[Lengkap] Pengertian Enkripsi, Sejarah, Fungsi, dan Contohnya

[Lengkap] Pengertian Enkripsi, Sejarah, Fungsi, dan Contohnya – Saat kita menggunakan sebuah website yang biasanya memiliki layanan manajemen akun di dalamnya kita biasanya memiliki password.

Biasanya website yang menyimpan password pengguna akan menggunakan protokol HTTPS untuk kemamanan informasi.

Sebenarnya informasi yang kita kirimkan saat login ke sebuah web akan dienkripsi sehingga sulit untuk diketahui orang lain.

Ada banyak cara mencuri informasi seseorang saat menggunakan internet, salah satunya adalah teknik sniffing.

Daftar Isi :

Apa Itu Enkripsi ?

Definisi Enkripsi

Arti Enkripsi merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengubah informasi menjadi karakter yang berbeda dari sebelumnya.

Misalnya saat kita memiliki password “conToH7#p4swD” maka saat dienkripsi informasi dapat berubah menjadi karakter lain seperti “+w68K8u@%*=PNk$w”.

Dengan karakter yang telah di enkripsi yang rumit tersebut orang lain tidak bisa menggunakannya untuk meretas akun pengguna.

Oleh karena itu, berhati hatilah saat menggunakan wifi publik terutama jika web yang kalian akses tidak mengenkripsi informasi.

Saat kamu menggunakan wifi publik yang kita tidak tau kemananannya sangat disarankan menggunakan VPN yang terpercaya.

Meskipun peretas akan dapat melihat bahwa kita terhubung ke internet melalui Wi-Fi publik, mereka tidak akan dapat melihat detail lalu lintas yang dikirimkan.

Enkripsi vs Dekripsi

Enkripsi yaitu metode mengkodekan dan menyamarkan isi pesan yang dilakukan oleh pengirim pesan. Dekripsi, yaitu proses penguraian kode oleh penerima pesan dari informasi yang dikirmkan dalam enkripsi.

Keamanan yang disediakan oleh enkripsi secara langsung terkait dengan jenis cipher yang digunakan untuk mengenkripsi data — kekuatan kunci dekripsi yang diperlukan untuk mengembalikan ciphertext ke plaintext.

Di Amerika Serikat, algoritma kriptografi yang disetujui oleh Federal Information Processing Standards (FIPS) atau National Institute of Standards and Technology (NIST) harus digunakan kapan pun layanan kriptografi diperlukan.

Definisi Enkripsi

Pengertian Enkripsi

Secara umum definisi Enkripsi yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengamankan informasi dengan cara mengubah karakter asli (Plain Text, Numbers, Symbols) menjadi karakter terenkripsi (Encrypted Characters) yang hanya dipahami oleh orang yang mengetahui cara mendekripsi data tersebut.

Data yang diamankan nantinya hanya akan dipahami oleh orang yang mengetahui metode enkripsi tersebut.

Dalam dunia komputer, enkripsi digunakan untuk mengubah plaintext yang dapat dibaca manusia menjadi teks yang dibuat acak yang sulit atau tidak dapat dipahami (ciphertext).

Singkatnya, enkripsi difungsikan untuk mengambil dan mengubah data yang dapat dibaca menjadi format acak yang sulit dipahami untuk mengamankan sebuah informasi.

Pengertian Enkripsi

Apa Itu Enkripsi

Enkripsi adalah metode di mana informasi diubah menjadi kode rahasia yang menyembunyikan arti sebenarnya dari informasi tersebut. Ilmu mengenkripsi dan mendekripsi informasi disebut kriptografi.

Dalam komputasi, data yang tidak terenkripsi juga dikenal sebagai plaintext, dan data yang dienkripsi disebut ciphertext. Rumus yang digunakan untuk mengkodekan dan mendekode pesan disebut algoritma enkripsi, atau cipher.

Agar efektif, cipher menyertakan variabel sebagai bagian dari algoritma. Variabel tersebut dikenal dengan istilah Key yang membuat keluaran cipher menjadi unik.

Ketika pesan terenkripsi dicegat oleh entitas yang tidak berwenang, penyusup harus menebak sandi mana yang digunakan pengirim untuk mengenkripsi pesan, serta kunci apa yang digunakan sebagai variabel. Waktu dan kesulitan menebak informasi inilah yang membuat enkripsi menjadi alat keamanan yang kuat.

Enkripsi telah menjadi cara lama untuk melindungi informasi sensitif. Secara historis, pernah digunakan oleh militer dan pemerintah. Di zaman modern, enkripsi digunakan untuk melindungi data yang disimpan di komputer dan perangkat penyimpanan, serta data dalam perjalanan melalui jaringan.

Sejarah Enkripsi

Sejarah Perkembangan Penemuan Enkripsi

Untuk memahami lebih jelas mengenai enkripsi, kita perlu mempelajari terlebih dulu asal mula penemuan enkripsi pada masa lalu.

1. Enkripsi Jaman Kuno

Sekitar tahun 60 SM: Julius Caesar menciptakan sandi pengganti yang menggeser karakter sebanyak tiga tempat: A menjadi D, B menjadi E, dan seterusnya. Metode pengkodean yang sederhana dan efektif pada saat itu.

1553: Giovan Battista Bellaso membayangkan cypher pertama menggunakan kunci enkripsi yang tepat – kata kunci yang disepakati perlu diketahui penerima jika mereka ingin memecahkan kode pesan tersebut.

1854: Charles Wheatstone menciptakan Playfair Cipher, yang mengenkripsi pasangan huruf, bukan huruf tunggal, dan oleh karena itu, lebih sulit untuk dipecahkan.

Perbedaan enkripsi dan kriptografi?

Enkripsi vs kriptografi: Kriptografi adalah ilmu menyembunyikan pesan dengan kode rahasia. Enkripsi adalah cara untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Yang pertama adalah tentang mempelajari metode untuk merahasiakan pesan antara dua pihak (seperti kunci simetris dan asimetris), dan yang kedua adalah tentang proses itu sendiri.

Mesin Rotor Hebern

1917: Seorang Amerika, Edward Hebern, menemukan mesin elektro-mekanis di mana kuncinya tertanam dalam cakram yang berputar. Ini adalah contoh pertama dari mesin rotor (Rotor machine) untuk mengkodekan tabel substitusi yang diubah setiap kali karakter baru diketik.

1918: Insinyur Jerman Arthur Scherbius menemukan mesin Enigma untuk penggunaan komersial. Pada mesin ini terdapat lebih dari satu mesin rotor yang digunakan. Menyadari kejeniusannya, militer Jerman mulai menggunakannya untuk mengirim transmisi berkode.

Kriptografi Perang Dunia 2

1932: Ahli kriptografi Polandia Marian Rejewski menemukan cara kerja Enigma. Pada tahun 1939, Polandia membagikan informasi ini dengan dinas intelijen Prancis dan Inggris, memungkinkan kriptografer seperti Alan Turing untuk mengetahui cara memecahkan kunci, yang dapat berubah setiap hari.

1945: Claude E. Shannon dari Bell Labs menerbitkan sebuah artikel berjudul “Teori matematika kriptografi.” Pada masa ini merupakan titik awal kriptografi modern.

Kode rahasia selama berabad-abad telah digunakan pada pemerintahaan untuk mengamankan informasi: diterapkan pada diplomasi, digunakan dalam perang, dan digunakan dalam spionase.

2. Kriptografi Modern

Enkripsi Berbasis Komputer

Pada awal 1970-an: IBM membentuk ‘grup kripto,’ yang merancang sandi blok untuk melindungi data pelanggannya. Pada tahun 1973, AS mengadopsinya sebagai standar nasional – Standar Enkripsi Data, atau DES yang tetap digunakan sampai pada tahun 1997.

Dimulai sekitar tahun 1990, penggunaan Internet untuk tujuan komersial dan pengenalan transaksi komersial melalui Internet menyerukan standar enkripsi yang tersebar luas. Pada awalnya, algoritma yang paling umum digunakan adalah Data Encryption Standard (DES) yang kemudian telah digantikan oleh AES setelah kompetisi publik yang diselenggarakan oleh NIST.

Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, penggunaan algoritma kunci publik menjadi pendekatan yang lebih umum untuk enkripsi. Selain itu, pembuatan protokol baru yang dikenal sebagai Secure Socket Layer, atau SSL, membuka jalan bagi terjadinya transaksi online.

Transaksi yang banyak dilakukan pada e-commerce mulai dari pembelian barang hingga pembayaran tagihan online dan perbankan menggunakan SSL. Selain itu, karena koneksi Internet nirkabel menjadi lebih umum di antara rumah tangga, kebutuhan akan enkripsi meningkat, karena tingkat keamanan diperlukan dalam situasi sehari-hari ini.

Perbedaan Encoding dan Enkripsi

Encoding adalah proses mengubah sesuatu di dunia fisik menjadi representasi yang dapat disimpan atau dibagikan. Sama seperti sebuah foto mengkodekan apa yang dilihat, huruf dan kata mengkodekan ide dan apa yang didengar ke dalam format yang dapat disimpan atau dibagikan. Tujuan pengkodean adalah untuk menyampaikan ide-ide ini kepada penerima yang dituju. Seseorang yang tidak mengerti bahasanya, atau tidak tahu cara membacanya, tidak akan dapat memecahkan kode informasi tersebut.

Enkripsi memungkinkan seseorang untuk menyembunyikan makna informasi atau pesan sedemikian rupa sehingga hanya mereka yang mengetahui metode rahasia yang dapat membacanya. Untuk waktu yang sangat lama, orang memiliki banyak alasan berbeda untuk ingin menyembunyikan informasi dari orang lain. Contoh sejarah paling awal adalah untuk menyembunyikan rahasia dagang, rahasia militer, dan korespondensi rahasia antara mata-mata. Prinsip enkripsi yang sama ini sekarang digunakan untuk melindungi komunikasi internet.

Fungsi Enkripsi

Fungsi Enkripsi

Pentingnya enkripsi ? Enkripsi memainkan peran penting dalam mengamankan berbagai jenis aset teknologi informasi (TI).

Setelah memahami pengertian dan sejarah enkripsi lalu berikut ini merupakan penjelasan manfaat dan fungsi yang bisa didapat dari enkripsi.

  • Kerahasiaan (Confidentiality) – mengkodekan isi pesan sehingga informasi tidak dapat dipahami oleh pihak lain yang tidak berwenang.
  • Otentikasi (Authentication) – memverifikasi asal pesan.
  • Integritas (Integrity) – membuktikan isi pesan tidak berubah sejak dikirim.
  • Non-Repudiation – mencegah pengirim menyangkal bahwa mereka mengirim pesan terenkripsi.

Cara Kerja Enkripsi

Cara Kerja Enkripsi

Pada awal proses enkripsi, pengirim harus memutuskan sandi mana yang paling baik untuk menyamarkan makna pesan dan variabel apa yang akan digunakan sebagai kunci untuk membuat pesan yang dikodekan menjadi unik.

Jenis cipher yang paling banyak digunakan terbagi menjadi dua kategori: simetris dan asimetris.

Cipher simetris, juga dikenal dengan istilah secret key encryption dengan memakai kunci tunggal. Kunci tersebut disebut juga sebagai rahasia bersama (shared secret) karena pengirim atau sistem komputasi yang melakukan enkripsi perlu membagikan kunci rahasia dengan semua entitas yang berwenang sehingga dapat mendekripsi pesan nantinya. Enkripsi jenis kunci simetris biasanya jauh lebih cepat daripada enkripsi asimetris. Cipher kunci simetris yang paling banyak digunakan adalah AES (Advanced Encryption Standard), yang biasa dirancang untuk melindungi informasi rahasia pemerintah.

Cipher asimetris, juga dikenal sebagai public key encryption, menggunakan dua kunci yang berbeda — tetapi terhubung secara logis –. Jenis kriptografi ini sering menggunakan bilangan prima untuk membuat kunci karena secara komputasi sulit untuk memfaktorkan bilangan prima yang besar dan merekayasa balik enkripsi. Algoritma enkripsi Rivest-Shamir-Adleman (RSA) saat ini merupakan algoritma kunci publik yang paling banyak digunakan. Dengan RSA, kunci publik atau pribadi dapat digunakan untuk mengenkripsi pesan; kunci mana saja yang tidak digunakan untuk enkripsi menjadi kunci dekripsi.

Saat ini, banyak proses kriptografi menggunakan algoritme simetris untuk mengenkripsi data dan algoritme asimetris untuk menukar kunci rahasia dengan aman.

Contoh Jenis Enkripsi

Contoh Jenis Enkripsi

Terdapat macam macam tipe enkripsi yang dapat digunakan dan diterapkan untuk mengamankan informasi, antara lain yaitu :

1. AES (Advanced Encryption Standard) adalah cipher blok simetris yang digunakan oleh pemerintah AS guna melindungi informasi rahasia; itu diimplementasikan pada perangkat lunak serta perangkat keras di seluruh penjuru dunia untuk mengenkripsi data yang sensitif. Pada tahun 1997 NIST memulai melakukan pengembangan AES setelah mengumumkan perlunya algoritma penerus untuk DES (Data Encryption Standard), yang mulai rentan terhadap serangan brute force.

2. DES merupakan metode enkripsi data kunci simetris yang saat ini sudah jarang digunakan. DES bekerja dengan menggunakan kunci yang sama untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan, sehingga pengirim dan penerima harus mengetahui dan menggunakan kunci pribadi yang sama. Seiring berkembanganya teknologi, DES telah digantikan oleh algoritma AES yang lebih aman.

3. Diffie-Hellman Key Exchange, juga disebut pertukaran kunci eksponensial, adalah metode enkripsi digital yang menggunakan angka yang dipangkatkan untuk menghasilkan kunci dekripsi berdasarkan komponen yang tidak pernah ditransmisikan secara langsung, sehingga membuat tugas calon pemecah kode memerlukan usaha luar biasa secara matematis.

4. ECC (Elliptical Curve Cryptography) menggunakan fungsi aljabar untuk menghasilkan keamanan antara pasangan kunci. Algoritme kriptografi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan efisien serta dapat menghasilkan tingkat keamanan yang sebanding dengan kunci kriptografi yang lebih pendek. Ini menjadikan algoritme ECC pilihan yang baik untuk perangkat internet of things (IoT) dan produk lain dengan sumber daya komputasi terbatas.

5. QKD (Quantum Key Distribution) adalah metode yang diterapkan untuk pesan terenkripsi dimana kunci enkripsi dihasilkan menggunakan sepasang foton terjerat yang kemudian ditransmisikan secara terpisah ke pesan. Keterjeratan kuantum memungkinkan pengirim dan penerima mengetahui apakah kunci enkripsi telah dicegat atau diubah bahkan sebelum transmisi tiba. Ini karena, di alam kuantum, tindakan mengamati informasi yang dikirimkan mengubahnya. Setelah ditentukan bahwa enkripsi aman dan tidak disadap, izin diberikan untuk mengirimkan pesan terenkripsi melalui saluran internet publik.

6. RSA (Rivest–Shamir–Adleman) pertama kali dideskripsikan secara publik pada tahun 1977 oleh Ron Rivest, Adi Shamir dan Leonard Adleman yang berasal dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Banyak protokol yang menggunakan enkripsi ini seperti Secure Shell (SSH), OpenPGP, Secure Sockets Layer (SSL)/TLS dan Secure/Multipurpose Internet Mail Extensions (S/MIME) mengandalkan RSA untuk fungsi enkripsi serta tanda tangan digital.

Kelebihan dan Kekurangan Enkripsi

Kelebihan dan Kekurangan Enkripsi

Kelebihan Enkripsi

Tujuan utama enkripsi adalah untuk melindungi kerahasiaan data digital yang disimpan pada sistem komputer atau dikirimkan melalui internet atau jaringan komputer lainnya.

Selain keamanan, adopsi enkripsi sering didorong oleh tuntutan untuk memenuhi peraturan kepatuhan yang ada. Sejumlah organisasi dan badan standar merekomendasikan atau mengharuskan data sensitif dienkripsi untuk mencegah pihak ketiga yang tidak berwenang atau pelaku ancaman mengakses data. Misalnya, Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran (PCI DSS) mengharuskan pedagang untuk mengenkripsi data kartu pembayaran pelanggan saat disimpan dan dikirim melalui jaringan publik.

Kekurangan Enkripsi

Meskipun enkripsi dirancang untuk mencegah entitas yang tidak berwenang untuk memahami data yang mereka peroleh, dalam beberapa situasi, enkripsi dapat membuat pemilik data tidak dapat mengakses data juga.

Manajemen kunci adalah salah satu tantangan terbesar dalam membangun strategi enkripsi karena kunci untuk mendekripsi teks sandi harus berada di suatu tempat tersebut, dan penyerang sering kali memiliki pemahaman yang cukup bagus tentang di mana mencarinya.

Ada banyak praktik terbaik untuk manajemen kunci enkripsi. Hanya saja, manajemen kunci menambahkan lapisan kerumitan ekstra pada proses pencadangan dan pemulihan. Jika terjadi masalah besar, proses pengambilan kunci dan menambahkannya ke server cadangan baru dapat meningkatkan waktu yang diperlukan untuk memulai operasi pemulihan.

Memiliki sistem manajemen kunci tidaklah tidak cukup. Administrator harus membuat rencana komprehensif untuk melindungi sistem manajemen kunci. Biasanya, ini berarti mencadangkannya secara terpisah dari yang lainnya dan menyimpan cadangan tersebut dengan cara yang memudahkan untuk mengambil kunci jika terjadi masalah skala besar. (adammuiz.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *