Apa Itu Ruby on Rails ? – Sebelum membahas jauh tentang Ruby on Rails, apa saja kelebihannya, dan bagaimana peluang karirnya sebagai Web Developer di Indonesia, saya ingin berbagi sedikit info tentang web application.
Keberadaan platform web seperti WordPress membuat siapa saja bisa membangun website dalam hitungan menit. Namun, web yang di bangun dengan platform WordPress punya banyak keterbatasan.
Apalagi ketika Anda membangun website dengan fitur kompleks dan dinamis. Untuk hal yang satu ini, Anda memerlukan web application. Web application memungkinkan web bisa berkembang seiring dengan tingkat penggunaannya.
Sifat dinamis dan terus berkembang yang dimiliki web application membuatnya banyak digunakan oleh perusahaan besar. Youtube, Facebook, Twitter, Bukalapak, ataupun Tokopedia merupakan contoh-contoh perusahaan yang memilih menggunakan web application.
Dengan menggunakan web application, perusahaan bisa mengumpulkan data dari berbagai sumber yang kemudian ditampilkan kepada pengguna.
Lalu, sebenarnya bagaimana caranya membangun sebuah web application ? Metodenya tentu akan lebih kompleks kalau dibandingkan dengan membuat website berbasis WordPress.
Pembangunan web application tidak hanya memerlukan HTML, Javascript, serta CSS saja. Anda juga perlu menggunakan bahasa pemrograman web. Sangat banyak pilihan jenis bahasa pemrograman web yang bisa digunakan, di antaranya adalah PHP, Ruby, Phyton, dan lain-lain.
Dari berbagai pilihan bahasa pemrograman web, Ruby perlu menjadi perhatian serius. Bahasa pemrograman ini dibuat oleh Yukihiro “Matz” Matsumoto dan resmi dirilis tahun 1995.
Butuh waktu 11 tahun bagi Ruby untuk menjadi bahasa pemrograman web yang mulai diterima oleh banyak programmer. Ruby pun masuk dalam daftar 10 bahasa pemrograman terpopuler dunia dalam Octoverse yang dirilis oleh GitHub.
Ada banyak kelebihan yang membuat developer web tertarik untuk mempelajari Ruby. Kelebihan tersebut di antaranya adalah bahasa yang lebih manusiawi, sehingga sangat mudah dipelajari. Ingin tahu seberapa manusiawi bahasa pemrograman Ruby ? Simak contoh kode berikut :
7.times do puts "Hello World" end
Penulisan kode tersebut bertujuan untuk menampilkan pesan “Hello World” sebanyak 7 kali di browser Anda. Kalau Anda membandingkannya dengan bahasa PHP, Ruby jauh lebih manusiawi, kan ?
Selain itu, bahasa pemrograman Ruby memiliki cara pemakaian yang fleksibel. Tidak ketinggalan, Anda bisa menemukan library yang luas serta komunitas yang sangat besar. Namun, belajar membuat web application dengan Ruby masih belum cukup. Anda juga perlu mengenal Ruby on Rails dan fungsinya.
Daftar Isi :
Apa Itu Ruby on Rails ?
Framework menjadi kata yang sangat familier bagi para developer. Keberadaannya sangat membantu developer dalam membangun sebuah aplikasi dengan cepat, ringkas dan efektif.
Proses pembuatan website menggunakan bahasa pemrograman memerlukan pekerjaan yang dilakukan dari nol. Ketika menggunakan framework, bisa memakai berbagai peralatan yang berguna untuk mempersingkat waktu pembangunan. Tanpa framework, proses pembuatan website bisa sangat lama.
Nah, pengertian Ruby on Rails adalah sebuah framework yang bisa dimanfaatkan oleh para pengguna bahasa pemrograman Ruby.
Selain Ruby on Rails, tentu saja Anda bisa menjumpai framework lain yang bekerja untuk bahasa pemrograman Ruby, di antaranya Nancy, Celluloid, Padrino, Cuba, NYNY, dan lain-lain.
Namun, kalau ingin memiliki skill yang banyak dicari perusahaan besar, mempelajari framework ini merupakan solusi terbaik.
Jadi sebenarnya ini adalah sebuah framework yang dibangun oleh David Heinemeier Hansson. Anda dapat mengunduh dan menggunakan framework ini di website resminya secara gratis.
Framework ini pertama kali dirilis pada tahun 2005. Seiring dengan meningkatnya tingkat penggunaan, Ruby on Rails terus mengalami perkembangan. Versi 5.2.3 merupakan versi terbaru yang dirilis pada 28 Maret 2019.
Cara kerja framework ini menggunakan konsep model-view-controller (MVC). Konsep ini membagi kode dalam tiga bagian yang terpisah.
Model memiliki fungsi untuk mengatur hubungan antara objek dengan database. Model dalam Ruby on Rails juga memiliki peran yang cukup krusial dalam mengatur validasi, transaksi, serta asosiasi.
Dalam sebuah web application, Anda bisa membangun beberapa model yang masing-masing terkoneksi dengan database. Model punya kemampuan dalam mengambil, menyimpan, mengedit, serta menghapus data dari database.
View merupakan hasil presentasi data yang ditampilkan dalam format tertentu. Hasil yang muncul pada view merupakan hasil trigger dari controller. Format data yang ditampilkan pada view bisa beragam, termasuk di antaranya adalah JSON, HTML, PDF, dan sebagainya. Biasanya, hasil tampilan ada di user interface (UI).
Selanjutnya, controller merupakan bagian dalam aplikasi yang punya tugas kompleks. Controller berfungsi untuk mengatur traffic.
Di waktu yang sama, controller punya peran menggunakan model untuk melakukan query data. Selain itu, controller juga memiliki fungsi mengatur data sehingga berada dalam bentuk yang siap ditampilkan dalam view.
Kalau dianalogikan dalam sebuah sistem, controller merupakan bagian input. Sementara itu, model memiliki peran sebagai tempat untuk memproses input. Selanjutnya, view bertugas untuk menampilkan output yang dihasilkan.
Alasan Kenapa Banyak Startup Yang Menyukai Ruby on Rails
Pada tahap ini, Anda sudah mengerti konsep dasar cara kerja Ruby on Rails. Namun, Anda mungkin masih bingung bagaimana konsep tersebut membuat pengertian Ruby on Rails beda dengan framework lain. Apalagi, banyak startup yang tertarik menggunakan framework ini dalam layanannya.
Ada beberapa benefit yang bisa dimanfaatkan oleh startup ketika menggunakan Ruby on Rails, di antaranya :
1. Menawarkan Banyak Kemudahan
Banyak kemudahan yang bisa Anda dapatkan ketika menggunakan framework ini. Kemudahan-kemudahan tersebut, membuat seorang developer web application bisa menghasilkan produk berkualitas dengan usaha yang relatif lebih sedikit ketika dibandingkan dengan bekerja dengan framework lain.
Ruby on Rails merupakan framework yang bekerja dengan prinsip Convention Over Configuration. Artinya, Anda tidak perlu terlalu pusing melakukan konfigurasi ketika menyusun sebuah web application.
Kondisi ini sangat berbeda ketika Anda menggunakan framework lain seperti Django. Konfigurasinya sudah tersedia di pengaturan default di Ruby on Rails.
Kalau masih belum cukup, Ruby on Rails juga dikenal sebagai framework yang menggunakan prinsip Do not Repeat Yourself (DRY). Konsep ini merupakan metode manajemen kode yang dilakukan untuk meminimalkan adanya repetisi pola dalam aplikasi yang tengah dibangun.
Selain itu, integrasi dengan object relational mapping (ORM) library juga merupakan kemudahan berikutnya dari framework ini. ORM library punya peran dalam memudahkan adanya query ke database.
2. Pengembangan Aplikasi Lebih Cepat
Membangun web aplikasi dengan framework ini dapat dilakukan dengan cepat. Penggunaan framework ini mampu memangkas waktu pengembangan web aplikasi antara 25 sampai 50 persen. Bahkan, Anda bisa meluncurkan aplikasi berbentuk minimum viable product (MVP) dalam hitungan jam.
Ada banyak alasan kenapa proses pengembangan web application menggunakan Ruby on Rails begitu ringkas. Framework ini mendorong para developer untuk mengembangkan aplikasi dengan konsep modular. Bahkan, beberapa plugin atau gem bisa Anda dapatkan secara gratis lewat komunitas Ruby on Rails yang berkembang luas.
Membangun web apps lewat Ruby on Rails umumnya membutuhkan kode yang jauh lebih sedikit dibandingkan framework lain. Contohnya, tak jarang Anda hanya perlu menuliskan sebaris kode di Ruby yang kalau dalam bahasa pemrograman lain, seperti Java, butuh waktu setidaknya 6 baris kode.
Dengan kemampuan membangun web application yang cepat, framework ini sesuai dengan ekosistem startup. Apalagi, startup lebih mementingkan growth dibandingkan stabilitas. Dengan kecepatan tersebut, para pengguna bisa secara langsung merasakan pengalaman menggunakan prototype yang dihasilkan.
3. Mendukung Pengujian Dengan Cara Cepat
Kecepatan dalam pengembangan aplikasi di Ruby on Rails juga ditunjang dengan kemampuan menghasilkan aplikasi stabil secara cepat. Hal ini dapat dilakukan karena framework ini mendorong cara pengujian aplikasi dengan ringkas. Lewat cara ini, startup bisa mengetahui problem serta bug dalam layanannya dengan cepat.
Ruby on Rails mendorong cara pengujian yang dilakukan dengan metode test driven development (TDD) dan behavior driven development (BDD). Untuk memperoleh hasil pengujian yang maksimal, Anda bisa membangun kode pengujian otomatis sebelum menuliskan kode aplikasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengujian berjalan dalam ekosistem error-free.
4. Sintaks Yang Sangat Sederhana
Ruby, seperti yang telah disebutkan, merupakan bahasa pemrograman yang manusiawi. Sintaks-sintaks yang Anda gunakan pada bahasa pemrograman ini membuatnya dapat dipelajari dengan mudah, termasuk bagi orang awam atau nonteknis sekalipun.
Kemudahan pembelajaran ini juga membuat developer bisa melakukan transisi lebih cepat. Tak menutup kemungkinan, orang lain bakal menganggap Anda tengah menulis novel ketika menyusun kode menggunakan Ruby.
5. Maintenance dan Update Kode Yang Ringkas
Framework ini tidak hanya mendorong kemudahan dalam pengujian. Anda dapat pula melakukan maintenance serta perbaruan kode aplikasi dengan cara yang lebih mudah. Hal ini cukup krusial bagi sebuah startup, yang dalam perkembangannya kerap diiringi dengan melakukan penambahan fitur dalam layanan yang diberikan kepada pengguna.
Sistem yang mudah berkembang pada Ruby on Rails juga sangat sesuai dengan kondisi startup yang dinamis. Alur keluar masuk karyawan yang terjadi di startup sangat tinggi, termasuk di startup besar seperti Bukalapak, Tokopedia, ataupun Gojek. Cara update dan maintenance kode yang mudah, membuat karyawan baru tidak mengalami kesulitan dalam melakukan adaptasi.
6. Efisiensi Biaya
Biaya menjadi faktor yang krusial bagi sebuah startup. Apalagi, mayoritas dana yang didapatkan oleh startup berasal dari investor. Oleh karena itu, penggunaan dana harus dilakukan secara efisien.
Penggunaan Ruby on Rails menjadi salah satu cara bagi startup yang ingin memperoleh manfaat maksimal dengan biaya yang relatif minim.
Framework ini merupakan open source yang memiliki lisensi MIT. Tidak hanya itu, founder startup juga tidak perlu mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan framework. Sebagai gantinya, terdapat komunitas dengan anggota jutaan orang yang berasal dari berbagai dunia.
Framework ini juga memiliki library yang begitu komprehensif yang dapat secara bebas Anda manfaatkan. Anda juga dapat menjalankan Ruby on Rails secara lancar lewat platform Linux. Selain itu, framework Ruby ini juga bekerja secara optimal ketika digunakan pada berbagai jenis database serta web server gratis.
Peluang Web Developer Ruby on Rails di Indonesia
Dalam artikel ini, berulang kali disebutkan kalau tingkat penggunaan Ruby on Rails begitu tinggi. Namun, seberapa banyak perusahaan yang menggunakannya ? Lalu, bagaimana dengan tingkat pemakaiannya di Indonesia ?
Di tingkat global, Anda akan menemukan banyak startup yang berlomba-lomba untuk memanfaatkan framework ini. Deretan startup dan perusahaan besar yang menggunakannya di antaranya adalah, GitHub, Shopify, Basecamp, Crunchbase, Zendesk, Twitter (pada awal pengembangannya), dan lain-lain.
Namun, bagaimana dengan startup di Indonesia ?
Di Indonesia, Anda akan menjumpai kondisi yang jauh berbeda. Mayoritas para startup lebih memilih untuk menggunakan bahasa pemrograman PHP. Pilihan framework yang digunakan pun lebih beragam, di antaranya ada Laravel, CodeIgniter, Symfony, dan sebagainya.
Alasan utama yang membuat para perusahaan rintisan di Indonesia memilih menggunakan framework PHP tak lain adalah karena kemudahan dalam menemukan developer PHP.
Situasinya berbalik 180 derajat kalau Anda mencari tenaga web developer Ruby yang jumlahnya sangat jarang di Indonesia. Bahkan, bisa dibilang kalau programmer Ruby merupakan makhluk yang langka.
Namun, hal tersebut tidak membuat tenaga web developer Ruby on Rails tak punya tempat bekerja di Indonesia. Sebaliknya, situasi ini membuat Anda punya nilai tawar lebih besar di mata startup.
Apalagi, tren yang berkembang di Indonesia, startup-startup besar mulai beralih menggunakan Ruby on Rails. Hal itu mereka lakukan karena menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada di depan mata.
Kalau ingin tahu startup apa saja sih yang menggunakan framework keren dan populer ini, berikut adalah beberapa di antaranya :
Baca Juga : Trik Mengelola Belasan Hingga Puluhan PC Dengan Server Diskless
Baca Juga : [Lengkap] Apa itu Diagnosa ?
1. Bukalapak
Nama Bukalapak tentunya tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Mereka dikenal sebagai startup berstatus unicorn di Indonesia. Bukalapak juga merupakan salah satu e-commerce terbesar yang menjadi tempat berkumpulnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
2. Alodokter
Alodokter menjadi startup berikutnya yang menggunakan Ruby on Rails. Startup ini terkenal sebagai penyedia layanan konsultasi kesehatan secara online. Lewat layanan mereka, Anda dapat berkonsultasi secara langsung dengan tenaga medis, baik dokter umum ataupun spesialis.
3. Gojek
Seperti halnya Bukalapak, Gojek merupakan startup berstatus unicorn yang berasal dari Indonesia. Mereka menyediakan solusi transportasi online dengan biaya terjangkau. Saat ini, Gojek tidak hanya menyediakan layanannya di tanah air, tetapi juga di tingkat regional.
4. Jurnal
Jurnal adalah startup yang menawarkan solusi aplikasi akuntansi berbasis cloud. Lewat layanan mereka, setiap pengusaha bisa memperoleh laporan keuangan yang akurat meski tidak memiliki pengetahuan tentang laporan akuntansi.
5. Karir.com
Startup di Indonesia yang menggunakan Ruby on Rails berikutnya adalah Karir.com. Sesuai dengan namanya, Karir.com merupakan startup yang menyediakan informasi lowongan kerja serta manajemen karier.
6. KlikDokter
Layanan yang diberikan oleh KlikDokter tak jauh berbeda dibandingkan dengan Alodokter. KlikDokter menyediakan informasi kesehatan yang cukup komprehensif. Mereka juga menyediakan layanan konsultasi secara online dengan tenaga kesehatan.
7. Sribulancer
Sribulancer yang menjadi tempat berkumpulnya para freelancer di Indonesia merupakan startup pengguna Ruby on Rails berikutnya. Lewat layanan Sribulancer, pemilik usaha bisa memperoleh tenaga freelancer dengan praktis.
Penutup
Selain 7 startup tersebut, masih banyak startup lain yang menggunakan framework ini. Tren yang berkembang beberapa tahun terakhir di Indonesia, startup yang berkembang pesat beralih ke Ruby on Rails. Fitur-fitur yang dimiliki oleh framework ini mampu mendorong perkembangan startup lebih pesat.
Dengan kondisi seperti itu, mempelajari pengertian Ruby on Rails beserta fungsinya menjadi pilihan yang sangat bijak.
Bekal kemampuan ini, membuat Anda memiliki skill yang tidak hanya berguna untuk startup di dalam negeri, tetapi juga level internasional. Dengan peluang seperti itu, Anda memiliki pilihan tempat bekerja yang lebih luas.(blog.cilsy.id)
Baca Juga : Apa Itu Computer Science ?
Baca Juga : Memahami Pengertian CSS
Baca Juga : Pengertian NAT Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya