Siswi MTsN 5 Sragen Ciptakan Teknologi Pencegah COVID-19

Siswi MTsN 5 Sragen Ciptakan Teknologi Pencegah COVID-19 – Inovasi teknologi dapat dibuat oleh siapa saja tanpa mengenal usia. Kali ini, inovasi teknologi datang dari anak sekolah. Ya, siswi dari MTsN 5 Sragen, Jawa Tengah  berhasil menciptakan teknologi yang mampu membantu masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19. Para siswi berbakat ini membuat sanitizer dan pengukur suhu otomatis. 

Situasi pandemi tampaknya tidak menghalangi mereka untuk berinovasi. Justru, dengan keadaan seperti saat ini kreativitas mereka terpancing. Para siswi yang tergabung dalam tim robotik MTsN 5 Sragen ini menciptakan teknologi alat otomatis bernama Satis dan Sutis. 

Dilansir dari detikINET, pada hari Rabu (17/2), Juwita, salah satu anggota tim robotik menjelaskan bahwa Satis merupakan singkatan dari hand sanitizer otomatis, sedangkan Sutis merupakan singkatan dari pembaca suhu otomatis. Kedua alat ini diibaratkan seperti anak kembar karena penggunaannya yang tidak dapat dipisahkan karena saling menunjang satu sama lain. 

Seperti namanya, alat ini tidak perlu dioperasikan manusia karena telah bekerja melalui sensor otomatis.

“Di situasi pandemi seperti saat ini, tim robotik kami membuat beberapa inovasi yang dapat memudahkan masyarakat maupun petugas protokol kesehatan dalam mengurangi penyebaran COVID-19. Beberapa alat yang kami ciptakan adalah Satis dan Sutis. Layaknya anak kembar, kedua alat ini memang tidak bisa dipisahkan,” ujar Juwita Zaki Labibah, anggota tim robotik MTsN 5 Sragen.

Baca Juga : Kelebihan dan Kelemahan dari Workshifting

Menurut penjelasan Juwita, Satis bekerja menggunakan sensor proximity. Ketika sensor membaca jarak tangan seseorang yang mendekat, maka alat akan mengirimkan data atau sinyal ke servo untuk menekan botol yang berisi cairan hand sanitizer. Lalu, saat tangan sudah menjauh, servo akan berhenti bergerak.

Satis juga dilengkapi dengan baterai yang dapat di-charge, dan memiliki indikator tegangan untuk memberikan informasi terkait kondisi baterai.

Sedangkan untuk Sutis, alat tersebut bekerja saat ada seseorang mendekatkan tangan atau dahinya dengan jarak antara 3 hingga 6 sentimeter. Nantinya, sensor termometer inframerah akan membaca suhu tubuh orang tersebut secara otomatis.

Alat seperti Sutis memang sudah banyak digunakan di pasaran, namun Juwita menjelaskan yang membedakan alat buatan timnya dengan yang lain adalah adanya suara Google Assistant pada Sutis. Suara dari Google Assistant ini nantinya akan memberikan perintah apakah pengunjung dapat masuk atau harus pulang sesuai dengan hasil suhu tubuh mereka.

“Hasil pembacaan suhu tubuh akan diucapkan secara realtime dengan suara Google Assistant. Jika panas tubuh yang dibaca lebih dari 37,6 derajat Celcius, akan muncul suara yang meminta pengunjung tersebut untuk pulang, tetapi jika suhu di bawah 37,5 derajat Celcius akan diperbolehkan masuk,” terangnya.

Kepala sekolah MTsN 5 Sragen mengakui bahwa ide ini murni hasil kreativitas para siswi tersebut. Satis dan Sutis saat ini telah di tempatkan di kantor Kemenag Sragen untuk mendukung pelayanan di kantor tersebut. Hal ini disebabkan karena alat otomatis ini memang dibutuhkan setelah sebelumnya pengukuran suhu dilakukan secara manual menggunakan thermal gun. 

Bahkan, untuk mendukung inovasi para siswi ini, Kepala Kantor Kemenag Sragen, Hanif Hanani berencana untuk memesan lagi Satis dan Sutis untuk ditempatkan di lokasi lain. (teknologi.id)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *