[Lengkap] Apa itu Diagnosa ?

[Lengkap] Apa itu Diagnosa ? – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Diagnosa yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, syarat, ciri, manfaat, tahapan dan pengolahan, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Daftar Isi :

Pengertian Diagnosa

Secara etimologi, diagnosa berasal dari bahasa Yunani dari kata Gnosis berarti ilmu pengetahuan. Jadi pengertian diagnosis secara terminologi ialah penetapan suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetahuan.

Yang maksudnya setiap penyiampangan dari keadaan normal ini dikatakan sebagai suatu keadaan abnormal/anomali/kelainan. Secara umum, pengertian diagnosa ialah istilah kedokteran yang berarti suatu proses menemukan penyebab pokok dari masalah-masalah organisasi yang dipergunakan.

Sedangkan dalam pengertian dan perspektif lebih luas, diagnosa diartikan sebagai sesuatu terdapat prinsip kolaboratif antara tim manajemen dengan konsultan PO untuk menemukan informasi, menganalisa dan menentukan tindakan intervensi.

Diagnosa merupakan pendekatan sistematis terhadap pemahaman dan gambaran kondisi terkini organisasi yang merinci pada hakekat permasalaham dan identifikasi faktor penyebab yang memberikan dasar untuk pilih strategi perubahan dan teknik yang paling tepat.

Orientasi masalah dalam dimana diagnosa berfungsi dalam menemukan dan memecahkan masalah sebenarnya yang dihadapi organisasi jalan keluar. Sedangkan orientasi kemajuan diagnosa hanya memikirkan perbaikan dan kemajuan dalam organisasi.

Baca Juga : Apa Sih Embedded Sistem Itu ?

Syarat Diagnosa

Pahami organisasi sebagai sistem terbuka, maksud dari sistem dalam diagnosa yang dalam bahasa diartikan “Whole Compounded Of Several Parts” ( suatu keseluruhan yang tersusun dari beberapa bagian ) An organized, functioning relationship among units or components “hubungan-hubungan yang berlangsung di antara unit atau komponen secara terorganisir/teratur”.

Ciri-Ciri Diagnosa

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri diagnosa, terdiri atas:

  1. Kesederhanaan yakni informasi yang digali tidak rumit, dipresentasikan oleh konsultan kepada klien dengan cara yang mudah dicerna oleh klien.
  2. Kejelasan akan konsultan yang mampu memilih dan juga dengan menggunakan instrumen tolok ukur tentang apa yang terjadi dalam suatu organisasi yang menyebabkan lahirnya ketidakseimbangan.
  3. Keterlibatan multistakeholders mutlak perlu dilakukan.
  4. Selain itu dengan melakukan identifikasi faktor-faktor utama dengan tujuan untuk digunakan kumpulan variable utama tanpa distorsi atau rekayasa “key success factors”.
  5. Menyoroti faktor-faktor kritikal, critical factors analysis, tak terjebak pada faktor periferal.
  6. Penumbuhan rasa urgensi yang berarti menghasilkan kesadaran perubahan memang penting yang didukung oleh setiap pihak dengan tujuan untuk menghadapi berbagai tantangan organisasi.

Jenis-Jenis Diagnosa

Berdasarkan pendapat Salzmann “1950” yang membedakan diagnosis terdiri atas 5 antara lain yaitu:

  • Diagnosis Medis “Medical Diagnosis”Suatu diagnosis yang menetapkan keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit yang membutuhkan tindakan medis/pengobatan.
  • Diagnosis Ortodontik “Orthodontic Diagnosis”Diagnosis menetapkan keadaan normal atau kelainan atau anomali oklusi gigi-gigi “bukan penyakit” yang membutuhkan tindakan rehabilitasi.
  • Diagnosis Biogenetik “Biogenetic Diagnosis”Diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi-geligi “maloklusi” berdasarkan atas faktor-faktor genetik atau sifat-sifat yang diturunkan “herediter” dari orang tua terhadap anak-anaknya.
  • Diagnosis Sefalometrik “Cephalometric Diagnosis”Yaitu diagnosis mengenai oklusi gigi-geligi yang ditetapkan berdasarkan atas data-data pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram “Rontgen kepala”, misalnya Maloklusi klas II Angle tipe skeletal.
  • Diagnosis Gigi Geligi “Dental Diagnosis”Diagnosis ditetapkan sesuai atas hubungan gigi-geligi yang berdasarkan hasil pemeriksaan secara klinis atau intra oral atau pemeriksaan terhadap model studi.

Manfaat Diagnosa

Berikut ini terdapat beberapa manfaat dari diagnosa, terdiri atas:

  1. Untuk menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang
  2. Untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal
  3. Sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan.
  4. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran suatu penyakit atau wabah.

Tahapan Diagnosa

Berikut ini terdapat beberapa tahapan diagnosa, terdiri atas:

1. Anamnese

Anamnese adalah berkaitan dengan keluhan berupa gejala (symptom) yang dirasakan oleh penderita pasien. Disini informasi berdasarkan hasil observasi subjektif pasien terhadap dirinya.

2. Tanda (sign)

Tanda (sign) adalah berupa hasil pengamatan dokter atau pemeriksa kesehatan yang boleh dikatakan merupakan suatu observasi objektif yang dilakukan terhadap pasien atau penderita.

3. Tes (uji / pemeriksaan)

Adalah berupa upaya diagnostik dengan mempergunakan bantuan hasil uji alat-alat laboratorium atau alat teknik pemeriksaan lainnya, contohnya Rontgen atau ECG.

Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit ketiga prosedur ini dianggap sebagai suatu prosedur lengkap untuk mencapai suatu diagnosis pasti atau benar. Namun tidaklah mudah untuk untuk melakukan ketiga prosedur dalam menegakkan diagnosa karena :

  • Memerlukan waktu yang lama, sementara diagnosis diharapkan segera.
  • Faktor biaya pelaksanaan, khususnya pemeriksaan dengan menggunakan alat-alat laboratorium modern yang mahal.
  • Adanya subjektivitas dan kelemahan dari masing-masing cara.

Pengolahan Diagnosa

Berikut ini terdapat beberapa pengolahan diagnosa, terdiri atas:

  1. Kodifikasi Diagnosa

Kodifikasi diagnosa adalah pemberian kode pada diagnosa dengan menggunakan huruf, angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Diagnosa dan tindakan yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang kesehatan.

Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan untuk meyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan. Penyeragaman kode penyakit ini terdapat dalam buku ICD – 10.

ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems dimana memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional  yang disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional. Klasifikasi penyakit bisa didefinisikan sebagai sebuah sistem kategori tempat jenis penyakit dimasukkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, misalnya kriteria anatomi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala.

Tujuan dan manfaat dari kodifikasi penyakit antara lain:

  • Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan yang sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai negara atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
  • Menerjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari kata menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan, pemetikan dan analisis data dengan mudah.
  • Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang terlibat dan situasi yang dihadapinya.
  • Mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lain yang tercatat pada berbagai jenis catatan kesehatan.
  • Analisis biaya kesehatan
  1. Indeks Penyakit

Indeks penyakit merupakan tabulasi jenis penyakit tertentu yang telah ditetapkan diagnosis akhir penyakitnya dan telah dilakukan pengkodean penyakit berdasarkan ICD – 10. Secara manual, indeks penyakit pasien ini juga terwujud dalam bentuk kartu, dengan ketentuan setiap jenis penyakit yang sama menggunakan satu kartu yang sama. Namun dewasa kini telah banyak dilakukan indeks penyakit secara komputerisasi. Fungsi dari indeks penyakit pasien ini meliputi :

  • Memudahkan dalam menelusuri setiap nomor rekam medis dan nama pasien yang memiliki jenis penyakit yang sama yang dikelompokan berdasarkan pengkodean penyakit, yang digunakan untuk keperluan tertentu, misal : penelitian mahasiswa.
  • Untuk menyusun laporan morbiditas.
  • Dapat digunakan sebagai sumber data statistik rumah sakit.
  • Dapat digunakan sebagai suatu informasi dalam manajemen institusi pelayanan kesehatan.

Demikianlah pembahasan mengenai Diagnosa semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua.(dosenpendidikan.co.id)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *