Kenali Jenis Awan Beserta Ciri-Cirinya – Tak semua awan diciptakan sama. Beberapa diantaranya berupa gumpalan seperti arumanis, putih kadangkala abu-abu atau bentuknya masih sangat tidak menentu dan berubah-ubah, sehingga pikiran manusia mulai melihat sesuatu seperti kelinci, sapi atau perbatasan negara. Berbagai jenis awan yang sering berubah-ubah tersebut melayang di Troposfer.
“Para ilmuan telah memberikan nama berbeda kepada awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya di Troposfer (lapisan langit terendah, tebalnya kira-kira sekitar 13-18 km). Semua jenis awan berada di lapisan ini, ada yang di puncak troposfer, ada yang ditengah, kadangkala menyentuh permukaan gunung, bahkan berada dekat dengan bangunan tinggi. Untuk memberi gambaran awal, berikut diagram berbagai jenis awan di langit.”
Dari diagram diatas, kita mengetahui ternyata awan banyak jenisnya. Lalu, Bagaimana awan diklasifikasikan? Siapa orang yang pertama kali menamainya??
ternyata orang yang pertama kali mengklasifikasikan awan yaitu Luke Howard Jr, ia adalah seorang ahli kimia dari Inggris yang memiliki minat lebih pada dunia sains saat itu.
Dalam catatannya, yang berjudul ‘Essay on the Modification of Clouds’, Howard menamai tiga kategori utama awan dengan: cumulus (tumpukan atau gerombolan), stratus (lapisan) dan cirrus (jambul rambut). Selain tiga yang utama itu, ia juga menamai ‘awan transisi’ dengan nama cirrostratus dan cirrocumulus.
Sistem klasifikasi Howard pada dasarnya menerapkan prinsip-prinsip dari klasifikasi Linnaean, meski fenomena tercipta awan termasuk pendek dan tidak abadi, namun solusi dari Howard ini diusulkan dalam acara Askesian Society (klub debat ilmiah di London).
Alhasil, masukan dari Howard ini diterima baik sebagai solusi elegan untuk masalah penamaan bentuk transisi di alam, yaitu tentang jenis awan. Howard sangat percaya bahwa pembentukan dan kehancuran awan adalah tanda-tanda yang terlihat dari proses atmosfer dan didasarkan pada hukum fisika. Berkat penemuan ini, ia disebut bapak meteorologi.
Penemuan Howard ini masih dipakai hingga sekarang, namun dengan beberapa penyempurnaan. Sebagian besar awan dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu
- Awan pada lapisan troposfer paling atas (5-13 km), diantaranya: Cirrus, Cirrocumulus, Cirrostratus
- Awan pada lapisan troposfer bagian tengah (2-7 km), diantaranya: Altocumulus, Altostratus, Nimbostratus
- Awan pada lapisan troposfer paling bawah dekat permukan bumi (0-2 km), diantaranya:, Stratus, Stratocumulus,
Selain tiga kelompok besar diatas, awan lain dikelompokan bukan karena ketinggiannya terhadap permukaan bumi, tetapi menurut karakteristik uniknya, seperti:
- Awan terbentuk secara vertikal, misalnya: Cumulus, Cumulonimbus
- Awan terbentuk di sepanjang pegunungan, misalnya: Lenticular, Kelvin-Helmholtz
- Awan terbentuk di bawah awan lainnya, misalnya: Mammatus
- Awan terbentuk karena jejak uap kental dari pesawat jet, disebut Contrail
Berikut Jenis Awan Beserta Ciri-Cirinya:
1. Cirrus
Cirrus adalah salah satu jenis awan paling umum yang dapat dilihat kapan saja sepanjang tahun. Mereka berbentuk tipis dan kelihatan ringan dengan tampilan seperti kain sutera yang dibentangkan.
Jenis awan ini selalu terbuat dari kristal es yang derajat pemisahannya menentukan seberapa transparan cirrus tersebut. Kadangkala berbentuk filamen tipis. Cirrus menonjol di antara jenis awan lainnya karena sering memantulkan warna kuning cerah atau merah sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam.
Awan cirrus menyala jauh daripada awan lain dan membutuhkan waktu lama untuk menghilang sampai malam hari gelap pekat. Awan cirrus memiliki beberapa tipe, diantaranya:
- Cirrus fibratus, merupakan jenis awan cirrus yang paling umum, dengan ciri tipis dan berserat. Awan ini seringkali sejajar dengan arah angin di ketinggian, tampak sebagai garis-garis putih paralel yang melintas di langit.
- Cirrus uncinus, memiliki bentuk seperti kait bajak laut.
- Cirrus spissatus, ciri yang menonjol awan ini tebal dan lebat. Awan ini cenderung mendominasi langit atas.
- Cirrus floccus, awan ini memiliki penampilan seperti kapas lebi dari cirrus lainnya.
- Cirrus castellanus, lebih berkembang secara vertikal dan memiliki puncak seperti menara.
2. Cirrocumulus
Awan cirrumulus termasuk yang paling indah di atas sana. Awan ini biasanya terbentuk sekitar 5 km di atas permukaan bumi dengan pola bulu putih kecil yang menyebar bermil-mil panjang di atas langit. Mereka kadang-kadang disebut ‘langit makarel’ karena warna mereka terkadang ke abu-abuan yang membuat awan ini terlihat seperti sisik ikan.
Sesuai namanya, awan ini menunjukan ciri-ciri dari awan cumulus dan cirrus tetapi tidak sama dengan awan altocumulus. Meski keduanaya terlihat mirip, cirrocumulus tidak memiliki bayangan dan beberapa bagian altocumulus lebih gelap dari yang lain. Awan cirrocumulus muncul setelah awan cirrus selama sistem frontal cuaca hangat.
Yang perlu diketahui tentang awan cirrocumulus adalah awan ini tidak pernah menghasilkan curah hujan, tetapi awan ini bisa menghasilkan cuaca dingin. Awan ini juga tidak berinteraksi dengan jenis awan lain untuk membentulk struktur awan yang lebih besar. Cirrocumulus memiliki beberapa tipe, diantaranya:
- Cirrocumulus stratiformis, awan ini sering disebut awan ‘skala ikan’.
- Cirrocumulus lenticularis, awan ini seringkali lebih besar dari awan lain dalam keluarga cirrocumulus, dengan ciri bentuk bulat.
- Cirrocumulus floccus, memiliki penampilan yang lebih compang-camping dibandingkan jenis lainnya. Tipe ini sering muncul di tempat yang lebih kecil dengan awan cirrocumulus lainnya.
- Cirrocumulus castellanus, tipe ini lebih tinggi dari lebarnya, awan lucu ini menyerupai menara kecil di langit.
3. Cirrostratus
Awan cirrostratus memiliki tampilan seperti lembaran yang dapat terlihat seperti selimut keriting yang menutupi langit. Mereka cukup transparan, sehingga cahaya matahari atau bulan mudah tembus untuk mengintip kita. Warna awan ini bervariasi, dari abu-abu terang hingga putih.
Apabila awan ini berwarna putih murni menandakan bahwa awan ini telah menyimpan kabut, yang menunjukan adanya sistem frontal yang hangat. Beberapa gambar awan cirrostratus terbaik menandakan adanya kandungan kristal es, memantulkan cahaya dari matahari atau dari sinar bulan, menghasilkan efek halo yang menyilaukan.
Perlu diketahui, cirrostratus dapat berubah menjadi awan altostratus jika turun ke ketinggian yang lebih rendah. Sifat alami lainnya, awan ini hampir selalu bergerak ke arah barat. Keberadaan mereka juga menunjukan akan terjadi hujan dalam 24 jam kedepan. Cirrostratus memiliki beberapa tipe diantaranya:
- Cirrostratus fibratus, tipe ini terlihat sangat mirip cirrus hanya dengan tampilan konsistensi besar, awan ini memiliki tampilan bulu binatang.
- Cirrostratus nebulosus, berpenampilan seperti selubung yang menutupi langit, awan ini tidak menarik dan terkadang tidak terlihat.
4. Altocumulus
Awan altocumulus terbentuk di ketinggian yang lebih rendah dibandingkan ketiga awan sebelumnya, sehingga sebagian besar terbuat dari tetesan air meskipun mungkin ada sebagian yang mempertahankan bentuk kristal es.
Mereka biasanya muncul di antara awan stratus yang lebih rendah dan awan cirrus yang lebih tinggi, dan juga muncul lebih awal dibandin altostratus ketika hawa hangat bergerak maju. Ketika altocumulus muncul dengan tipe awan lain pada saat yang sama, badai biasanya mengikutinya.
Awan altocumulus umum ditemukan di sebagian besar belahan dunia. Mereka biasanya tumbuh secara konveksi, dan dalam banyak kasus awan ini terbentuk setelah udara lembap naik lalu bercampur dengan udara kering. Awan altocumulus sendiri sebagai penanda datangnya hujan dengan intensitas rendah hingga sedang. Altocumulus memiliki beberapa tipe, diantaranya:
- Altocumulus stratiformis, terlihat seperti sekumpulan awan gembung dengan dasar datar yang rapat namun dipisahkan oleh garis-garis kecil, terkadang dapat meluas ke seluruh langit.
- Altocumulus lenticularis, jenis awan berbentuk lensa yang biasanya terbentuk di atas daerah perbukitan. Tipe ini sering disebut awan pesawat ruang angkasa karena sering kali menyerupai UFO.
- Altocumulus castellanus, tipe ini sering menyebabkan badai petir cumulonimbus. Mereka lebih tinggi dan terlihat lebih bengkak ketimbang lebar.
- Altocumulus floccus, sering terlihat di samping altocumulus castellanus. tipe ini terbuat dari awan yang lebih kasar.
5. Altostratus
Altostratus sering ditemukan menyebar sepanjang ribuan mil persegi pada lapisan tengah troposfer. Keberadaan awan ini sangat berkaitan dengan hujan ringan atau salju, meski tidak menghasilkan hujan lebat, altostratus dapat berubah menjadi nimbostratus yang penuh dengan kelembapan dan dapat menghasilkan hentakan.
Dari segi penampakan, awan ini umumnya berwarna abu-abu seragam, halus dan sebagian besar tidak memiliki bentuk khusus, yang terkadang orang-orang menyebutnya sebagai ‘awan membosankan’. Kalian bisa melihat awan ini saat hari menjelang siang, sebelum tercipta nimbostratus. Altostratus memiliki beberapa varian, diantaranya:
- Altostratus undulatus, tipe ini ditandai dengan lapisan tipis yang menyerupai gelombang. Tanda ini menunjukan kestabilan pada troposfer tengah.
- Altostratus duplicates, dalam formasi awan ini, kita akan melihat dua atau lebih lapisan awan altostratus di atas satu sama lain.
- Altostratus pannus, tipe ini memiliki lapisan yang kacau yang membuatnya terlihat seperti kain robek.
- Altostratus translucidus, jenis awan ini lebih transparan daripada varian lainnya sehingga memungkinkan sinar matahari menembusnya.
- Altostratus radiates, awan datang dalam bentuk pita-pita lebar paralel yang mengarah ke cakrawala.
- Altostratus mamma, nama mamma berarti kantung, pada tipe ini awan sepeti menggantung.
- Altostratus opacus, terlihat di hari-hati basah, tipe ini adalah jenis tersuram setelah turun ke lapisan bawah, dapat berubah menjadi nimbostratus, hujan intensitas lama.
6. Nimbostratus
Nama nimbostratus berasal dari bahasa latin; ‘nimbus=hujan’ dan stratus=menyebar’. Dari namanya dapat ditebak, awan suram ini adalah pembawa hujan lebat, yang lapisannya cukup tebal dan gelap sehingga sinar matahari pun tidak dapat tembus. Meskipun Nimbostratus tergolong kategori awan pada lapisan tengah, mereka terkadang turun ke ketinggian yang lebih rendah.
Awan nimbostratus terbentuk sebagai hasil dari akumulasi bertahap dari area yang luas karena aliran udara panas mengangkat area ini, lebih tinggi di atmosfer tempat ia mengembun. Seperti yang telah disinggung sebelumnya awan nimbostratus dapat terbentuk dari jenis awan lain seperti altostratus yang turun. Awan cumulonimbus yang terhampar juga dapat menyebabkan terbentuknya nimbostratus.
7. Stratus
Awan stratus terdiri dari lapisan awan tipis yang menutupi area langit yang luas. Awan stratus dapat terlihat seperti kabut yang tidak mencapai tanah, kabut tipis atau gerimis terkadang turun saat awan stratus muncul di langit.
Awan ini terbentuk dari massa udara besar yang naik ke atmosfer dan kemudian mengalami pengembunan. Jenis awan ini terbilang jinak, karena curah hujan yang dihasilkan ringan atau salju ringan jika suhu turun di bawah titi beku air.
Namun, jika kelembapan udara di tanah besar, awan dapat berubah menjadi nimbostratus. Awan stratus sangat umum di seluruh dunia, terutama di daerah pesisir dan pegunungan. Stratus memiliki beberapa varian, diantaranya:
- Stratus fractus, jenis awan ini berbentuk seperti filamen yang berubah dengan cepat karena hembusan angin.
- Stratus nebulosus, awan stratus abu-abu tanpa fitur yang terbentuk dalam kondisi sejuk dan stabil saat udara lembap bergerak ke permukaan air atau tanah yang dingin.
- Stratus opacus, tipe ini adalah awan yang sepenuhnya atau sebagian menutupi matahari atau bulan.
- Stratus undulatus, varian ini berbentuk seperti gelombang.
- Stratus praecipitatio, suatu bentuk awan stratus yang datang dengan presipitasi melalui prisma es, butiran salju atau gerimis ringan.
- Stratus translucidus, awan ini memiliki pola seperti kerudung yang menguraikan sinar matahari dan bulan.
8. Stratocumulus
Stratocumulus tampak seperti selimut putih tebal yang terbuat dari kumpulan kapas. Awan ini menyerupai awan cumulus, namun ukurannnya jauh lebih besar. Dasar awan terlihat baik dan datar tapi bagian atasnya tidak rata karena konveksi dengan awan itu sendiri. Tergantung pada ketebalannya, stratocumulus akan memiliki berwarna abu-abu, terang sampai gelap.
Untuk membedakan antara awan ini dengan altocumulus, arahkan tangan anda ke awan, jika awan seukuran panjang tangan anda, maka itu adalah awan stratocumulus. Kebanyakan orang sering beranggapan akan segara hujan jika melihat awan ini. Pada kenyataanya, awan ini jarang menurunkan hujan, paling tidak gerimis saja. Stratocumulus memiliki beberapa varian, diantaranya:
- Stratocumulus stratiformis, tipe ini adalah jenis awan yang paling umum nampak di seluruh dunia. Pada dasarnya awan ini berbentuk datar dengan celah di antaranya.
- Stratocumulus cumulogenitus, menariknya awan ini terbentuk ketika cumulus bertemu dengan pembalikan suhu.
- Stratocumulus castellanus, tipe ini adalah awan stratocumulus yang lebih tebal dan lebih gerimis
- Stratocumulus lenticularis, merupakan varian stratocumulus paling langka, hanya terlihat di lokasi perbukitan yang menghasilkan gelombang atmosfer. Awan ini memiliki bentuk seperti lensa.
9. Cumulus
Awan cumulus mudah dikenali, karena bentuknya seperti ‘tumpukan kapas’ yang menggemaskan. Awan ini berbentuk tumpukan massa air yang besar dengan tepi bulat yang jelas.
Umumnya, lebar awan ini kurang lebih satu kilometer, atau jika pakai perbandingan, seukuran kepalan tangan dari kejauhan. Salah satu keindahan awan ini yakni bentuknya seperti kepala kembang kol.
Adanya awan ini tanda cuaca sedang cerah, meskipun kadang-kadang hujan turun dengan intensitas ringan. Awan cumulu lumrah ditemukan di sudut bumi manapun. Awan ini tergolong awan rendah dan tumbuh secara vertikal. Cumulus memiliki beberapa varian, diantaranya:
- Cumulus humilis, awan cumulus ini lebih lebar daripada tingginya. Setidaknya, kita akan menemukan awan ini satu menghiasi kaki langit.
- Cumulus mediocris, sesuai dengan namanya, awan ini sama lebarnya dengan tingginya. Biasanya awan ini menempel pada jenis awan cumulus lainnya.
- Cumulus congestus, tipe ini lebih tinggi dari pada lebarnya, menyerupai cerobong asap panjang.
- Cumulus fractus, merupakan sisa-sisa awan cumulus yang menghilang.
10. Cumulonimbus
Seperti cumulus, cumulonimbus tercipta karena aliran udara vertikal, dan dapat tumbuh setinggi 10 km, sehingga sering disebut ‘awan menara’. Pada ketinggian ini, angin kencang akan meratakan puncak awan menjadi bentuk seperti landasan.
Karena bentuknya seperti menara, awan ini tergolong awan multi tingkat. Di dasarnya, komposisi awan ini didominasi oleh tetesan uap air, sedangkan di bagian puncaknya, didominasi oleh kristal es.
Hujan datang dan pergi bersama awan ini, tetapi jika hujan turun, intensitasnya akan sangat deras. Awan cumulonimbus sendiri sebagai penanda bahwa hujan badai, petir bahkan tornado akan terjadi di suatu tempat. Awan ini sering terlihat pada sore hari pada musim panas dan semi, ketika permukaan bumi melepaskan panas. Cumulonimbus memiliki beberapa varian, diantaranya:
- Cumulonimbus calvus, tipe ini bagian atasnya tampak seperti cumulus karena puncak awannya belum menghasilkan kristal es.
- Cumulonimbus capillatus, sisi atas menara awan ini berserat. Pada tipe ini, tetesan air mulai membeku, sebagai tanda akan turun hujan.
- Cumulonimbus incus, jenis awan ini mirip varian kedua, tetapi hasil akhir berbentuk landasan.
Tambahan:
Selain awan-awan diatas, beberapat dekade belakangan terdapat jenis-jenis awan unik lainnya yang tidak terdapat pada daftar diatas (undefined cloud), seperti:
11. Lenticular
Lenticular atau awan lee wave adalah jenis awan yang berbentuk seperti piring terbang atau lensa optik. Awan ini tercipta ketika udara stabil dan angin bertiup melintasi di perbukitan atau pegunungan dari arah yang sama. Awan ini akan mempertahankan bentuknya untuk sesaat, lalu menghilang.
Memang indah awan ini, namun bagi dunia penerbangan dan para pendaki, lenticular dianggap mematikan. Bagi para pendaki gunung, hembusan angin dekat awan ini akan sangat berbahaya karena mengandung udara super dingin, penyebab hipotermia.
Sedangkan bagi dunia penerbangan, awan ini dapat menghasilkan turbulensi yang disebabkan oleh faktor angin vertikal, menyebabkan pesawat terguncang bahkan kehilangan ketinggian (altitude) secara tiba-tiba.
12. Kelvin-Helmholtz
Jenis awan ini terlihat seperti bentuk ombak pecah di lautan. Setelah angin bertiup dan melewati penghalang, seperti gunung, atau bangunan pencakar langit, udara terus mengalir dalam pola seperti gelombang.
Pola penguapan dan kondensasi kompleks menciptakan puncak yang terutup dan palung gelombang yang tidak berawan. Awan ini terbentuk ketika ada perbedaan kecepatan atau arah angin antara dua aliran angin di atmosfer.
13. Mammatus
Penampakan awan ini tergolong mengerikan, karena seperti akan ada pesawat alien yang akan mendarat ke bumi. Mammatus adalah jenis awan yang bentuknya seperti kantung-kantung awan yang mengggantung di bawah dasarnya.
Mereka paling sering dikaitkan dengan awan cumulonimbus yang dapat menghasilkan badai petir. Awan ini biasanya terbentuk selama berbulan-bulan pada musim hangat dan dibentuk oleh udara yang turun di awan.
Mammatus terjadi ketika udara dari lapisan awan turun ke udara jernih di bawahnya serta menguapnya tetesan air atau kristal es di dalam awan. Hal ini mendinginkan udara dan membuatnya turun lebih cepat. Beberapa awan ikut terseret ke bawah sehingga membentuk sebuah kantung.
14. Asperitas (Undulatus asperatus)
Selama bertahun-tahun, Gavin Pretor-Pinney, yang merupakan pendiri The Cloud Appreciation Society, telah menjalankan misi untuk meyakinkan dunia bahwa terdapat kategori awan baru yang layak mendapat pengakuan, jenis awan tersebut adalah Undulatus asperatus.
Awan ini memiliki formasi aneh dengan gerakan bergelombang dan bergulir yang berbeda. Ini ditandai dengan gelombang lokal atau belang-belang dengan fitur yang lebih kecil, terkadang turun ke titik-titik tajam seolah-olah melihat permukaan laut yang kasar dari bawah.
Tingkat iluminasi dan ketebalan awan yang berbeda dapat menghasilkan efek visual yang dramatis. Pada dasarnya, jenis awan ini terlihat seperti datang langsung dari neraka. Alhasil, formasi awan langka ini secara resmi diakui sebagai awan tersendiri oleh International Cloud Atlas, pada Maret 2017, lalu namanya diubah menjadi Asperitas.
Referensi:4muda.com
Info ruanglab lainnya:
- Riset Ilmuwan Ungkap Teori Baru: Manusia Adalah Keturunan Alien?
- Bagaimana Proses Terbentuknya Tanah?
- Kok Awan Bisa Menggantung di Langit Ya? Padahal kan Isinya Uap Air yang Banyak Banget
- Ini Penjelasannya Bagaimana Awan Bisa Terbentuk?
- Apa Peta Itu? dan Siapa yang Membuatnya?
- Terlihat Ringan Ternyata Berat Awan Setara Dengan 500 Ekor Gajah