Bagaimana Membersihkan Sampah yang Ada di Luar Angkasa?

Bagaimana Membersihkan Sampah yang Ada di Luar Angkasa? – Sejak peluncuran manusia pertama keluar angkasa hingga hari ini, sudah banyak sekali kegiatan luar angkasa yang dilakukan oleh manusia. Banyaknya kegiatan luar angkasa tersebut tentunya berjalan beriringan dengan sampah satelit serta benda lain yang dikirim manusia ke luar angkasa.

Menurut perkiraan NASA, setidaknya terdapat 23 ribu unit muatan yang dibuang, terdiri dari badan roket, dan puing-puing lainnya yang panjangnya lebih dari 10 cm mengelilingi planet ini. Benda serta sampah luar angkasa tersebut tentunya berisiko bertabrakan dengan objek lain di orbit Bumi.  

Selain itu, ada 500 ribu benda kecil lainnya dengan panjang antara 1 cm hingga 10 cm. Semua benda ini bergerak setidaknya 18.000 mil per jam dan dapat bertahan selama beberapa dekade sebelum masuk kembali ke atmosfer Bumi dan terbakar.

Saat berada di orbit, mereka menimbulkan risiko bagi satelit komunikasi komersial, pengorbit ilmiah dan cuaca, dan tentu saja Stasiun Luar Angkasa Internasional yang saat ini menjadi rumah bagi para astronaut yang sedang bertugas.

Sebuah startup teknologi luar angkasa sedang menguji cara untuk bersih-bersih sampah luar angkasa. Pada 22 Maret lalu, Astroscale, sebuah startup yang berada di Tokyo, Jepang, bekerja sama dengan badan antariksa nasional Jepang, JAXA, untuk meluncurkan mesin pengangkut sampah luar angkasa magnetik bernama End of Life Services by Astroscale demonstration atau ELSA-d.

Proyek tersebut terdiri dari dua buah pesawat luar angkasa, dimana salah satunya adalah satelit seukuran kulkas mini seberat 175 kilogram yang dilengkapi dengan magnet. Benda satunya lagi merupakan benda yang berbentuk seperti beberapa kotak pizza yang ditumpuk dan memiliki pelat magnet bundar.

Penerbangan pertama mereka adalah misi demonstrasi, yang dirancang untuk menguji seberapa baik satelit yang lebih besar dapat mengejar dan menangkap satelit yang lebih kecil, sebagai target latihan.

Jika semuanya berjalan dengan baik, skema seperti ini mungkin menjadi langkah pertama dalam menghilangkan konstelasi logam yang mengorbit Bumi.

“Kami harus membuat orang sadar bahwa untuk mengurangi jumlah puing yang ada, kami harus memastikan bahwa satelit apa pun yang akan diluncurkan ke depannya dapat dihilangkan dengan lebih mudah. Karena semakin banyak satelit yang diluncurkan, risiko tabrakan semakin tinggi,” ucap Chief Operating Officer Astroscale dan mantan pejabat NASA Chris Blackerby.

Apabila proyek ini berhasil, maka tim Astroscale akan langsung mulai merencanakan misi kedua yakni untuk mengambil pendorong roket tingkat atas Jepang yang sudah mati sekitar tahun 2023 nanti.

Selain itu, Astroscale juga tengah mengerjakan ide lain untuk dapat menghilangkan puing-puing dan sampah luar angkasa yang lebih tua. Salah satunya dengan menciptakan sebuah lengan robotik yang saat ini masih jarang dirancang oleh ilmuwan lain.(teknologi.id)

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *