Jintan Hitam, Tanaman Obat untuk Segala Jenis Penyakit – Jintan hitam (Nigella sativa) adalah terna, daunnya berbau segar, bijinya mengandung minyak asiri dan lemak. Tanaman ini digunakan untuk rempah-rempah dan campuran obat, misalnya untuk obat sakit perut.
Terna ini merupakan rempah-rempah yang berbentuk butiran biji berwarna hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Jintan hitam memiliki berbagai nama di beberapa negara lain, seperti kalonji (India), habbatussauda (Arab), cheveux de Venus (Prancis), nigella (Italia), scharzukummel (Jerman), sedangkan jinten ireng (Jawa).
Tanaman ini berbunga secara tahunan, tumbuh dengan tinggi 20-30 cm dan daunnya terbagi dua secara halus dengan segmen daun yang linear. Panjang daun tanaman ini sekitar 2,5 – 5,0 cm.
Tanaman ini memiliki bunga yang halus dan biasanya berwarna putih, kuning, merah muda, biru muda ataupun ungu muda. Bunga jintan hitam memiliki panjang 2,0 – 2,5 cm dengan 5-10 kelopak.
Biji jintan hitam sangat populer di Iran. Benih-benih jintan hitam lebih kecil dan memiliki aroma manis daripada jintan biji putih. Penyebaran tanaman ini meliputi wilayah Mediterania Timur hingga ke wilayah India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Tanaman Obat
AH Gilani dan tim peneliti dari Fakultas Biologi dan Sains Universitas Aga Khan, Karachi, Pakistan menyebutkan jintan hitam digunakan sebagai obat tradisional sejak 2000 – 3000 tahun sebelum Masehi di daerah Timur Tengah.
Tanaman ini bahkan dianjurkan sebagai obat herbal dalam agama Islam, bahkan dimuat dalam Satuharapan.com, Nabi Muhammad pernah bersabda untuk mengkonsumsi habbatussauda karena di dalamnya terdapat kesembuhan kecuali kematian.
Sedangkan di Perjanjian Lama, juga mencatat jintan hitam yang dikonsumsi masyarakat pada saat itu. Pada Kitab Yesaya 28:25,27 menyebutkan kata ketsah yang maksudnya adalah black cumin, nama habbatussauda dalam bahasa Inggris.
Beberapa penelitian tentang jintan hitam juga sudah lama dilakukan. Misalnya ahli pengobatan Yunani kuno, Dioscorides pada abad pertama Masehi juga telah mencatat manfaat habbatussauda untuk mengobati sakit kepala dan saluran pernapasan.
Ibnu Sina juga merupakan peneliti jenius yang menulis bahwa biji jintan hitam ini bermanfaat sebagai pengobatan sesak napas, baik karena gejala asma atau karena masalah pernafasan lainnya.
Dalam pengobatan tradisional, habbatussauda digunakan terutama sebagai perangsang produksi ASI, dan obat cacingan. Jintan hitam juga telah digunakan sebagai diuretik, pelemas otot, bahkan bisa untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Seluruhnya bermanfaat
Ustaz Febri Sugianto yang pernah meneliti mengenai habbatussauda menyebutkan seluruh bagian dari jintan hitam, mulai dari biji, minyak, hingga ekstrak bermanfaat untuk kesehatan tubuh bagian dalam dan juga bagian luar.
“Habbatussauda itu unik, tidak hanya penyakit dari dalam, tapi juga di luar sangat efektif,” ujar Febri yang dimuat CNN Indonesia.
Menurutnya jintan hitam memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dapat mengurangi peradangan di dalam tubuh, misalnya luka dan juga sel kanker. Sifat antioksidan di dalamnya juga bisa meningkatkan ketahanan tubuh sehingga dapat mencegah penyakit.
Pada tubuh bagian luar, Febri menyatakan habbatussauda mengandung asam linolenat yang dapat menjaga kelembapan kulit. Kandungan biji habbatussauda juga bisa menjadi pengganti urang-aring yang dapat menjaga kesehatan rambut.
Selain itu pada penelitian pada tikus yang dilumuri minyak habbatussauda dan dijemur selama tiga bulan, tidak mengalami kanker kulit. Sedangkan tikus yang dibiarkan berjemur tanpa minyak habbatussauda, mengembangkan kanker kulit.
Dijelaskan oleh Febri, jintan hitam ini memiliki sifat anti alergi sehingga dapat melindungi kulit dan alergen. Selain itu habbatussauda juga mengandung asam amino yang tinggi, vitamin A,C, dan E.
“Antihistamin aktif dalam habbatussauda itu beraksi pada proses yang dingin, sehingga tepat digunakan pada sabu, ketika disiram air antilerginya langsung aktif,” ujar Febri. (goodnewsfromindonesia.id)
Info ruanglab lainnya:
- Novalia Pishesha, Peneliti Harvard Asal RI Ciptakan Obat Autoimun
- Ternyata ada Aplikasi Pendeteksi Penyakit Yang Bisa Mengetahui Penyakit Apa pun di Badan Kamu
- Hanya Foto Kuku Bisa Digunakan untuk Mendeteksi Penyakit Anemia
- Manfaat Kencur Sebagai Tanaman Obat Untuk Kesehatan
- Manfaat Luar Biasa Dari Daun Pepaya