Pengertian Hoax (hoaks)

Pengertian Hoax (hoaks) – Belakangan ini istilah atau kata hoax sering terdengar baik itu di media masa maupun di media sosial. Namun apakah pengertian sebenarnya dari kata hoax tersebut? Bagaimana asal usul penggunaan kata hoax yang sudah dimasukkan ke dalam kamus bahasa Indonesia yaitu hoaks?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring oleh kemdikbud.go.id, pengertian hoaks: (n) berita bohong. Namun dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan istilah fake news (berita bohong) yaitu berita buatan atau berita palsu yang tidak berdasarkan kenyataan. Lantas, apa perbedaan antara fake news dan hoax?

Pengertian Hoax

Pengertian hoax (hoaks) adalah informasi palsu atau berita yang sebenarnya bisa berisi fakta namun telah dipelintir atau direkayasa. Namun, kata-kata hoax saat ini semakin sering digunakan dan disematkan ketika menyikapi berita yang sama sekali tidak ada faktanya (fake news).

Untuk mempermudah penjelasan perbedaan antara fake news dan hoax, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Secara istilah fake news adalah berita bohong, berita buatan atau berita palsu yang sama sekali tidak dilandaskan dengan fakta, kenyataan atau kebenaran. Misalkan: Sebuah pabrik tekstil di Jakarta terbakar pada hari Minggu kemarin. Kenyataan: pabrik tersebut tidak terjadi kebakaran.

Sedangkan istilah hoax merupakan informasi palsu dengan mengubah fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Misalkan: Ratna Sarumpaet dikabarkan dianiaya orang tak dikenal di Bandung hingga luka-luka. Fakta sebenarnya adalah Ratna Sarumpaet mengalami luka akibat operasi plastik di Jakarta. Berita bahwa Ratna Sarumpaet mengalami luka akibat operasi adalah benar sesuai fakta, namun dipelintir menjadi luka akibat dianiaya.

Pada zaman ini, istilah hoax melekat seperangkat atribut fitnah yang digunakan untuk menjatuhkan lawan politik. Padahal asal kata hoax diciptakan dalam bahasa inggris dengan pengertian yang tidak serumit dan sejahat itu.

Baca Juga : Mengenal Pengertian Ego, Egois, Egoisme, Egoistis dan Egosentris

Asal Usul Kata Hoax

Perkembangan kata hoax dari bentuk-bentuk sebelumnya dapat ditelusuri dalam buku “A Glossary: Or, Collection of Words, Phrases, Names dan Allusions to Customs”, karangan Robert Nares yang terbit pada 1822 di London dimana kata hoax mulai dipakai di Inggris pada abad ke-18.

Robert Nares menulis bahwa hoax berasal dari hocus, sebuah kata Latin yang merujuk pada hocus pocus. Pada lema (kata atau frasa yang masukan dalam kamus berikut keterangan ringkas) kata hocus, Nares menambahkan arti “to cheat” atau “menipu”.

Hocus pocus menurut Robert Nares mengacu pada mantra para penyihir yang kemudian dipakai para pesulap ketika memulai trik. Hocus pocus diambil dari nama penyihir Italia yang terkenal, yakni Ochus Bochus.

Pengertian “menipu” di sini ditujukan untuk mengacaukan orang lain demi hiburan. Dengan artian orang yang ditipu tak merasa dirugikan dan paham ia sedang dikacaukan. Dalam buku itu, Nares menyebut mantra tersebut sebagai konfirmasi kuat asal kata hoax.

Pengertian hoax sejak awal mula menurut Robert Nares adalah “kabar bohong yang dibuat untuk melucu” atau sengaja membingungkan penerima informasi dengan maksud bercanda. Hoax bisa disejajarkan dengan lelucon April Mop atau legenda-legenda perkotaan yang tak bisa dibuktikan dimana kita tahu bahwa cerita-cerita tersebut bohong dan menerimanya sebagai hiburan

Seiring waktu, istilah hoax berkembang menjadi canda yang agak serius. Terlebih pada musim panas tahun 1996, Alan Sokal seorang profesor fisika di New York University menggunakan hoax untuk menguji standar intelektual akademisi humaniora di Amerika Serikat.

Alan Sokal mengirimkan paper “Transgressing the Boundaries: Towards a Transformative Hermeneutics of Quantum Gravity” yang berisi argumen dan fakta palsu ke jurnal Social Text.

Beberapa minggu setelah paper Sokal terbit, Alan Sokal menulis esai berjudul “Physicist Experiments with Cultural Studies” yang terbit di jurnal Lingua Franca pada 15 April 1996. Dalam esainya, Sokal membeberkan bahwa papernya yang terbit di Social Text itu hanyalah parodi untuk mengejek para pemikir posmodern. Di kemudian hari insiden ini masyhur dikalangan publik akademisi dengan nama hoax Sokal.(lenterakecil.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

1 Response

  1. Maylla faiza putri mashuri...7.3 says:

    Saat ini semakin bnyak berita” yg tdk benar, kita jgn sampai tergiring oleh pemberitaan” yg belum tentu kebenarannya krn itu kitapun hrus sngt berhati hati dan tdk mudah mempercayai terlebih dahulu jika membaca sebuah Berita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *