Alasan Kenapa Dilarang Menyalakan Handphone di Dalam Pesawat

Alasan Kenapa Dilarang Menyalakan Handphone di Dalam Pesawat – Pelarangan penggunaan telepon seluler atau ponsel di dalam pesawat telah lama diberlakukan oleh seluruh maskapai di dunia. Saat berada di kabin, penumpang harus mematuhi aturan ini.

Sebelum tinggal landas, pramugari berkali-kali memperingatkan melalui pengeras suara bahwa ponsel yang Anda bawa harus dialihkan ke mode penerbangan (flight mode). Lebih baik lagi jika dinonaktifkan.

Alasan keselamatan menjadi faktor terbesar larangan ini, pasalnya Anda akan terbang di ketinggian lebih dari 10.000 kaki. Ponsel yang menyala bisa memantulkan sinyal dari beberapa menara operator seluler yang dilewati pesawat, sehingga mampu mengirimkan sinyal yang jauh lebih kuat.

Akan tetapi, seseorang mengklaim bahwa tidak pernah ada pesawat jatuh karena ponsel yang aktif selama penerbangan.

“Belum tentu ponsel bisa menjatuhkan pesawat terbang,” kata mantan insinyur Boeing, Kenny Kirchoff, seperti dikutip dari Travel Leisure, Kamis (15/1/2018).

“Masalah yang sebenarnya ialah ponsel bisa mengganggu pesawat terbang dan merepotkan pilot selama fase kritis penerbangan, yaitu ketika lepas landas dan mendarat. Pilot memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi saat menerbangkan pesawatnya,” imbuhnya.

Namun, semakin berkembangnya teknologi modern, teori seperti ini perlahan “menguap”.

Pada tahun 2014, European Aviation Safety Agency (Federal Aviation Administration versi Eropa) mengatakan bahwa perangkat elektronik tidak menimbulkan risiko kecelakaan pesawat.

Banyak maskapai penerbangan membuktikan bahwa sistem mereka tidak terpengaruh oleh sinyal ponsel. Mereka mengizinkan penumpang melakukan panggilan telepon atau tetap menyalakan ponsel dalam pesawat.

Namun tak sembarang aturan diberlakukan, pihak maskapai tentunya telah bekerja sama dengan beberapa jaringan seluler onboard (saat penerbangan), seperti AeroMobile dan On Air.

Kedua perusahaan tersebut melayani maskapai besar seperti Emirates, Virgin, British Airways, dan setidaknya 27 maskapai lainnya. On Air menghubungkan lebih dari separuh armada A380 di dunia.

“Panggilan telepon dilarang oleh aturan yang dibuat oleh FAA dan FCC,” ujar Elizabeth Isham Cory, dari kantor Komunikasi/Urusan Eksternal FAA.

“FAA melarang penggunaan ponsel karena alasan keamanan. Peraturan FAA melarang apapun yang secara sengaja memancarkan sinyal, mencakup telepon seluler yang digunakan untuk komunikasi suara. Padahal, maskapai penerbangan membuktikan bahwa panggilan telepon tidak menyebabkan gangguan elektronik,” katanya lagi.

Jika ponsel tak diubah ke mode terbang atau dengan kata lain sinyal tetap aktif, maka pilot dan air traffic controllers (ATC) atau pengendali lalu lintas udara akan terganggu dengan suara yang tak menyenangkan.

Suara yang dihasilkan serupa dengan bunyi ketika kita menaruh ponsel di dekat speaker, televisi, maupun radio. Hal tersebut terjadi karena emisi radio yang kuat dari telepon.

Dalam sebuah tulisan di blog Airline Updates, seorang pilot menceritakan bahwa transmisi ponsel dapat dan menimbulkan gangguan pada radio pesawat. Namun hal tersebut jarang terjadi.

“Anda mungkin mendengarnya seperti suara yang mengganggu ketika ponsel didekatkan dengan speaker,” tulis pilot tersebut.

“Bunyinya dit-dit-dit-dit dan hal tersebut sangat mengganggu,” tambahnya.

Pilot itu menulis bahwa hal tersebut tak terjadi setiap kali ponsel dinyalakan. Dalam 50 kali penerbangan, mereka hanya mendengarnya melalui headphone sekali atau dua kali.

Risiko gangguan tersebut pun makin berkurang drastis karena teknologi lebih modern.

Pilot tersebut juga menambahkan bahwa gangguan tersebut biasanya datang dari ponsel milik kru pesawat yang lupa mematikan ponsel atau mengubahnya menjadi mode terbang — mengingat pilot atau pramugari yang duduk paling dengan radio di kokpit.

“Namun, jika gangguan tersebut datang berulang-ulang maka akan menyebabkan pilot melewatkan panggilan radio penting dari ATC,” tulis pilot tersebut.

“Hal tersebut terjadi jika penumpang secara diam-diam mengirim SMS ketika pesawat sedang mengudara. Namun gangguan itu berhenti ketika penumpang tersebut mengubahnya menjadi mode terbang,” tambahnya.

Meskipun tak menimbulkan bahaya secara langsung, lebih baik kita mematuhi peraturan untuk mematikan ponsel atau mengubahnya menjadi mode terbang demi keselamatan bersama.(liputan6.com)

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

1 Response

  1. Fatih M. Ihsan says:

    Artikel ini telah menambah wawasan saya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *