensio diatas, dikenal potensio jenis linear dan logaritmis, yaitu jenis potensio yang mengacu pada perubahan nilai terhadap pergerakan tuas.
Perbedaan Potensiometer Linear dan Logaritmis
Dilihat dari perbandingan putaran tuas terhadap perubahan nilai, sebuah potensiometer dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada potensiometer linear, logaritmis dan anti-logaritmis. Nah, kode-kode diatas merupakan penanda untuk masing-masing jenis tersebut.
Potensio Linear memiliki pergerakan nilai linear terhadap putaran, sedangkan potensio logaritmis berbeda. Potensio jenis logaritmis nilainya berubah menurut nilai logaritma dari skala putaran.
Potensio logaritmis banyak dijumpai pada perangkat audio dan video. Sedangkan potensio linear banyak digunakan pada perangkat instrumentasi seperti multimeter dan oscilloscope. Berikut ini pembahasan tentang perbedaan potensio linear dan logaritmis.
Potensiometer Linear
Potensiometer Linear dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak linear. Artinya perbandingan skala putaran terhadap nilai resistansi bergerak secara selaras dan sesuai. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :
Skala Tampilan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Perbandingan (%) | 10 | 20 | 30 | 40 | 50 | 60 | 70 | 80 | 90 | 100 |
Sebagai contoh jika kita menggunakan sebuah potensiometer linear dengan nilai resistansi sebesar 50kΩ, maka perubahan nilai resistansi pada kaki-kaki potensio dapat digambarkan sebagai berikut ini:
- Pada posisi minimum (kiri penuh) maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan nol dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan 50kΩ.
- Pada posisi maksimum (kanan penuh) maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan 50kΩ dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan nol.
- Pada posisi tengah maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan 25kΩ dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan 25kΩ.
Potensiometer Logaritmis
Potensiometer Logaritmis dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan logaritma. Potensio jenis ini banyak dipakaai untuk keperluan audio seperti volume dan pengatur nada bass, middle dan treble.
Skala yang di-log kan adalah 0 sampai 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar logaritma dari 2 yaitu kira-kira sebesar 30%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensio logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap keatas.
Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :
Skala tampilan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Perbandingan (%) | – | 30 | 47 | 60 | 70 | 77 | 85 | 90 | 95 | 100 |
Potensiometer Anti Logaritmis (Reverse Log)
Potensiometer Anti Logaritmis dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan anti logaritma skala. Potensio ini banyak dipakai pada aplikasi penguat gitar.
Skala yang di-antilog kan adalah 0 sampai 1 atau skala tampil dibagi 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar anti logaritma dari 0.2 yaitu kira-kira sebesar 10%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensio logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap kebawah.
Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :
Skala Tampilan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Perbandingan (%) | 10 | 15 | 20 | 25 | 30 | 40 | 50 | 65 | 80 | 100 |
Demikian tadi pembahasan mengenai potensiometer, semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk pembelajaran dan perancangan rangkaian elektronika. Pilih potensio yang sesuai dengan fungsi dan penggunaan agar perubahan nilai dapat diakomodasi secara maksimal oleh potensio.(nulis-ilmu.com)
- Baca Juga : Pengertian Resistor, Fungsi dan Nilainya
- Baca Juga : Pengertian Photodioda dan Cara Kerjanya
- Baca Juga : Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter
- Baca Juga : Pengertian, Simbol, Jenis, dan Fungsi dari Induktor
- Baca Juga : Rumus Kapasitor dan Cara Menghitungnya