Penemu Antiseptik dari Inggris

Penemu Antiseptik dari Inggris – Joseph Lister dilahirkan di Upton, Essex, Inggris, pada tanggal 5 April 1827 dan meninggal di Welmer, Kent, Inggris, tanggal 10 Februari 1912.

Perkembangan teknik pembedahan saat ini tidak terlepas dari jasa Lister, sebagai penemu antiseptik. Penggunaan antiseptik mutlak diperlukan di bidang pembedahan.

Lister meraih gelar dokter dengan nilai yang memuaskan dari Universitas College di tahun 1852. Satu tahun kemudian, Lister pergi ke Edinburgh untuk bekerjasama dengan seorang ahli bedah, yaitu James Syme.

James Syme ini selanjutnya menjadi iparnya karena Lister pada akhirnya menikah dengan saudara perempuan Syme, yang bernama Agnes. Pada tahun 1861, Lister menjadi ahli bedah di rumah sakir kerajaan di Glasgow.

Lister bekerja di rumah sakit tersebut selama delapan tahun sambil mengembangkan sistem antiseptik dalam proses pembedahan.

Pada tahun 1877, Lister pindah ke rumah sakit King’s College di London. Di tempat inilah Lister menghabiskan kariernya hingga pensium pada tahun 1893.

Lister membantu mendirikan Institut Kedokteran Inggris bagian pencegahan (British Institute of Preventive Medicine) yang kemudian diganti namanya menjadi Lister Institute.

Pada tahun 1897, Ratu Victoria yang pernah menjadi pasiennya, memberikan gelar kebangsawanan pada Lister dan mengangkatnya menjadi Baron Lister of Liym Regis.

Lister menjadi orang pertama dari kalangan kedokteran yang dianugerahi gelar tertinggi tersebut.

Sejarah Penemuan Antiseptik

Ketika bertugas di rumah sakit kerajaan Glasgow pada tahun 1861, Lister ditempatkan pada barak operasi.

Di barak tersebut, Lister sering mendapatkan anggota tubuh pasien yang mengalami infeksi parah seusai operasi.

Infeksi tersebut akhirnya menyebabkan kelumpuhan, karena tidak lancarnya peredaran darah pada tubuh pasien. Banyak pula pasien bedah yang meninggal tidak lama setelah menjalani operasi.

Lister berusaha keras untuk menjaga kebersihan barak, akan tetapi tetap usaha tersebut tetap tidak menolong. Jumlah pasien bedah yang meninggal seusai operasi masih tetap banyak.

Setelah Lister melakukan observasi, maka ditemukan penyebabnya, antara lain karena terjadinya pembusukan pada bagian yang dibedah (gangrene), keracunan darah (pyemia), dan infeksi kulit yang sangat menular (eysipelas).

Semua kondisi tersebut disebabkan oleh adanya pencemaran terhadap luka yang terbuka. Pada waktu itu, teori tentang kuman masih sangat kabur.

Bahkan banyak dokter yang beranggapan bahwa komplikasi tersebut diakibatkan oleh udara tidak sehat yang menguap dari tanah di lingkungan rumah sakit.

Lister tidak menerima begitu saja anggapan sebagian besar dokter tersebut. Ketika Lister membaca teori penyakit akibat kuman yang dipubilkasikan oleh Louis Pasteur pada tahun 1865, pikirannya mulai terbuka.

Akhirnya, dengan menggunakan carbolic acid sebagai pembunuh kuman pada tahun 1867, dirinya menyemprot ruang bedah sebelum operasi berlangsung.

Selain itu, dirinya juga melakukan kontrol kebersihan peralatan, tangan, dan semua yang teribat dalam operasi yang akan dilakukan.

Hasilnya pun luar biasa. Jumlah kematian pasien bedah menurun secara drastis. Pola baru penggunaan antiseptik dalam proses pembedahan telah ditanamkan oleh Lister dalam sejarah kedokteran yang dipakai sampai dengan sekarang. (amongguru.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *