Mary Anning – Penemu Fosil Laut Jurassic

Mary Anning – Penemu Fosil Laut Jurassic – Mary Anning adalah seorang paleontolog dan kolektor fosil berkebangsaan Inggris yang dikenal di seluruh dunia sebagai penemu sejumlah fosil laut Jurassic di perairan Lyme Regis, Dorset, tanah kelahiran sekaligus tempat tinggalnya. Penemuannya ini bersumbangsih terhadap perubahan fundamental yang terjadi dalam pemikiran ilmiah mengenai kehidupan prasejarah dan sejarah Bumi.

Bersama kakaknya, Joseph, Mary Anning (yang saat itu masih berusia dua belas tahun) telah menemukan kerrangka ichthyosaurus pertama; ia juga menemukan kerangka plesiosaurus pertama yang berlokasi di luar Jerman, serta sejumlah fosil ikan. Ia juga turut berperan penting dalam penemuan fosil koprolit dan belemnoidea, yang kemudian menjadi bukti kunci dalam menjelaskan kepunahan dinosaurus.

Mary Anning. Lahir: 
 21 Mei 1799 Lyme Regis, Dorset, Inggris 
Meninggal : 
9 Maret 1847 (umur 47) Lyme Regis 
Pekerjaan: 
Kolektor fosil · Paleontolog
Agama: 
 Kongregasional; kemudian Anglikanisme

Awal kehidupan

Mary Anning lahir di Lyme Regis, Dorset, Inggris pada 21 Mei 1799. Ia adalah anak dari pasangan Richard Anning (c. 1766–1810)  seorang pembuat lemari, meninggal dunia ketika ia berusia sebelas tahun dan Mary Moore (c. 1764–1842). Ia memiliki Kerabat yang bernama Joseph Anning (saudara; 1796–1849).

Genre dan kelas sosial Anning mencegahnya untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam komunitas ilmiah Inggris pada abad ke-19, yang pada saat itu didominasi oleh para pria Anglikan terpandang. Ia mengalami kesulitan finansial sepanjang hidupnya. Keluarganya yang miskin dan dianggap sebagai pengingkar agama menjadi sasaran diskriminasi hukum. 

Tengkorak Ichthyosaurus platyodon yang ditemukan oleh Joseph Anning tahun 1811

Anning mulai dikenal oleh kalangan geolog Britania, Eropa, dan Amerika setelah menulis mengenai masalah anatomi dan pengumpulan fosil. Meskipun demikian, sebagai seorang wanita, ia tetap tidak memenuhi syarat untuk bergabung dengan Geological Society of London, dan masih belum mendapat pengakuan penuh atas karya-karya ilmiahnya.

Kerangka Plesiosaurus dolichodeirus yang ditemukan oleh Anning pada tahun 1823. Gambar dari Geological Society

Dalam sebuah surat, ia menulis: “Dunia ini telah memperlakukan saya dengan sangat tidak baik, dan hal itu membuat saya mencurigai semua orang”. Satu-satunya tulisan ilmiahnya yang diterbitkan semasa hidupnya muncul dalam Magazine of Natural History pada tahun 1839, yang ditujukannya kepada editor majalah tersebut untuk mempertanyakan penemuan fosilnya yang diklaim oleh orang lain.

Penemuan

Mary Anning melakukan pencarian fosil di wilayah tebing Blue Lias, terutama saat musim dingin ketika terjadi tanah longsor yang memunculkan fosil baru dan harus cepat diambil sebelum menghilang ke dalam lautan. Pekerjaan ini cukup berbahaya, bahkan ia nyaris kehilangan nyawanya pada tahun 1833 dalam longsor yang menewaskan anjingnya, Tray.

“Plesiosaurus” macrocephalus ditemukan oleh Mary Anning pada tahun 1830. Gambar oleh William Buckland

Penemuannya termasuk fosil ichthyosaurus pertama yang sukses diidentifikasi, fosil plesiosaurus pertama di luar Jerman, dan membuktikan bahwa korpolit, yang pada saat itu dikenal dengan batu bezoar, merupakan fosil kotoran hewan purba. Ia juga berhasil membuktikan bahwa belemnoidea memiliki kantung tinta seperti sefalopoda modern.

Ketika geolog Henry De la Beche melukis Duria Antiquior, lukisan pertama yang menjelaskan mengenai kehidupan prasejarah berdasarkan rekonstruksi fosil, ia merujuk pada fosil yang ditemukan oleh Anning.

Kematian

Spesimen holotype dari Dimorphodon macronyx ditemukan oleh Mary Anning pada tahun 1828

Mary Anning  meninggal pada 9 Maret 1847 pada umur 47 tahun akibat Kanker p4yud4ra yang dideritany dan dimakamkan di Gereja St. Michael, Lyme Regis 50,725471°LU 2,931701°BB.

Setelah kematiannya kisah hidupnya yang tidak biasa mulai menarik perhatian banyak orang.

Charles Dickens menulis tentang dirinya pada tahun 1865, Dickens mengungkapkan bahwa “Si anak tukang kayu telah meraih nama atas perjuangannya, dan layak mendapatkannya.”  Pada tahun 2010, 163 tahun setelah kematiannya, Royal Society memasukkan nama Anning dalam daftar sepuluh wanita Britania yang paling berpengaruh dalam sejarah sains. (blogpenemu.blogspot.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *