Mengenal Pseudocode, Fungsi, dan Contohnya

Mengenal Pseudocode, Fungsi, dan Contohnya – Pseudocode adalah salah satu istilah dalam bahasa pemrograman yang merujuk pada deskripsi tingkat tinggi yang ringkas. Bedanya dengan bahasa pemrograman biasa adalah pseudocode lebih sederhana dan mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari mengenai pseudocode atau kode semu dalam dunia pemrograman. Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Pseudocode

Pseudocode adalah deskripsi tingkat tinggi bersifat informal dan ringkas atas algoritma pemrograman komputer yang menggunakan konvensi struktural atas suatu bahasa pemrograman dengan tujuan untuk dibaca oleh manusia dan bukan mesin. Pengertian tersebut dikutip dari makalah Aditya Gusti Tammam, post-graduate student Universitas PGRI Kediri dalam situs academia.edu.

Istilah pseudocode sendiri diambil dari ‘pseudo’ yang berarti palsu, imitasi, mirip, atau menyerupai yang asli. Singkatnya, pseudocode adalah kode yang mirip dengan bahasa pemrograman sebenarnya tetapi lebih mudah dibaca dan dipahami.

Selain itu, mengutip situs geeksforgeeks.org, pseudocode adalah istilah yang mengacu pada metodologi yang memungkinkan pemrogram merepresentasikan implementasi sebuah algoritma yang matang. Pseudocode atau kode semu adalah kode palsu atau perwakilan kode yang dapat dipahami oleh orang awam dengan tingkat pengetahuan pemrograman yang standar.

Fungsi Pseudocode

Mengutip Aditya Gusti Tammam dalam makalahnya, pseudocode memiliki fungsi untuk memudahkan manusia memahami bahasa pemrograman yang lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa pemrograman aslinya yang rumit.

Selain itu, geeksforgeeks.org juga menjabarkan beberapa fungsi pseudocode, antara lain:

1.    Meningkatkan keterbacaan algoritma.

2.    Menjembatani program dan algoritma atau diagram alur.

3.    Sebagai dokumentasi kasar sehingga program dari suatu pengembang dapat dengan mudah dipahami.

4.    Menjelaskan apa yang harus dilakukan setiap baris program sehingga mempermudah tahap konstruksi kode bagi pemrogram.

Struktur Pseudocode

Pseudocode terdiri atas 3 bagian, yakni deklarasi program, kamus, dan deskripsi algoritma. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Deklarasi Program

Deklarasi program adalah nama program yang digunakan. Berikut format penulisannya:

Program

2. Kamus

Kamus adalah deklarasi variabel yang akan digunakan dalam program. Berikut format penulisannya:

3. Deskripsi Algoritma

Struktur ini mendeskripsikan jalannya algoritma sebuah program. Berikut contoh format penulisannya:

– Operasi

Jumlah <- nilaiA + nilaiB

– Percabangan

if (a > 5) then

x <- 6

y <- 7

else

z <- 8

– Input

input(a)

– Output

output(a) / output(“hello”)

Contoh Pseudocode

Berikut contoh pseudocode, mengutip Aditya Gusti Tammam dan geeksforgeeks.org.

1. Contoh 1

Program Penjumlahan

Kamus

a, b : integer

hasil : integer

Deskripsi Algoritma

a <- 10

input(b)

hasil <- a + b

output(hasil)

2. Contoh 2

This program will allow the user to check the number whether it’s even or odd.

Example:

if “1”

print response

“I am case 1”

if “2”

print response

“I am case 2”

3. Contoh 3

//This program calculates the Lowest Common multiple

//for excessively long input values

import java.util.*;

public class LowestCommonMultiple {

private static long

1cmNaive(long numberOne, long numberTwo)

{

long lowestCommonMultiple;

lowestCommonMultiple

= (numberOne * numberTwo)

/ greatestCommonDivisor (numberOne, numberTwo);

return lowestCommonMultiple;

}

Cara Menulis Pseudocode

Dilansir geeksforgeeks.org, berikut cara dan tahapan menulis pseudocode:

4. Atur urutan tugas dan tulis pseudocode yang sesuai.

5. Mulai dengan pernyataan pseudocode yang menetapkan tujuan dan sasaran utama program.

6. Gunakan penamaan yang sederhana dan sesuai dengan kecenderungan manusia untuk mengikuti apa yang mudah terlihat.

7. Gunakan casing kalimat yang sesuai, misalnya huruf besar untuk konstanta dan huruf kecil untuk variabel.

8. Uraikan seluruh tugas yang akan dilakukan atau yang akan terjadi dalam kode yang sebenarnya. Jangan membuat pseudocode abstrak.

9. Gunakan struktur pemrograman standar seperti ‘if-then’ (jika-maka), ‘for’ (untuk), ‘while’ (sementara), ‘case’ (kasus) sesuai dengan penggunaannya dalam bahasa pemrograman.

10. Terapkan struktur pemrograman jika-maka, untuk, sementara, dan kasus di atas dalam bentuk pernyataan untuk membantu memahami kontrol keputusan dan mekanisme eksekusi pseudocode.

11. Periksa apakah semua bagian pseudocode lengkap, ringkas, dan jelas untuk dipahami dan diproses.

12. Jangan menulis pseudocode dengan kebiasaan pemrograman lengkap. Pseudocode harus mudah dipahami bahkan oleh orang awam, sehingga sebaiknya jangan memasukkan terlalu banyak istilah teknis.

teknik-informatika-s1.stekom.ac.id

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *