Ahli Ciptakan Satelit untuk Melacak Sampah di Lautan RI – Setiap tahunnya, sebanyak 620.000 ton sampah plastik dibuang oleh sekitar 270 juta jiwa penduduk Indonesia ke saluran air. Sampah plastik yang berserakan di mana-mana hingga memenuhi kapasitas penampungan di TPA pun menjadi pemandangan yang lazim.
Akibat pengelolaan sampah yang kurang baik, seringkali sampah-sampah yang menumpuk di Jakarta hanyut hingga ke lautan, dan berakhir di Pantai Bali. Hingga kini, sampah plastik masih menjadi permasalahan yang belum teratasi dengan baik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para ilmuwan mengembangkan teknologi pelacak sampah berupa satelit. Harapannya, masalah sampah plastik dapat teratasi dengan mengikuti pergerakan sampah dan mengumpulkannya berdasarkan pola musiman, arus air, dan angin.
Proyek pelacak sampah ini merupakan kerja sama antara Kementerian Kelautan Indonesia bersama CLS (anak perusahaan Badan Antariksa Prancis), sebagai salah satu langkah untuk mengatasi 150 juta ton sampah di lautan dunia. Proyek ini didukung oleh Bank Dunia.
- Baca Juga : Keren Rumah Ramah Lingkungan dari Plastik Daur Ulang
- Baca Juga : Hanya untuk Membuat Toilet NASA Habiskan 23 Juta Dollar
- Baca Juga : Satelit Milik Telkom Jatuh ke Bumi setelah Gagal Capai Orbit
Beberapa beacon satelit telah dikerahkan ke muara sungai di sekitar Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Pulau Sumatera, dan Palembang sejak bulan Februari lalu, yang secara rutin dipantau oleh tim.
“Kami meluncurkan suar GPS untuk mempelajari bagaimana sampah plastik masuk ke laut. Pelacak ini akan mengikuti tempat sampah berkumpul dan mendarat,” ujar Ery Ragaputra, manajer pelacakan CLS, sebagaimana dikutip dari Phys.
Satelit pelacak ini memiliki masa tahan baterai yang cukup panjang, yakni hingga satu tahun. Data-data hasil pelacakan yang dikumpulkan oleh beacon satelit secara berkala tiap beberapa jam tersebut akan dikirimkan ke markas CLS di Prancis dalam bentuk informasi.
Selanjutnya, data-data tersebut akan ditayangkan di layar markas Kementerian Kelautan. Dari data yang terkumpul itu, lokasi sampah plastik bisa diketahui sehingga bisa dilakukan pengumpulan.
- Baca Juga : Keren! Kereta Api di Inggris Ditenagai oleh Sampah Masyarakat
- Baca Juga : Mengenal Pengertian Mooring Buoy
- Baca Juga : Hidrosfer
Beberapa suar yang diluncurkan ini bisa terapung hingga berjam-jam atau beberapa hari untuk mencari lokasi sampah plastik. Salah satunya, suar yang diluncurkan di dekat Jakarta telah menempuh jarak 1.100 kilometer menuju pulau Bali. Sementara suar yang lainnya, dari Surabaya menuju hutan bakau di paling barat Sumatera.
“Sembilan puluh persen suar yang kami lepaskan terdampar setelah beberapa jam atau hari, ini memudahkan pihak berwenang Indonesia untuk mengumpulkan sampah,” ujar Jean-Baptiste Voisin, direktur anak perusahaan lokal CLS.
Tim peneliti menargetkan peluncuran suar mencapai 70 unit hingga akhir tahun. Mereka berharap, upaya pelacakan sampah ini dapat membantu membersihkan lautan Indonesia, meskipun memakan waktu hingga bertahun-tahun lamanya. Pemerintah Indonesia pun berniat untuk mengurangi jumlah sampah plastik tersebut hingga 2/3 dalam lima tahun ke depan.(teknologi.id)
Info ruanglab lainnya:
- China Luncurkan Jaringan 6G Pertama di Dunia
- Ahli Punya Ide Redupkan Matahari Agar Bumi Tak Terlalu Panas
- Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli Dan Perkembangannya
- Jepang Berencana Membuat Satelit dari Kayu