Mengenal Philophobia, Rasa Takut untuk Jatuh Cinta – Philophobia adalah istilah yang mengacu pada rasa takut untuk jatuh cinta. Alih-alih merasa bahagia, orang dengan kondisi ini justru cemas dan khawatir untuk mulai menjalin atau mempertahankan hubungan asmara dengan orang lain.
Jatuh cinta atau terlibat dalam hubungan asmara umumnya membuat seseorang bahagia dan ceria. Namun, terkadang suatu hubungan percintaan mungkin berakhir dengan buruk sehingga meninggalkan trauma, misalnya karena adanya kekerasan atau toxic relationship.
Rasa trauma inilah yang nantinya bisa memicu philophobia atau takut untuk jatuh cinta. Namun, tidak hanya karena kandasnya suatu hubungan, philophobia juga dapat terjadi karena beberapa hal lain.
Mengenal Penyebab Philophobia
Hingga saat ini, penyebab munculnya philophobia belum diketahui secara pasti. Menurut beberapa penelitian, orang yang memiliki gangguan kecemasan atau rasa cemas berlebih lebih rentan mengalami fobia, termasuk philophobia.
Selain itu, ada pula beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami philophobia, yaitu:
- Kegagalan hubungan asmara sebelumnya dengan seseorang yang dianggap paling bermakna dalam hidup
- Riwayat mengalami penolakan atau pengabaian dari orang terdekat, misalnya orang tua, kerabat terdekat, maupun teman
- Kurangnya perhatian saat masih anak-anak
Berbagai faktor tersebut bisa membuat seseorang merasa takut untuk menjalin atau mempertahankan hubungan dengan orang lain karena khawatir kejadian yang sama dapat terulang lagi.
Alhasil, penderita philophobia pun memilih untuk menghindari hubungan spesial dengan seseorang yang pada akhirnya bisa membuat mereka merasa kesepian.
Mengenal Ciri-Ciri Philophobia
Philophobia sebenarnya bukanlah suatu diagnosis medis bila ketakutan yang timbul tidak menghambat aktivitas sehari-hari. Namun, bila sudah berdampak pada kualitas hidup, kondisi ini perlu diwaspadai.
Selain rasa takut, orang dengan philophobia juga mungkin mengalami beberapa gejala atau tanda, seperti:
- Merasa cemas ketika mencoba untuk menjalin hubungan asmara dengan seseorang
- Merasa khawatir dan selalu menganggap bahwa hubungan asmara saat ini pasti akan berakhir
- Memiliki dorongan untuk menjauh atau mengakhiri hubungan secara tiba-tiba
- Memilih untuk tidak berhubungan asmara sama sekali
Selain mengalami gejala psikologis, penderita philophobia juga bisa mengalami beberapa gejala fisik ketika memikirkan atau membicarakan tentang percintaan. Gejalanya berupa:
- Pusing
- Mual
- Keringat dingin
- Detak jantung cepat
- Gemetar
- Sesak napas
Bila philophobia tidak ditangani dengan baik, pikiran negatif maupun rasa takut terhadap jatuh cinta dapat menetap lama sehingga orang dengan philophobia mungkin mengalami berbagai gejala psikis maupun fisik di atas secara terus-menerus.
Pada akhirnya, penderitanya mungkin mengalami gangguan atau hambatan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Bila hal ini terjadi hingga 6 bulan atau lebih, orang dengan philophobia memerlukan penanganan dari psikolog maupun psikiater.
Untuk mengatasi berbagai jenis fobia, psikolog maupun psikiater umumnya akan menyarankan psikoterapi yang terdiri dari terapi perilaku kognitif dan terapi sensitasi. Ada beberapa hal yang biasanya dilakukan selama terapi, yaitu:
- Melakukan latihan pernapasan dan meditasi guna mengurangi gejala yang dialami, termasuk cemas berlebih
- Membantu penderitanya untuk mengenali pikiran atau kebiasaan yang memicu ketakutan atau kecemasan untuk menjalin hubungan asmara
- Memaparkan penderitanya secara perlahan terhadap ide-ide jatuh cinta
- Membimbing penderitanya untuk mengeksplorasi hubungan percintaan secara langsung, tentunya saat kondisi penderita sudah mulai nyaman dengan pikiran percintaan
Sesekali merasa takut untuk memulai hubungan asmara dengan orang lain sebenarnya wajar, apalagi kalau kamu baru saja putus cinta sehingga masih memerlukan waktu untuk membuka diri dengan pengalaman baru.
Apabila kamu sedang menjalani hubungan percintaan dengan seseorang dan selalu merasa khawatir terhadap hubungan tersebut, sebaiknya komunikasikan dengan pasanganmu agar dapat menemukan solusi terbaik sehingga hubungan kalian tidak saling merugikan.
Namun, saat cara sederhana melalui komunikasi dengan pasangan tidak berjalan efektif atau gejala philophobia yang kamu alami menetap lama sehingga mengganggu kehidupanmu, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan solusi dan penanganan yang tepat. (alodokter.com)
Info ruanlab lainnya:
- Kekasihmu Selingkuh? Coba Cek Nomor WhatsApp yang Sering Dihubungi, ini Caranya
- 5 Kisah Aisyah Cemburu pada Rasulullah
- Tips Cara Menghadapi Pasangan yang Terlalu Mendikte
- Hal yang Akan Dilihat oleh Manusia Sebelum Meninggal Dunia