Mengintip Sejarah Penemuan Petasan dan Kembang Api

Mengintip Sejarah Penemuan Petasan dan Kembang Api – Di setiap perayaan tahun baru, dan banyak perayaan-perayaan lain, kembang api dan petasan tak pernah absen. Selalu ada dan meramaikan suasana. Tapi tahukah kamu, negara mana yang pertama kali menggunakan petasan dan kembang api? Dan lebih dulu mana ditemukan, petasan ataukah kembang api? Simak di artikel ini.

Semua sepakat bahwa bangsa China atau Tiongkok adalah yang pertama kali menemukan bubuk mesiu. Bahan dasar pembuat petasan dan kembang api.

Legenda yang beredar dan banyak dipercaya mengatakan bahwa bubuk mesiu secara tidak sengaja diciptakan oleh seorang juru masak di China, sekitar dua ribu tahun yang lalu. Saat itu ia mencampurkan beberapa bahan seperti batu bara, sulfur, dan potasium nitrat, kemudian memasukkan semua bahan tersebut ke dalam sebatang bambu. Ketika bambu berisi bahan tadi dibakar di tungku, sebuah ledakan pun terjadi.
Namun sumber sejarah yang lebih valid menyebutkan bubuk mesiu digunakan untuk petasan pertama kali oleh seorang pendeta bernama Li Tian dari kota Liu Yang, provinsi Yunan pada masa pemerintahan dinasti Song, sekitar abad ke-9 masehi.

Li Tian membuat petasan untuk mengusir roh jahat, yang dipercaya akan ketakutan dengan bunyi keras yang ditimbulkan. Orang China sendiri memperingati penemuan petasan ini setiap tanggal 18 April dengan memberikan persembahan kepada arwah pendeta Li Tian.

Setelah ditemukan, setiap tahunnya petasan selalu hadir untuk meramaikan perayaan tahun baru China, atau tahun baru Imlek, dengan harapan agar setahun ke depan roh jahat takut dan tidak mengganggu kehidupan.

Merambah Eropa

Marco Polo, seorang penjelajah asal Italia, adalah orang yang diyakini berjasa membawa bubuk hitam, alias mesiu, ke daratan eropa sekitar abad ke-13. Setelah tiba di eropa, bubuk hitam dimanfaatkan untuk pembuatan senjata api seperti meriam dan senapan.

Italia adalah negara yang berjasa atas penciptaan kembang api, juga berbahan dasar bubuk hitam dari China ini. Kemudian diikuti oleh Jerman. Kedua negara tersebut memimpin produksi dan penggunaan kembang api di seluruh eropa pada abad ke-18.

Kerajaan Inggris juga tak mau ketinggalan. Pada masa pemerintahan ratu Elizabeth I, kembang api menjadi sangat populer di kalangan keluarga kerajaan. Sang Ratu sangat menggemari tontonan spektakuler ini. Dan konon beliau mengangkat seorang ahli kembang api dengan sebutan “Fire Master of England” dan menjadi profesi yang sangat bergengsi kala itu.

Fire Master memiliki seorang asisten dengan sebutan Green Men. Karena saat bekerja ia harus mengenakan topi dari dedaunan hijau untuk melindungi kepala mereka dari percikan kembang api.

Namun profesi Green Men ini sangat berbahaya dan berisiko, sebab ada beberapa kasus luka serius dan kematian terjadi akibat percikan api dari kembang api yang menimbulkan kerusakan serius.

Demikianlah, sejak saat itu kembang api dinikmati secara luas oleh masyarakat. Dalam berbagai macam perayaan, mulai dari perayaan tahun baru, perayaan kemerdakaan beberapa negara, hingga perayaan hari ulang tahun ratu atau raja. (lumencisyndoliberti.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *