Cina Berhasil Temukan Strategi Menanam Tumbuhan di Bulan

Cina Berhasil Temukan Strategi Menanam Tumbuhan di Bulan – Penemuan  para ilmuwan dari setiap Negara tak pernah berhenti berkembang, tak terkecuali perkembangan teknologi di bidang antariksa. Semua ilmuwan berlomba-lomba untuk mempersiapkan kehidupan masa depan di luar angkasa yang lebih modern.

Disamping Cina yang tengah dalam proyeknya untuk mengalahkan pesaing terbesarnya, AS dengan  memperluas Stasiun luar angkasanya menjadi 6 modul, kini Cina menemukan sebuah rahasia agar makhluk hidup dapat bertahan dan bahkan hidup di Bulan

Baru-baru ini ilmuwan dari Cina melakukan uji coba sebuah tanaman dan mencoba untuk menumbuhkannya di luar angkasa, tepatnya di Bulan. Dalam percobaan tersebut,  mereka menumbuhkan tanaman seperti tomat dan selada dengan gaya mikro. Percobaan itu membuahkan hasil. Mereka menemukan cara baru agar tanaman bisa tumbuh subur di bulan. Rahasianya adalah dengan penyertaan bakteri yang sesuai untuk mengubah regolith bulan agar menjadi tanah yang subur.

Dalam periode selanjutnya, kedua kelompok Negara yang dipimpin oleh NASA-AS dan China-Rusia memang sudah memiliki rencana untuk membangun habitat di Bulan dengan membangun sebuah proyek artemis. Proyek artemis sendiri adalah sebuah program NASA  yang bertujuan untuk membawa kembali manusia ke Bulan di tahun 2024 mendatang dengan tujuan jangka panjangnya adalah membawa manusia ke Mars.

Dikutip dari Antariksa.republika, Melalui program tersebut, Nasa akan mengerahkan Lunar Gateway dan Artemis Gateway yang mengorbit dan berada di permukaan bulan.Sementara itu, CNSA (China National Space Administration) dengan mitranya ROSCOSMOS Rusia akan mengerahkan stasiun ILRS (International Laser Rangin Service) yang terdiri dari elemen orbit dan di permukaan Bulan.

Untuk benar-benar memastikan kemungkinan makhluk hidup bisa bertahan dan tinggal di Bulan, para astronot dan kru terus berusaha mengembangkan teknologi untuk mengolah  sumber daya lokal di  Bulan untuk memenuhi kebutuhan berupa oksigen dan biomassa serta makanan untuk manusia, hingga sumber daya untuk menyuburkan tumbuhan disana. Sumber daya lokal di Bulan yang dimaksud adalah air es bulan yang terdapat di kutub selatan bulan, dan tanah regolith.

Misi dari program Artemis yang sudah sejak lama dirancang oleh Nasa memang masih terus dalam perkembangannya. Namun Negara Cina juga tak kalah dan program Artemis ini, justru mereka tak pernah absen memberikan kejutan berupa penemuan baru.

Mereka berpendapat bahwa dengan memakai sumber daya lokal akan mengurangi ketergantungan pemakaian sumber daya dari bumi. Hal ini dirasa tidak efisien karena butuh waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi jika harus mengirim sumber daya dari bumi ke Bulan. Menurut Yitong, jika menggunakan roket dalam mengirim segala kebutuhan, program artemis ini akan mengguncang ekonomi. Pengurangan kebutuhan roket dirasa juga diperlukan, dengan tetap menomorsatukan kebutuhan dasar untuk bertahan di bumi.

“Mengingat potensi ilmiah dan ekonomi yang besar di Bulan, ke depan kita perlu membangun pangkalan berawak di Bulan. Tapi bagaimana kita bisa menyediakan makanan, oksigen, dan air untuk para awak?” kata pemimpin tim penelitian tersebut, Yitong Xia dari Fakultas Agronomi dan Bioteknologi China Agricultural University kepada Reuters, baru-baru ini.

Hal ini tentu saja harus masuk dalam perencanaan program artemis agar proyek tinggal di Bulan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Cina lalu menemukan  solusinya, terbukti dengan berhasilnya mereka dalam uji coba meneliti potensi pertumbuhan tanaman dengan berbagai eksperimen. Hasilnya, mereka sukses menumbuhkan tanaman tembakau di tanah simulasi regolith dengan bantuan bakteri.

Usaha Cina Meneliti Penanaman Tumbuhan dengan Sumber Daya Bulan

Penelitian ini dilakukan oleh China Agricultural University, Beijing.Makalah tentang temuan mereka bisa diakses di jurnal Communications Biology  

Sebelum ini para ilmuwan memang sudah memiliki cara untuk menanam tanaman di Bulan namun tetap menggunakan sumber daya dari Bumi. Diantara upaya tersebut adalah dengan membawa tanah hortikultura, membangun sistem hidroponik, atau menggunakan pengganti tanah seperti hydrogel (polymer superabsorbent yang dapat menyimpan air dan melepaskannya)

Namun Yitong merasa hal itu tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu panjang. Membawa hal itu membutuhkan banyak biaya dan waktu, menjadikan kehidupan di Bulan tidak efisien.

“Metode-metode tersebut tidak membutuhkan tanah di bulan, namun semuanya akan memakan daya dukung roket yang sangat besar, sehingga membuat rencana itu sangat mahal.”

Dilansir dari Angkasa.Republika.co.id, Tim CAU lalu menciptakan simulasi tanah yang berada di Bulan dengan menggunakan bahan vulkanik yang bersumber dari pegunungan Changbai di Provinsi Jilin, Cina. Tanah itu memiliki sifat kimia dan fisik yang mirip dengan regolith di Bulan.

Foto: IF/IFAS

Hasilnya, bakteri-bakteri tersebut membuat tanah menjadi lebih asam, menghasilkan lingkungan dengan pH rendah yang menyebabkan mineral-mineral yang mengandung fosfat larut, lalu melepaskan fosfor ke dalam tanah. Hasilnya, tanah yang diberi ketiga spesies bakteri menghasilkan tanaman dengan batang dan akar yang lebih panjang serta daun yang lebih tebal dan lebar dibandingkan dengan tanah yang tidak diberi perlakuan. 

Hal ini menunjukkan bahwa tanah bulan bisa diintervensi dengan sesuatu untuk meningkatkan kesuburannya. Besar kemungkinannya nanti membangun rumah kaca untuk budidaya hayati dengan menggunakan regolith bulan sebagai sumber daya. (teknologi.id)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *