Ini Perbedaan Warna Aditif dan Warna Subtraktif serta Contohnya

Ini Perbedaan Warna Aditif dan Warna Subtraktif serta ContohnyaDalam biologi, warna dianggap sebagai reaksi fotosensitif dari mata terhadap rangsangan eksternal berupa berkas cahaya.

Pendapat itulah yang kemudian melahirkan dua istilah yakni warna aditif dan warna subtraktif, yang akan diulas di artikel ini.

Lantas, mengapa reaksi fotosensitif itu terjadi? Karena saat cahaya memasuki mata, sinar dibelokkan dan menyebarkan spektrum.

Dalam konteks itu bisa diketahui kalau warna dipengaruhi oleh pengamatan yang secara ilmiah menunjukkan rentang frekuensi tertentu.

Semakin panjang rentang frekuensinya, semakin pekat warnanya. Makanya, ada beberapa warna yang terlihat lebih hitam sementara yang lainnya cenderung terang.

Hanya saja, warna-warna tersebut cenderung tidak sama saat digunakan dalam berbagai aktivitas yang membutuhkan warna.

Misalnya, saat anda buat desain di Photoshop, warna yang digunakan di dalam aplikasi terlihat berbeda saat di cetak pakai Printer.

Mengapa ini terjadi? Karena model pencampuran warnanya berbeda. Dan sejauh ini, ada dua umum yang digunakan untuk pencampuran warna demi menghasilkan warna lain.

Pertama adalah pencampuran warna mekanis dimana satu pigmen warna dicampur dengan pigmen lain untuk membentuk warna baru. Model ini disebut dengan warna subtraktif.

Kedua dengan menggunakan cahaya optik alami untuk membentuk warna lain yang kemudian disebut dengan warna aditif.

Tapi, apa sih yang dimaksud dengan warna subtraktif? Apa pengertian dari warna aditif? Apa perbedaan warna aditif dan warna subtraktif?

Penasaran jawaban dari berbagai pertanyaan dasar diatas? Jika iya, simak artikel dibawah ini sampai habsyi.

Daftar Isi :

1. Apa itu Warna aditif?

Perbedaan Warna Aditif dan Warna Substraktif Serta Contohnya
Gambar via schemecolor.com

Warna aditif atau additive color, yang juga disebut warna primer additif, di KBBI merupakan istilah yang merujuk pada tiga warna dasar yakni merah (red), hijau (green) dan juga biru (blue).

Tiga warna diatas apabila dicampur satu sama lain akan membentuk warna baru, yang berbeda dari warna sebelumnya.

Sementara, apabila tiga warna tersebut dicampur satu sama lain dalam skala yang sama yakni 1:1:1 maka akan membentuk warna netral putih.

Karena merujuk pada tiga warna primer, dalam beberapa kasus, istilah warna aditif sering juga disebut secara bergantian dengan warna RGB atau warna primer cahaya.

Karena sifat tersebut maka warna aditif atau warna RGB hanya dipakai untuk warna dalam desain digital, layar dan lain sebagainya.

Mengapa demikian? Karena ada jutaan warna yang bisa dihasilkan dari kombinasi tiga warna tersebut tanpa harus melakukan pencampuran manual.

Dan ini tidak mungkin dicapai oleh perangkat printer fisik dan hanya diperoleh dari komponen listik yang dapat memancarkan atau mengeluarkan sinyal.

Sinyal listrik tersebut dikenal sebagai sub-piksel yang ketika digabungkan dengan sub piksel lain yang berbeda akan membentuk satu piksel.

Piksel kemudian membentuk semacam mozaik kecil untuk memunculkan gambar. Dan atas alasan inilah, satuan pengukuran untuk grafik digital disebut PPI atau Pixel Per Inch.

2. Apa itu Warna Subtraktif?

Perbedaan RGB, CMYK, HEX dan Pantone (PMS)
Gambar via schemecolor.com

Di KBBI, warna subtraktif atau subtractive color, yang disebut warna primer subtraktif adalah warna yang terdiri dari merah (red), kuning (yellow) dan juga biru (blue).

Meski demikian, dalam praktiknya, pengertian diatas cukup berbeda. Mengapa demikian? Pertama, istilah substraktif merujuk pada pigmen yang bisa menghasilkan warna lain.

Pigmen warna tersebut adalah representasi warna yang berasal dari cahaya. Artinya, zat tersebut bisa memantulkan warna.

Sumbernya sendiri bukan dari listrik melainkan komponen kimia. Karena itulah, zat tersebut boleh dipakai untuk berbagai kebutuhan percetakan, sablon, lukisan dan lain sebagainya.

Apabila warna aditif diatas adalah RGB maka warna substraktif adalah CMYK yang merupakan akronim dari Cyan, Magenta, Yellow dan Key merujuk pada istilah black untuk warna hitam.

Oh iya, perlu diketahui, warna subtraktif sebenarnya selalu diawali dengan warna putih, dalam konteks ini kertas, dan berakhir dengan warna hitam.

Artinya, apabila tiga warna pertama diatas yakni C, M dan Y dicampur dalam takaran yang sama atau 1:1:1 maka akan membentuk warna hitam.

Bukan warna hitam asli sih, tapi lebih kecoklatan. Untuk alasan itulah, diperlukan satu warna tambahan yakni hitam untuk membuat warna tersebut benar-benar hitam.

Dan hitam atau black, dalam skema warna subtraktif disimbolkan dengan K, yang merupakan akronim dari Key atau kunci.

Mengapa demikian? Karena warna tersebut adalah kunci dari agar tinta bisa menghasilkan warna hitam yang benar-benar hitam.

Pada alat percetakan yakni printer hanya menggunakan tinta cyan, magenta dan kuning saja dalam berbagai persentase untuk mengontrol jumlah cahaya merah, hijau dan biru yang dipantulkan dari kertas putih.

Untuk mendistribusikan setiap warna, print head menggunakan tint, yang merujuk pada layar titik-titik kecil yang muncul sebagai persentase dari satu warna.

Titik-titik tersebut tumpang tindih satu sama lain untuk membentuk ilusi rona. Kemudian, warna cetakan dibuat dalam pola yang sama untuk membentuk gambar.

Oleh karena itu, satuan pengukuran untuk grafik cetak ini disebut dengan DPI yang merupakan akronim dari Dots per inch.

Perbedaan Warna Aditif dan Warna Subtraktif Serta Contohnya

Lantas, apa perbedaan warna aditif dan warna subtraktif? Pasti penasaran, kan? Jika iya, simak tabel dibawah ini:

PerbedaanAditifSubstraktif
PengertianWarna aditif adalah warna cahaya yang ketika dicampur satu dengan yang lain akan membentuk warna lain yang terlihat terangWarna subtraktif adalah warna cetak yang saat mencampur warna dalam sistem ini akan menghasilkan warna yang terlihat terang
HasilMenciptakan warna baru yang lebih terangMembentuk atau menghasilkan warna yang lebih gelap
Asal warnaWarna primerWarna primer
Contoh warnaRed (merah), green (hijau) dan blue (biru)Cyan, magenta, kuning (yellow) dan hitam (Key=black)
SintesisSintesis warna aditif: Hijau + merah = kuning, biru + merah = magenta, biru + hijau = cyanKuning + magenta = merah, kuning + cyan = hijau dan magenta + cyan = biru
Campuran akhirPutihHitam (coklat tua)
PenggunaanMonitorPercetakan

Dalam teorinya, perbedaan paling mendasar dari dua warna di atas ada pada batasannya, yang dalam bahas teknis disebut gamut.

Apabila merujuk pada gamut warna ini, maka batasan gamut RGB lebih tinggi dibanding CMYK. Artinya apa?

Artinya, RBG bisa mencapai warna-warna yang lebih banyak dan kompleks yang tidak bisa didapatkan oleh kombinasi warna CMYK.

Inilah yang jadi alasan mengapa gambar yang terlihat di layar sedikit lebih berbeda dengan yang terlihat saat gambar tersebut dicetak.

Perbedaan mendasar lain ada pada aksi simultan dari sensasi warna dan bagaimana mata melihat warna itu sendiri.

Penutup

Cara paling mudah untuk mengetahui letak perbedaan antar dua warna diatas ada pada penggunaannya.

Yang mana, warna aditif khusus digunakan untuk layar monitor dan bisa menghasilkan varian warna yang lebih luas dan beragam.

Sementara, warna subtraktif khusus untuk percetakan dengan berbagai keterbatasannya. Karena itu, warna yang muncul di komputer seringkali berbeda saat di cetak. (bungkul.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *