Pengertian Hipotesis, Jenis, dan Langkah Penyusunannya

Pengertian Hipotesis, Jenis, dan Langkah PenyusunannyaHipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, atau kepastian.

Hipotesis atau disebut juga hipotesa secara singkat dapat diartikan sebagai dugaan sementara. Di dalam sebuah penelitian, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan dan searah dengan tujuan penelitian ilmiah.

Karena merupakan sebuah dugaan, maka diperlukan pembuktikan untuk menguji kebenarannya. Hipotesis dikatakan teruji jika tidak bertentangan dengan hipotesis yang telah disusun tersebut.

Hipotesis yang sudah teruji kebenarannya selanjutnya disebut sebagai teori. Pengujian hipotesis dilakukan melalui eksperimen atau percobaan.

Fungsi utama dari suatu hipotesis penelitian adalah sebagai pedoman dalam memberikan arah kegiatan penelitian yang dilakukan.

Hipotesis penelitian berfungsi sebagai pedoman dalam penyusun­an desain penelitian, penentuan kriteria dalam penyusunan instrumen penelitian, menetapkan indikator-indikator atas aspek dan variabell yang diukur, dan menentukan teknik analisis data penelitian

Daftar Isi :

Kriteria Hipotesis Penelitian

Sebuah hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut.

1. Hipotesis harus disusun spesifik dalam kalimat yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

2. Hipotesis harus dilandasi argumentasi yang kuat berdasarkan pada teori dan atau pengalaman lapangan yang kuat.

3. Hipotesis harus dapat diuji dan diukur (testable and measurable) melalui penelitian lapangan.

4. Hipotesis harus disusun dalam kalimat yang singkat dan jelas (concise)

5. Hipotesis harus konsisten dengan teori-teori yang ada.

6. Hipotesis harus disusun sedemikian rupa sehingga eksplanasi yang dikemukakan memiliki argumentasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara nalar dan atau rasional.

7. Hipotesis harus bebas nilai, artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subjektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.

Langkah-langkah Perumusan Hipotesis

Hipotesis terbentuk atas dasar dugaan (conjecture) peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, akan tetapi sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.

Di dalam memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat.

Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.

Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

Selain menggunakan teori sebagai acuan, perumusan hipotesis dapat juga menggunakan acuan fakta.

Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.

Fakta ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya memperoleh dari sumber aslinya, menggambarkan atau menafsirkan dari sumber asilnya, dan menyusun fakta dalam bentuk penalaran abstrak (abstract reasoning).

Hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain, yaitu kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk, ilmu yang menghasilkan teori yang relevan, analogi, dan reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman.

jenis-jenis Hipotesis Penelitian

Secara umum. terdapat dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Perbedaan kedua jenis hipotesis tersebut adalah pada bentuk pengujiannya.

Pengujian hipotesis penelitian  merujuk pada apakah hipotesis yang dikemukakan benar-benar terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Apabila yang ada dalam hipotesis benar-benr terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti.

Sedangkan pengujian statistik merujuk pada apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti pada sampel tersebut dalam diberlakukan pada populasi atau tidak.

Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.

1. Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.

2.  Hipotesis komparatif

Hipotesis komparatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian.

3.  Hipotesis asosiatif

Hipotesis asosiatif diartikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel penelitian.

Demikian ulasan mengenai pengertian hipotesis penelitian, jenis, dan langkah penyusunannya . Semoga bermanfaat. (amongguru.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *