Penemu Oksigen Joseph Priestley

Penemu Oksigen Joseph Priestley – ”Ia serbabisa, bersemangat, giat, dan toleran; ia punya rasa ingin tahu yang besar akan berbagai hal: jasmani, moral, atau sosial; ia punya andil dalam sains, teologi, filsafat, dan politik; ia terlibat dalam Revolusi [Prancis]. Semua itu menjadikan dia pahlawan abad kedelapan belas.” —Frederic Harrison, filsuf.

Kalimat itu ditujukan pada Joseph Priestley, seorang ahli kimia penemu oksigen berkebangsaan Inggris yang juga ahli dalam bidang ilmu politik dan teologi.

Joseph Priestley lahir pada tanggal hari, 13 Maret 1733 di Birstall, sebuah daerah dekat Batley di West Riding of Yorkshire, Inggris. Priestley adalah anak tertua dari enam bersaudara pasangan Mary Swift dan Jonas Priestley, seorang pengrajin kain. 

Selama masa mudanya, Priestley bersekolah di sebuah sekolah lokal dimana ia mempelajari Bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani. Karena kekurangan biaya, Priestley menyusun gagasan untuk mengabdikan dirinya pada kehidupan religius. 

Ia menjalani studi di Akademi Pengingkar (Dissenting Academy) di Daventry, Northamptonshire, pada tahun 1752. Pengingkar (Dissenter) adalah sebuah kelompok kepercayaan yang dinamakan demikian karena keengganan mereka untuk menyesuaikan diri dengan Gereja Inggris.

Di Dissenting Academy, Priestley muda membiasakan diri melakukan eksperimen ilmiah. Praktek yang biasa ia lakukan tersebut sering dilakukan oleh fisikawan dan cendekiawan lain dari ilmu alam, seperti ahli botani, ahli zoologi, dan lainnya. 

Menemukan Gas Oksigen

Di tahun 1765, Priestley berkesempatan bertemu dengan seorang ilmuwan Amerika, Benjamin Franklin. Setelah pertemuan itu ia semakin giat mendalami dunia sains dan mulai mengadakan percobaan-percobaan sains.

Pada tahun berikutnya, Priestley bergabung menjadi anggota dari Royal Society of London yang merupakan sebuah perkumpulan ahli kimia bergengsi di London. Dalam waktu singkat ia menemukan beberapa gas baru termasuk amonia dan dinitrogen oksida (gas tawa). Ia bahkan mencampur air dengan karbondioksida sehingga terciptalah air soda.

Sumber : Art – UK

Pada tahun 1774 sewaktu melakukan percobaan di bagian selatan Inggris, Priestley berhasil memisahkan suatu gas yang membuat api lilin bersinar lebih terang. Lalu ia menaruh 60 mililiter gas itu dan seekor tikus dalam sebuah wadah kaca. Tikus itu bertahan hidup dua kali lebih lama daripada yang dimasukkan ke dalam wadah berisi udara biasa. Bahkan Priestley sendiri menghirup gas itu dan ia mengatakan bahwa ”merasa tubuhnya lebih segar selama beberapa saat setelahnya”.

Priestley sebenarnya menemukan oksigen, tapi ia menyebut gas itu sebagai udara tak berflogiston karena mengira bahwa ia telah menemukan udara biasa yang tidak mengandung flogiston. Flogiston adalah sebuah zat yang konon mencegah terjadinya pembakaran. Ternyata kesimpulan Priestley salah. Namun banyak orang masih menganggap penemuan ini sebagai puncak prestasinya. (ceknricek.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *