Kenali Jenis-jenis Trafo pada Rangkaian Elektronika – Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika, jenis-jenis trafo sangat bervariasi, karena komponen ini memiliki peran yang sangat penting pada pembuatan projek elektronika. Jika kita amati, hampir semua jenis alat-alat elektronika menggunakan komponen transformator, diantaranya adalah televisi, komputer, gadget, dan lain-lain.
Pada dasarnya, transformator hanyalah komponen yang terdiri dari lilitan-lilitan tembaga yang disusun sedemikian rupa yang fungsinya untuk memindahkan tenaga listrik dari primer ke sekunder melalui induksi elektromagnet.
Karena rata-rata rangkaian elektronika menggunakan tegangan catu yang rendah, maka penggunaan trafo mutlak diperlukan sebagai pengganti baterai untuk menurunkan tegangan jala-jala PLN 220V menjadi tegangan yang lebih rendah, misalnya 6V, 9V, 12V dan lain-lain sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.
Secara umum, jenis-jenis trafo yang paling sering digunakan pada rangkaian elektronika terbagi dua, yaitu trafo step-up dan trafo step-down.
Daftar Isi :
1. Trafo Step-up
Trafo Step-Up adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menaikan tegangan bolak-balik (AC).
Trafo Step-Up disebut juga dengan trafo penaik tegangan. Pada trafo Step-Up, jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada lilitan kumparan primer.
Trafo Step-Up dapat dijumpai di jaringan-jaringan pembangkit listrik. Di elektronika sendiri, trafo step-up banyak dijumpai pada rangkaian inverter, televisi, dan rangkaian yang memerlukan tegangan tinggi lainnya.
2. Trafo Step-Down
Trafo Step-Down adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Kebalikan dari trafo step-up, trafo step-down disebut juga dengan trafo penurun tegangan.
Pada trafo step-down ini, jumlah lilitan primer lebih banyak daripada lilitan sekunder. Trafo ini banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika terutama yang membutuhkan tegangan catu rendah.
Kemudian, Jenis-jenis trafo jika ditinju berdasarkan kegunaannya adalah sebagai berikut:
Trafo Frekuensi Rendah
Trafo frekuensi rendah merupakan trafo yang bekerja pada frekuensi audio (20Hz-20kHz) dan frekuensi diatasnya selama masih dalam cakupan frekuensi rendah. Ciri-ciri trafo yang bekerja pada frekuensi rendah biasanya menggunakan inti besi lunak, terutama untuk range frekuensi audio.
1. Trafo Adaptor
Trafo step-down yang ditambahkan dengan rangkaian penyearah untuk menghasilkan tegangan DC disebut juga dengan adaptor.
Biasanya didalam sebuah adaptor yang bagus sudah dilengkapi dengan rangkaian regulator tegangan agar arus DC yang keluar lebih bersih (tidak menimbulkan dengung akibat arus AC yang bocor).
Trafo adaptor beserta rangkaian pendukungnya lazim digunakan oleh para hobi elektronika sebagai penganti baterai dalam pembuatan proyek rangkaian elektronika.
2. Trafo Output/Input
Trafo output dan output disebut juga dengan trafo OT/IT. Trafo jenis ini digunakan untuk keperluan kopling audio pada rangkaian amplifier yang masih menggunakan sistem push-pull.
Trafo OT/IT saat ini masih dipakai pada amplifier merk TOA untuk keperluan gedung-gedung, tempat ibadah dan tempat-tempat lain yang dikhususkan untuk keperluan khalayak ramai.
Biasanya amplifier jenis push-pull yang menggunakan trafo OT/IT akan dominan pada suara medium. Contoh trafo Output/Input adalah tipe OT240, IT240, OT426, IT426.
Trafo Frekuensi Menengah
Trafo frekuensi menengah disebut juga dengan trafo IF (Intermediate Frequency). Sesuai dengan namanya trafo jenis ini bekerja pada frekuensi menengah. Untuk Kegunaannya, trafo IF banyak dipakai pada radio-radio penerima AM/FM.
Pada trafo IF sudah terdapat lilitan primer dan sekunder yang di paralel dengan sebuah kapasitor khusus untuk keperluan frekuensi menengah sehingga menjadi sebuah rangkaian resonansi L-C.
Frekuensi IF sudah ada standarisasinya, yang mana untuk keperluan AM (Amplitudo Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 455kHz, sedangkan untuk keperluan FM (Frequency Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 10,7 MHz.
Trafo Frekuensi Tinggi
Trafo jenis ini bekerja pada frekuensi tinggi yang banyak dipakai untuk keperluan pembangkitan frekuensi (osilator), lilitan resonansi, dan flyback pada rangkaian televisi tabung.
Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator disebut juga dengan spul osilator. Lilitan osilator yang lazim digunakan terdapat dua jenis, yaitu osilator Hartley dan osilator Coolpits.
Selain itu pada frekuensi tinggi, trafo jenis ini banyak digunakan sebagai trafo resonansi, yang mana trafo resonansi ini difungsikan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dan pemancarnya. Trafo resonansi ini disebut juga denga spul antena.
Trafo Switching
Trafo switching merupakan salah satu komponen trafo yang digunakan pada power supply yang menggunakan teknologi swithing.
Power supply jenis ini menggunakan sistem pembangkitan frekuensi tinggi yang mempunyai efisiensi yang lebih baikm dibandingkan dengan power supply biasa yang masih menggunakan trafo frekuensi rendah.
Trafo switching mempunyai kelebihan dibandingkan dengan trafo power supply biasa, yaitu dimensi pada power supply switching bisa dipangkas hingga mencapai 80%.
Begitu juga dengan beratnya. Contoh, sebuah power supply biasa dengan arus 20 Ampere akan mempunyai dimensi yang besar dan beratnya bisa mencapai 25kg.
Dengan power supply switching dengan arus yang sama mungkin beratnya tidak lebih dari 1,5kg. begitu juga dengan dimensinya akan jauh lebih kecil.
Trafo switching pada power supply switching banyak digunakan pada alat elektronika modern seperti printer, DVD player, PSU komputer, charger laptop, dan lain-lain. (skemaku.com)
Info ruanglab lainnya:
- Cara Menghitung Nilai Resistor 4 Warna dan 5 Warna
- Pengertian Transformator, Fungsi dan Cara Kerjanya
- Rumus Kapasitor dan Cara Menghitungnya