Pengertian Sinematografi, Serta Teknik Dan Unsur Dasarnya – Teknik sinematografi sudah tidak asing di dalam dunia perfilman. Banyak penghargaan untuk karya perfilman terbaik di dunia. Di Indonesia sendiri, kita mengenalnya dalam acara Festival Film Indonesia. Film yang mendapatkan penghargaan tersebut tentunya memiliki kualitas yang terbaik.
Bagi Anda yang berminat mempelajari teknik dasar dalam sinematografi, sebaiknya simak ulasan di bawah ini.
Daftar Isi :
Pengertian
Sinematografi merupakan ilmu yang membahas teknik pengambilan gambar dan rangkaian ide cerita dalam bentuk video. Orang yang bekerja di bidang ini disebut sebagai sinematografer. Profesi tersebut jelas berbeda dengan seorang videografer.
Dalam industri perfilman, seorang sinematografer disebut sebagai DOP (Director of Photography). Ia memiliki tanggung jawab atas kru kamera dan pencahayaan pengambilan gambar. Dengan demikian, posisinya lebih tinggi dibanding videographer dan lighting.
Selain itu, posisi tersebut bertanggung jawab pada sutradara mengenai teknik pengambilan gambar, kamera movement, komposisi, pencahayaan, penggunaan filter, dan lain sebagainya.
Unsur-unsur Sinematografi
Unsur sinematografi secara umum dibagi menjadi tiga aspek yang mencakup banyak teknik yang dapat dilakukan melalui kamera.
- Shot / Take
Shot atau disebut juga dengan Take adalah bagian dari adegan. 1 shot film adalah rekaman gambar mulai kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off). Dalam 1 shot umumnya memiliki durasi lebih dari 1 detik, hingga beberapa menit.
- Scene / Adegan
Scene adalah istilah yang merujuk pada tempat atau setting dimana peristiwa itu berlangsung, dalam 1 scene terdiri dari 1 shot atau rangkain beberapa shot yang disusun secara berurutan.
- Sequence
Sequence merupakan rangkaian scene atau shot yang membentuk unit naratif berbeda, biasanya dihubungkan oleh satu kesatuan waktu maupun lokasi. 1 sequence dapat berlangsung pada satu setting atau di beberapa setting.
Teknik Dasar Sinematografi
1. Over Shoulder Shot
Teknik ini biasanya menampilkan percakapan bolak-balik antara dua orang yang saling berhadapan. Pengambilan gambar di mana kamera diposisikan di belakang bahu salah satu pelaku, sementara pelaku lain atau latar belakang sebagai objeknya.
2. Extreme Long Shot
Pengambilan gambar secara luas menampilkan objek manusia secara menyeluruh kedalam frame. Teknik ini biasanya digunakan dalam pengambilan gambar awal yang menampilkan set awal lokasi di sebuah cerita atau adegan.
Extreme long shot dapat menggunakan tipe lensa wide agar semua objek bisa masuk ke dalam frame. Teknik dasar ini tidak boleh diaplikasikan secara sembarangan. Hal ini penting diperhatikan agar komposisi gambar enak dipandang.
3. Very Long Shot
Teknik ini biasanya menggunakan area yang menampilkan seluruh badan objek. Terutama agar tampilannya tidak terpotong dalam frame. Teknik very long shot pada dasarnya merupakan lanjutan dari extreme long shot.
Dengan teknik pengambilan gambar ini, fokus utama terletak ada subjek tanpa adanya bagian yang terpotong oleh frame. Objek utama dari teknik ini tak jarang menjadi highlight utama saat mengambil gambar.
4. Long Shot
Teknik ini digunakan agar mata para penonton lebih leluasa melihat objek. Dalam beberapa kesempatan dikenal pula dengan istilah landscape format size.
Teknik long shot juga biasa digunakan untuk pembuatan opening sebuah film. Namun pastikan Anda tetap memperhatikan aturan rule of third.
5. Medium Close Up
Medium close up biasanya digunakan untuk pengambilan gambar setengah badan. Teknik ini banyak ditemui dalam acara sesi interview karena hasil gambar lebih dinamis. Selain itu, pergerakan setengah badan bisa dilihat dengan lebih detail.
Dengan demikian, pemirsa yang menontonnya pun tidak kebosanan. Teknik medium close dapat dibuat lebih bervariasi. Namun tetap perhatikan penggunaan kamera lebih dari satu. Hal ini dilakukan agar angle video yang dihasilkan pun berbeda.
Misalnya pada pengambilan video wawancara, medium shot ditempatkan pada bagian kiri dan kanan.
6. Close Up
Teknik ini tentu menjadi salah satu yang paling populer dan Anda pun juga mungkin telah sering mendengarnya. Sudah banyak para sinematografer yang menggunakan teknik ini dalam mengambil gambar.
Komposisi yang digunakan mengambil wajah seseorang menjadi fokus secara langsung. Teknik ini sangat cocok digunakan dalam sesi interview. Hal ini karena ekspresi orang bisa dilihat dengan jelas, mulai dari bawah dagu sampai kepala.
7. Panning Shot
Teknik pengambilan gambar ini menggunakan pergerakan vertikal dari kanan ke kiri, atau sebaliknya.Pada dasarnya, teknik ini memang termasuk simple dalam pengambilan gambar.
Hal penting yang harus diingat adalah pastikan kamera yang digunakan stabil. Jika memungkinkan, Anda juga bisa menggunakan tangan, slider kamera atau gimbal.
8. Crane Shot
Teknik pengambilan gambar ini dilakukan secara vertikal atas ke bawah atau sebaliknya. Teknik ini biasanya diterapkan untuk menghasilkan efek transisi yang unik.
Selain itu, teknik ini juga memerlukan crane khusus kamera yang lumayan mahal. Untuk mengoperasikannya pun harus dilakukan pihak profesional.
9. Tracking Shot
Teknik ini bisa dilakukan jika terdapat stabilizer kamera. Komponen tersebut harus dipersiapkan agar pengambilan gambar tidak bergetar atau goyang. Jika hanya menggunakan handheld biasa, rasanya akan sulit karena bobot kamera yang berat.
Teknik track-in shot biasanya dilakukan untuk pengambilan gambar dari jarak jauh menjadi lebih dekat.
Angle Kamera
Ada beberapa sudut kamera yang biasa digunakan dalam pembuatan film. Sudut kamera atau angle biasanya diukur dari tinggi dan rendahnya karakter. Artinya, penempatan kamera bisa sejajar, lebih rendah, atau, lebih tinggi.
Di dalam dunia sinematografi sendiri terdapat tiga macam kamera angle, yaitu sebagai berikut.
1. Eye Level
Angle ini disebut sebagai eye level apabila tinggi suatu benda disejajarkan dengan lensa. Oleh karena itu, secara psikologis dikenal pula dengan sejajar tokoh.
Sudut pandang eye level dalam sinematografi dapat di urai kedalam 3 macam :
- Angle Kamera Objektif
Objektif camera angle adalah pengambilan gambar dari sudut eye level secara tersembunyi, seperti ketika seseorang yang sedang mencuri pandang.
- Angle Kamera Subjektif
Subjektif camera angle adalah sudut pengambilan gambar yang mewakili mata penonton atau personal view point.
- Point Of View
Point of View adalah sudut pengambilan gambar dalam sebuah cerita yang diambil dari pandangan dari salah satu pelaku yang berada di dalam alur cerita itu sendiri
2. High Angle
Sudut kamera yang diterapkan jika tinggi suatu benda atau mata tokoh lebih rendah dibanding lensa. Terkadang sudut kamera ini juga disebut sebagai top angle atau bird eye view. Secara psikologis, sudut ini dikenal dengan rendah tokoh.
3. Low Angle
Angle yang digunakan apabila tinggi suatu benda atau mata tokoh lebih tinggi dibanding lensa. Terkadang angle ini dikenal pula sebagai worm eye view atau frog eye view.
4. Canted/Crazy/Dutch Angle
Pada angle ini, posisi kamera sebenarnya bisa menggunakan tiga angle yang tersedia. Namun penerapannya lebih miring ke kanan atau kiri. Biasanya angle ini dipakai untuk menunjukkan suasana hati yang tidak stabil.
Teknik Komposisi Sinematografi
1. Natural Framing
Komposisi natural framing sangat cocok digunakan untuk mendapatkan pandangan yang padat dan alami. Terutama pada bagian subjek, latar belakang, dan benda sekitar.
2. Titik Leading Line
Komposisi ini dibuat dari sebuah garis yang memanjang untuk mendapatkan titik sumbu. Teknik ini biasanya memanfaatkan objek tambahan, misalnya gedung, jembatan, dan perahu layar. Anda tinggal mengatur penempatan kamera agar bentuk garis lebih proporsional.
3. Static Composition
Komposisi ini dapat membuat karya sinematografi lebih tenang. Jadi, teknik ini kebanyakan menggunakan garis vertikal dan horizontal. Kedua garis tersebut secara teori memang bersifat menenangkan.
Pencahayaan
1. Key Light
Key light merupakan unsur cahaya utama dan paling banyak digunakan dalam pengambilan gambar. Pencahayaan ini biasanya dilakukan dari arah depan samping objek utama. Selain itu, pencahayaan ini termasuk yang paling terang dibanding lainnya.
2. Fill Light
Dibanding key light, fill light memang harus lebih redup. Hal ini karena fungsi utamanya sebagai penghilang gelap bayangan dari key light. Apabila shooting outdoor, pastikan fill light sudah cukup terang agar seimbang dengan sinar matahari.
3. Back Light
Biasanya pencahayaan ini ditembak dari arah belakang objek. Tujuannya adalah untuk mempertegas ruang tiga dimensi yang biasanya ada pada layar. Dengan demikian, efek cahaya akan menampilkan detail objek, sedangkan area lain tetap gelap.
4. Butterfly Lighting
Pencahayaan ini biasanya digunakan dalam dunia fashion. Teknik ini sangat cocok untuk model wanita dengan tulang pipi tinggi dan wajah ramping. Hal ini karena efek yang ditimbulkan membuat wajah tampak lebih bulat.
5. Chiaroscuro Lighting
Jenis pencahayaan ini biasanya digunakan untuk film hitam putih karena terlihat kontras. Biasanya cahaya hanya memperlihatkan satu wajah tokoh, sedangkan yang lainnya tampak gelap. Hal ini dilakukan untuk mendapat efek 3D yang utuh.
Ulasan mengenai sinematografi di atas diharapkan dapat menambah wawasan Anda di bidang karya seni ini. Walau bagaimanapun juga, bidang ini menjadi salah satu yang paling berkembang di era digital saat ini. (pixel.web.id)
Info ruanglab lainnya:
- Ternyata Konten YouTube Kini Bisa Jadi Jaminan Utang ke Bank Lho?
- Perbedaan Produser dan Sutradara
- Pengertian Vlog dan Jenis-jenis Vlog
- Pengertian Fotografi: Sejarah, Tokoh Penting dan Karyanya