Sosok Profil Penemu Black Box Pesawat, David Warren

Sosok Profil Penemu Black Box Pesawat, David Warren – Black box. Benda berwarna oranya yang ada di pesawat ini menjadi salah satu yang paling dicari ketika terjadi kecelakaan pesawat, seperti dalam peristiwa jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021). 

Black box atau kotak hitam adalah bagian yang menyimpan data penerbangan dan rekaman percakapan di kokpit. Penemuan black box dianggap sangat penting untuk menemukan penyebab kecelakaan pesawat.

Tahukah Anda, siapa penemu balck box pesawat?

Dia adalah David Warren. 

Daftar Isi :

Kecelakaan Pesawat Menewaskan Ayah Warren

Penemuan black box dilatarbelakangi oleh kematian ayah David Warren karena kecelakaan pesawat.

Ayahnya bernama Rev Hubert Warren. Kala itu pada 19 Oktober 1934, ayah Warren menjadi penumpang sebuah pesawat bersama seorang bayi laki-laki, 3 wanita, dan 7 laki-laki.

Rev Hubert Warren, yang bekerja sebagai misionaris, dalam perjalanan menuju Sydney. Sementara, David Warren yang saat itu berusia 6 tahun, berencana menyusul menggunakan perahu bersama ibu dan seorang saudara kandungnya.

Akan tetapi, pesawat yang ditumpangi ayah David tiba-tiba hilang. Pesawat bernama Miss Hobart tersebut hilang jejak di daerah antara Launceston dan Melbourne.

Otoritas Penerbangan Sipil Australia melakukan pencarian, namun tidak membuahkan hasil. Kejadian tersebut ditetapkan sebagai kecelakaan pesawat pertama di Australia. Semua penumpang dinyatakan tidak selamat.

Sebelum berpisah, David sempat dihadiahi seperangkat radio kristal oleh ayahnya. Hadiah itu menjadi awal kecintaannya pada dunia sains, yang pada kemudian hari membawanya menjadi penemu alat yang menyelamatkan banyak nyawa.

Baca Juga : Larry Tesler, Sang Ilmuwan pencipta Copy (Ctrl + C), Paste (Ctrl+P) dan Cut (Ctrl +X)?

Awal Penemuan Black Box

David bekerja sebagai peneliti di Aeronautical Research Laboratory (ARL) di Melbourne pada 1954.

Ia terlibat dalam penyelidikan kecelakaan pesawat komersial bertenaga jet pertama di dunia bernama Comet. Pesawat Comet diluncurkan pada 1952. Akan tetapi, tiga pesawat Comet hilang sesaat setelah lepas landas dan menewaskan semua penumpang.

Pihak berwenang langsung menyelidiki penyebab kecelakaan. David berpikir, seandainya peneliti mengetahui apa yang terjadi pada menit-menit sebelum pesawat jatuh, maka dapat membantu mencegah kecelakaan yang sama di kemudian hari.

Idenya merancang black box semakin kuat ketika melihat miniatur alat perekam di sebuah pameran dagang.

“Saya melihat di pameran dagang, sebuah gadget yang membuat saya terpesona. Itu adalah miniatur perekam pertama di dunia yang dapat ditaruh di kantong. Saya menggabungkan kedua ide. Jika seorang pengusaha menggunakan alat tersebut di pesawat dan dapat menemukannya di reruntuhan dan kami memutar perekam tersebut, kita akan berkata ‘Kami tahu apa yang menyebabkan (kecelakaan) ini'” ujar David, dilansir dari Independent.co.uk, saat wawancarai di Australia pada 2003.

Ia mengungkapkan ide itu kepada rekannya. Akan tetapi, rekannya itu mengatakan bahwa fokus ARL saat itu menyelidiki kecelakaan Comet, bukan tentang mimpi atau ide David. 

Ide Ditolak Atasan

David Warren tak patah semangat. Ia mengajukan ide membuat alat perekam penerbangan kepada atasannya.

Tetapi atasan David tidak dapat memahami mengapa Ia mengusulkan ide itu, meski sudah dijelaskan. Ide tersebut ditolak. David diminta untuk fokus pada penelitian ledakan tangki bahan bakar yang mungkin menyebabkan kecelakaan Comet.

Suatu hari ada pergantian staf. David mendapat atasan baru yang memiliki pandangan berbeda. Atasan barunya memberi izin resmi untuk membuat alat perekam penerbangan, dengan syarat David harus menulis laporan rutin tentang idenya.

Ia berhasil menciptakan alat perekam penerbangan pesawat.

David menerbitkan laporan pada 1954 berjudul “A Device for Assisting Investigation into Aircraft Accidents”, menggambarkan sistem teoretis dan prototipe black box, yang memungkinkan penyimpanan hingga empat jam suara dan data instrumen penerbangan.

Sempat Ditolak Berbagai Maskapai

David menawarkan temuannya pada bisnis penerbangan di Australia. Ia mengenalkan alat perekam penerbangan tersebut ke berbagai maskapai.

Saat itu, angka kecelakaan pesawat di Australia sangat rendah. Temuannya tidak laku dan banyak ditolak maskapai penerbangan di Australia.

Bosnya mengejek David dengan kalimat ‘Menjual es krim kepada orang Eskimo’.

Ejekkan tersebut tidak mematahkan semangatnya. Ia tak putus asa menawarkan alatnya pada otoritas Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis. Sayangnya, tidak ada respon.

Pada 1958, seorang pejabat Inggris, Robert Hardingham, melakukan kunjungan ke kepala eksekutif Air Registration Board. Ia menyadari pentingnya alat perekam pada pesawat temuan David.

Hardingham mengatur agar David dapat mempresentasikan temuannya di Inggris.

Selang beberapa tahun, black box dijual oleh perusahaan di Inggris, yaitu S. Davall and Son. Awalnya, alat tersebut disebut “Red Egg” karena bentuknya bulat lonjong dan berwarna merah.

Akhirnya, pada 1960, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk semua pesawat komersial. Temuan ini kemudian diterapkan untuk semua pesawat di seluruh dunia.

Penggunaan Black Box Sekarang

Saat ini, setiap pesawat, baik yang digunakan untuk kepentingan komersial, bisnis, militer, dan kepentingan, wajib memasang black box.

Rancangan black box ciptaan David awalnya menggunakan kawat baja, yang mampu menyimpan percakapan pilot selama empat jam serta pembacaan instrumen.

Kini, alat tersebut berwarna oranye dan dikembangkan menggunakan bahan dari titanium atau baja tahan karat dua lapisan. Dalam black box terdapat dua bagian penting yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). FDR dapat menyimpan data penerbangan sampai 25 jam. Data tersebut tersimpan dalam FDR.

Data tersebut membantu penyelidik mencatat berbagai fungsi operasi pesawat, seperti detail waktu, ketinggian, kecepatan udara, dan arah pesawat. Adapun, rekaman dalam CVR mampu merekam percakapan pilot dan kopilot selama 2 jam. Perekam suara kokpit berfungsi untuk menentukan waktu kejadian, karena berisi informasi seperti komunikasi antara awak, pengawas darat, dan pesawat lain.

David meninggal dunia pada Juli 2010 di usia 85 tahun. Hingga saat ini, ia tidak pernah menerima royalti dari penemuannya.

Penemuan David sangat berguna karena dijadikan sebagai sarana untuk menyelidiki kecelakaan dan mencegah kejadian yang sama terulang kembali. Secara tidak langsung, David menyelamatkan banyak nyawa melalui temuannya. (kompas.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *