Penemu Aljabar yang Legendaris

Penemu Aljabar yang Legendaris – Siapa yang tak pernah mendengar nama Aljabar? Bagi kamu yang pernah belajar hitung menghitung atau ilmu matematika, tentunya kamu pernah mendengar tentang materi yang disebut aljabar ini bukan?

Bahkan, pada jaman ayah ibu atau kakek nenek kita, aljabar ini sempat digunakan sebagai nama mata pelajaran berupa matematika loh. Tapi, tahukah kamu siapa sebenarnya penemu aljabar itu? Apakah aljabar ini muncul dengan sendirinya tanpa ditemukan? Ataukah memang ada yang berjuang keras untuk memunculkannya?

Yang jelas, dibalik penemuan aljabar ini, ada sosok yang tak boleh kita lupakan. Dia adalah Al-Khwarizmi. Siapa sih Al-Khwarizmi itu? Hmm, bagi kamu yang juga belajar tentang para ilmuwan besar Islam, kamu pastinya sudah pernah mendengar nama ini bukan?

Bagi yang belum tahu, tak masalah. Di sini, kita akan sama -sama belajar tentang siapa sosok Al-Khwarizmi ini, dan seperti apa kontribusinya terhadap dunia hitung menghitung ini, serta seberapa besar pengaruhnya?

Baca Juga : Bapak Mesin Ketik, Christopher Latham Sholes

Daftar Isi :

Biografi Al-Khwarizmi

Al-Khwarizmi memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi. Dia dapat disebut sebagai salah satu pemikir terbesar sepanjang sejarah, terutama salama masa pertengahan. Pada peradaban Islam, nama Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ilmuwan Islam yang paling berpengaruh.

Peranan terbesar Al-Khwarizmi terutama pada bidang matematika. Ia bahkan disebut sebagai the ‘father of algebra’. Kenapa ia dianggap sebagai ilmuwan besar dan sangat berpengaruh? Ini karena kontribusinya dalam penemuan aljabar atau jabr.

Al-Khwarizmi juga memberikan kontribusi yang besar terhadap ilmu astronomi, ilmu bumi, dan juga ilmu sejarah. Namun, di antara semua kepiawaiannya tersebut, Al-Khwarizmi paling dikenal karena kemampuannya dalam bidang matematika.

Al-Khwārizmī lahir pada tahun 780 Masehi di kota Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan). Dan dia meninggal di tahun 847 Masehi di Baghdad.

Semasa hidupnya, ia tinggal dan menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Baghdad. Ia bekerja di the “House of Wisdom” atau sekolah kehormatan (Dār al-Ḥikma) di bawah kepemimpinan al-Maʾmūn. Ia bekerja sebagai seorang dosen, sekaligus sebagai seorang peneliti dan penulis.

Memang hanya sedikit sekali informasi yang dapat diperoleh mengenai kisah hidup, profil dan juga biografi dari Al-Khwārizmī. Yang diketahui tentang dirinya, hanyalah nama dan tempat di mana dia lahir, hidup dan bekerja.

Ia hidup di masa pemerintahan Bani Abbasiyah. Al-Khwārizmī juga memiliki gelar sebagai Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far.

Kontribusi Al-Khwārizmī terhadap ilmu pengetahuan

Apa yang telah diberikan oleh Al-Khwārizmī terhadap dunia ilmu pengetahuan sangatlah besar dan begitu berharga. Banyak yang menyebut bahwa dialah seorang pengarang Arab yang berhasil menemukan tabel astronomi pertama di dunia.

Dia juga orang yang paling pertama yang menggarap serta mengkaji mengenai aritmatika, serta algebra. Berbagai kontribusi penting yang yang telah ia berikan terhadap dunia bahkan telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan masih selalu digunakan hingga abat ke -16.

Prinsip matematika yang dituliskan juga telah dicetak dalam bentuk text book oleh European universities. Ia memang selalu bekerja untuk Khwârazm (modern Khiwa). Ia juga dipanggil ke Baghdad Abbasid Caliph Al-Ma’mun.

Al-Ma’mun adalah sosok yang mendirikan Bayt al-Hikma atau House of Wisdom yang juga begitu terkenal. Tempat ini berbentuk seperti perpustakaan dan akademi penelitian. Ada banyak sekali buku -buku yang tersedia di perpustakaannya, sehingga siapa pun yang belajar di sana, bisa belajar tentang banyak hal.

Di tempat ini, juga dibentuk Khizânat Kutub al-Hikma yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya besar yang memuat terjemahan dari segala mengenai ilmu pengetahuan dan pekerjaan dari pemikiran Yunani, Sansekerta, Pahlavi dan bahasa lainnya, untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Awalnya, proyek ini direncanakan dapat ditulis oleh banyak akademisi dan pelajar. Hanya saja, ternyata menurut Ibn al-Nadîm dan Ibn al-Qiftî, al-Khwarizmi adalah orang satu -satunya yang mengerjakannya. Dia memang mengajukan diri untuk mengerjakan keseluruhan dari Khizânat al-Hikma seorang diri.

Dari sinilah, namanya jadi begitu dikenal dalam dunia terjemahan Arab dan bahasa Yunani. Tak hanya menghasilkan karya terjemahan saja, ia pun juga membuat sendiri hasil penelitian dan pemikirannya. Bahkan, tak cuma dalam bidang astronomi dan matematika saja, melainkan juga ilmu bumi dan sejarah.

Karya -karya besarnya memang cukup banyak. Agar lebih mudah mengetahui apa saja karya besar yang telah dibuatnya, mari kita tengok ke dalam daftar berikut yang merupakan 5 karya besar dari Al-Khwārizmī.

  1. Kitab I : Aljabar / Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala
  2. Buku 2 : Dixit algorizmi
  3. Buku 3 : Rekonstruksi Planetarium
  4. Buku 4 : Astronomi
  5. Buku 5 : Kalender Yahudi / Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd / Petunjuk Penanggalan Yahudi)

Kontribusi al-Khwarizmi pada bidang matematika

Sebutan the ‘father of algebra’ bagi al-Khwarizmi sepertinya memang tidak berlebihan. Ia memang menjadi matematikawan Muslim terhebat di dunia. Dalam bidang matematika ini, ia menulis mengenai the Kitâb al-Jem wa’l Tafrîq bi Hisâb al-Hind yang juga disebut sebagai Kitâb Hisâb al-adad al-Hindî.

Buku ini disebut -sebut sebagai karya terbesarnya yang paling fenomenal dalam hal algebra atau aljabar. Aljabar ini adalah buku pertamanya yang dinilai paling fenomenal. Dalam tulisannya pada buku ini, terdapat aritmatika yang menggunakan perhitungan bahasa India. Algebra ini ditempatkan oleh al-Khwarizmi sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri.

Buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin ini memuat tentang berbagai solusi praktis mengenai masalah perhitungan yang biasa dibutuhkan dalam kehidupan sehari -hari. Misalnya saja, tentang angka zero atau nol, notasi decimal, perhitungan linear, posisi waktu, notasi kuadrat, penambahan, pembagian, pengalian, pengurangan, keuangan, hukum, perdagangan, dan lainnya yang juga dielngakpi dengan banyak contoh perhitungannya. Ia pun juga memperkenalkan angka India.

Kata aljabar berasal dari kata Al-Jabr. Al-Jabr sendiri adalah bahasa Arab yang berarti sebagai perbaikan dengan cara mengubah nilai negatif ke dalam sisi lainnya dengan cara menyamakannya agar berubah menjadi nilai positif.

Perhitungan dan juga penjelasan yang disampaikan oleh al-Khwarizmi inilah yang dianggap sebagai suatu hal yang unggul. Menurut John K. Baumgart, hal yang menarik dari uraian dari al-Khwarizmi ini adalah tentang bentuk retorikanya yang baik, serta penjelasannya dalam memberikan solusi matematis dengan cara yang mudah.

Pembuktian dari perhitungan yang dijelaskan pun juga disampaikan dengan begitu gamblang. Karenanya, banyak pelajar dan ilmuwan lain yang sangat menyukai karya besar dari pemikiran al-Khwarizmi ini.

Anggapan bahwa al-Khwarizmi bukanlah penemu aljabar pertama

Walau al-Khwarizmi banyak diakui sebagai matematikawan terbesar sepanjang sejarah, tapi Professor Aydin Sayili, seorang matematikawan juga pernah menulis dalam paper penelitiannya yang berjudul “Turkish contribution to Science”.

Di dalam tulisannya ini, ia menyebut bahwa al-Khwarizmi bukanlah orang pertama yang menjabarkan tentang berbagai ilmu matematika yang ditulisnya dalam karya besarnya tersebut. Menurutnya, ilmuwan Islam pertama yang merumuskan algebra matematika justru adalah Abu’l Fadl cAbdulhamîd ibn Wâsic ibn Turk.

Walau demikian, pendapatnya ini pun masih kontroversial mengingat Al-Khwârazmî pun masih hidup di pertengahan abad ke-9 masehi. Abdulhamîd ibn Turk mungkin juga merumuskan buku mengenai perhitungan pada aritmatika yang lebih mengarah pada komersial, mungkin berupa sistem decimal.

Namun bagaimana pun juga, al-Khwarizmi masih tetap dianggap sebagai seorang matematikawan yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap ilmu pengetahun barat dan seluruh dunia, bahkan sampai saat ini pun kontribusinya masih tetap dapat dirasakan.

Karenanya, tak berlebihan sekiranya kita menyebut al-Khwarizmi sebagai “father of algebra” atau bapak aljabar sekaligus seorang ahli bumi yang tiada bandingannya.(portal-ilmu.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *