Jenis Sajadah dan Perkembangannya

Jenis Sajadah dan Perkembangannya – Salah satu syarat sah shalat yakni sucinya badan, pakaian serta tempat yang digunakan untuk shalat. Untuk itu biasanya seorang muslim selalu membawa sajadah saat akan ke masjid. Namun tahukah antum, berasal darimanakah sajadah pertama serta jenis sajadah yang ada di sekitar kita.

Keberadaan sajadah sendiri telah melewati perjalanan yang cukup panjang dan melalui pengaruh peradaban Islam. Namun demikian, istilah alat penutup suci ini atau Sajadah tidak ditemukan di dalam Al Quran maupun Hadist, dan memang Rosululloh pun tidak pernah mewajibkan untuk memakai sajadah dalam shalat, hanya menekankan shalatlah pada tempat  yang bersih dan suci.

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad Saw saat melaksanakan shalat hanya menggunakan pelepah kurma yang kala itu lantai masjid masih terbuat dari pasir (HR Muslim). Sedangkan menurut keterangan lainnya dari HR Bukhari dan Muslim, Rosululloh pernah menggunakan penutup dari kain bercorak, namun ternyata kain tersebut malah mengganggu kekhusukan shalatnya, lantas beliaupun menggunakan kain yang polos atau tidak bercorak.

Secara teknis, sajadah terlahir dari keinginan umat islam zaman dulu untuk beribadah di manapun dalam keadaan bersih dan suci. Dalam kitab ibnu Batutah, dikisahkan “Orang-orang pinggiran Kairo Mesir yang telah memeluk islam, saat melaksanakan Shalat Jumat, mereka biasanya membawa penutup alas tanah terbuat dari pelepah pisang atau korma seperti halnya Rosululloh.

Namun, sepulang dari Haji, Orang mesir membeli karpet atau penutup alas untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Karpet ini lebih tebal dari kain biasa dan memiliki corak dan gambar-gambar tertentu, misalnya salib. Dari sinilah, para muslim Mesir terinspirasi dari para pedagang kristen tersebut untuk membuat karpet suci umat islam, yakni dengan mengganti gambar atau corak dengan identitias umat islam, misalnya gambar ka’bah.

“Dalam peradaban Islam, sajadah memiliki makna simbolis yang sangat kuat dan secara tradisional dirawat dengan cara yang suci, misalnya tidak diletakan di tempat  yang kotor atau sembarangan. Hal itu menunjukan umat islam memiliki rasa tanggung jawab serta rasa hormat yang besar saat akan menghadap Sang Pencipta.”

Jenis sajadah tradisional ditenun dengan berbagai macam motif dan disain, biasanya berbentuk persegi panjang, asimetris dengan relung di ujung kepala. Di dalam persegi panjang orang biasanya menemukan gambar simbol dan arsitektur islam. Dalam beberapa budaya di dunia, dekorasi pada sajadah tidak hanya penting, tetapi memiliki rasa nilai yang dalam pada desain dan sejarah sajadah mereka.

Saat ini, terdapat ratusan jenis sajadah di dunia. Namun semua sajadah tersebut dapat dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya, corak, warna, serta ukurannya.

Berikut Sepuluh Jenis Sajadah Yang Ada Disekitar Kita

1. Sajadah Tenun

Sajadah Tenun, gambar mymodefa.com

Dari namanya, jenis sajadah ini dibuat dengan cara ditenun. Proses penenunan dilakukan dengan mesin tradisional oleh tangan-tangan terampil, menghasilkan keindahan sederhana yang mempresentasikan budaya lokal suatu bangsa. Sajadah tenun bila dikerjakan dengan metode tradisional (tanpa bantuan mesin pabrik) bisa menghasilkan produk dengan harga yang cukup tinggi.

Kenapa sajadah tenun bisa mahal! Hal itu karena bahan yang digunakan biasanya terbuat dari benang alam terbuat dari paduan kapas dan sutera serta dikerjakan secara manual sehingga memerlukan proses yang lama. Sajadah ini sangat cocok digunakan di rumah karena karakteristiknya yang praktis.

2. Sajadah Sulam

Sajadah Sulam, gambar tokopedia.com

Sajadah sulam adalah jenis sajadah yang biasanya digunakan dalam acara besar seperti shalat Idul fitri dan Idul adha. Hal itu karena karakteristik sajadah sulam yang memiliki warna dan pola yang cantik mendetail layaknya karya seni,yang dikerjakan oleh tangan-tangan terampil dengan cara disulam.

Biasanya sajadah yang disulam memiliki corak atau motif yang cerah, misalnya motif bunga, awan dan masjid. Sama seperti sajadah tenun, sajadah ini biasanya dipatok mahal jika benar-benar asli ditenun.

3. Sajadah Beludru

Sajadah Beludru, gambar myislamicdecor.com

Mungkin anda memiliki jenis sajadah satu ini, sajadah beludru. Dari namanya, sajadah ini terbuat dari dua lapis kain, pertama sebagai alas yang bertekstur agak keras dan satu lagi terbuat dari ratusan ribu helaian benang pendek halus yang membentuk beludru.

Meski tersusun dari beberapa lapisan kain, sajadah ini relatif ringan dan mudah untuk dibawa ke masjid atau traveling. Agar tetap awet, sajadah beludru harus rutin dibersihkan dan dicuci agar debu dan kotoran yang menempel hilang dan kesucian sajadah tetap terjaga.

4. Sajadah Busa

Sajadah busa, gambar wojud.com

Dibandingkan dengan ketiga sajadah diatas, sajadah busa tergolong tebal, namun jenis sajadah ini sangat digemari kalangan remaja dan anak-anak. Teksturnya yang tebal dan halus serta empuk, membuat mereka betah untuk duduk diatasnya. Sajadah ini sangat cocok menemani mereka mengaji dan shalat.

Dengan adanya busa yang terkandung di dalam sajadah, maka bentuk sajadah yang tampak lebih tebal dan agak berat. Sajadah ini kurang cocok jika dibawa ke masjid dan traveling, diperuntukan sebagai alas ibadah di rumah. Sajadah ini sangat cocok bagi anda yang memiliki keluhan kaki, sehingga nyaman saat beribadah.

5. Sajadah Batik

Sajadah batik, gambar olx.co.id

Sajadah batik lahir dari perpaduan warisan budaya lokal Indonesia dengan karpet ibadah sebagai perlengkapan ibadah. Saat ini, telah banyak produsen alat shalat memproduksi jenis sajadah ini dan mulai populer dengan berbagai variasi warna, motif batik serta ukuran. Harganya pun disesuaikan dengan kualitas bahan serta sulit tidaknya motif yang digunakan.

Pola batik yang khas membuat sajadah batik lebih menarik bagi para penggunanya, dan terkesan unlimited. Pengerjaan pola batik bisa dilakukan dengan mesin maupun manual. Selain digunakan untuk beribadah, sajadah batik bisa juga digunakan untuk souvenir pernikahan, oleh-oleh haji atau hadiah lainnya.

6. Sajadah Turki

Sajadah Turki, gambar amazon.com

Disebut sajadah turki karena memang sajadah ini berasal dari Turki, meski ada produsen dalam negeri membuat tiruan sajadah ini. Ciri utama sajadah turki yakni selalu menggunakan warna cerah, motif khas turki serta bahannya yang halus, adem dan tidak mudah kusut.

Karena warnanya yang cerah, sajadah ini cukup ideal untuk dipakai dalam kondisi gelap sekalipun. Selain memiliki aksen warna cerah, sajadah ini juga biasanya dilengkapi dengan kompas penunjuk kiblat seperti sajadah keluaran negara timur tengah lainnya. Dengan adanya kompas penunjuk kiblat mempermudah para penggunanya dalam menentukan arah kiblat secara akurat.

7. Sajadah Meshcah

Sajadah Meshcah, gambar madacarpets.com

Sajadah Meshcah disebut juga sajadah Saudi Arabia atau sajadah arab, merupakan salah satu jenis sajadah populer di tanah air. Ciri utama sajadah ini yakni terbuat dari bahan yang berkualitas, bahannya tebal serta berat. Dengan bebannya yang berat ini sangat cocok dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan ibadah yang sifatnya permanen.

Tak heran jika sajadah meshcah cocok sebagai amparan di masjid, mushola dan tempat ibadah publik lainnya. Selain tebal dan berat, sajadah ini memilili motif khas timur tengah yang kental, namun para importir biasanya meminta untuk membuat motif yang sesuai dengan selera konsumen dalam negeri.

8. Sajadah Lipat

Sajadah Lipat, gambar lazada.co.id

Untuk sebagian orang, biasanya males menenteng sajadah saat pergi ke masjid. Namun tenang, dipasaran ada sajadah lipat yang dapat masuk kedalam pocket bahkan  saku celana. Sajadah ini sangat populer di kalangan pekerja kantoran maupun orang-orang yang sering melakukan aktivitas di alam terbuka seperti camping atau lainnya.

Sajadah lipat ini sangat berguna karena mobilitas yang ditawarkan kepada para penggunanya. Karena dapat masuk saku, bahan untuk membuat sajadah ini berbahan tipis, namun kuat dan awet. Selain digunakan untuk kegiatan out door, jenis sajadah ini biasanya menjadi souvenir berbagai acara keagamaan.

9. Sajadah Rumbai

Sajadah rumbai, gambar pusatis.com

Dinamakan sajadah rumbai karena pada kedua ujung depan dan belakang terdapat rumbaian dengan pola jahitan yang unik. Biasanya jenis sajadah ini terbuat dari bahan tipis, namun lembut nyaman dipakai untuk shalat.

Sajadah rumbai umumnya mempunyai motif yang tidak pasaran artinya unik berbeda dengan sajadah lainnya. Hal itu membuat sajadah ini terkesan mewah, limitid edition, yang menemani anda untuk beribadah ataupun berdzikir di rumah.

10. Sajadah Sandar

Sajadah Sandar, gambar spekharga.cokoladaforum.com

Jenis sajadah ini terbilang unik, karena dapat dilipat sedemikian mungkin sehingga dapat menopang penggunanya untuk duduk berlama-lama di masjid, biasanya digunakan untuk ber I’tikaf atau mengaji setelah shalat. Sajadah sandar terbilang baru dan inovasi terbaru dari produk sajadah saat ini.

Penampilan sajadah ini umumnya sama seperti sajadah lainnya, namun bahannya terbuat dari dua lapisan kain yang berbeda, keras dan padat pada bagian alas dan lembut dan halus pada bagian atasnya, dimana terdapat tiga segmen yang dapat dilipat. Lipatan segemen inilah yang jika diberdirikan salah satunya, dapat membentuk segitiga yang dapat menopang punggung penggunannya.

Tips Menyuci Sajadah Agar Lebih Awet

  • Sebelum mencuci, biasakan untuk membaca aturan mencuci yang biasa terdapat pada label.
  • Beberapa sajadah berbahan lembut kemungkinan tidak dapat dicuci dengan air dan deterjen karena akan merusak bahan tersebut. Solusinya gunakan teknik dry clean.
  • Atasi noda pada sajadah dengan cairan pembersih noda, tapi ingat pastikan cairan tersebut tidak akan merusak atau menghilangkan warna alami dari sajadah.
  • Untuk menghilangkan kotoran pada sajadah, rendam sajadah dalam air dingin yang sudah dicampur sabun cuci.
  • Metode pencucian, tekan-tekan hingga seluruh bagian sajadah benar-benar basah, diamkan selama kurang lebih setengah jam atau satu jam.
  • Bilas sajadah dengan air dingin hingga bersih lalu gulung sajadah dan peras agar kandungan air berkurang. Jangan memeras atau memelintir sajadah karena dapat merusak bahannya.
  • Hamparkan sajadah di atas permukaan yang datar lalu angin-anginkan hingga kering. Selain itu, anda juga dapat menggantung sajadah di atas kawat jemuran.
  • Setelah sajadah kering, anda bisa langsung menggunakannya untuk shalat atau menyimpan sajadah di tempat yang kering dan bersih.

Referensi: www.4muda.com

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *