Penanganan Macet, Kemenhub Berencana Bikin Kereta Tanpa Rel di Jalur Puncak – Kementerian Perhubungan menyiapkan beberapa solusi untuk penangan macet yang terjadi di jalur Puncak . Mengingat, kemacetan di jalur puncak ini sudah sangat sering terjadi, khususnya ketika libur panjang maupun akhir pekan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu solusi yang akan dilakukan adalah dengan rencana pembuatan kereta autonomous rapid transit (ART). Jika ini bisa direalisasikan, maka akan menjadi kereta ART pertama yang ada di Indonesia.
Kereta ART sendiri agak sedikit berbeda dari transportasi berbasis rel biasanya. Kereta ini tidak berjalan di atas rel melainkan bisa berjalan di jalan raya karena menggunakan ban.
“Bahkan kita berpikir di awal membuat ART (autonomic rapid transit) satu kereta dengan menggunakan ban, bukan metal sehingga kapasitasnya besar,” ujarnya dalam acara Webinar BPTJ, Selasa (29/12/2020).
Sebenarnya, lanjut Menhub, secara jangka pendek pemerintah juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang ada di jalur puncak.
Baca Juga : Wajib tahu! Bedanya MRT, LRT, dan KRL
Baca Juga : Pertama, Hotel Luar Angkasa Bakal Dibuka Tahun 2027, Berapa Tarifnya?
Misalnya adalah dengan melakukan buka tutup jalur, hingga penerapan satu arah pada jam-jam tertentu yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dan seluruh pemangku kepentingan juga polisi dan pemda berupaya melakukan rekayasa puncak, dengan uji coba 2-1. Itu semua jangka pendek,” ujarnya.
Menhub menambahkan, permasalahan kemacetan di jalur puncak sendiri bukan perkara baru. Masalah itu sudah berlangsung sejak lama.
Wajar saja, mengingat puncak menjadi salah satu destinasi wisata tujuan dari masyarakat. Bukan hanya masyarakat di wilayah Jabodetabek saja, tapi juga dari wisatawan mancanegara menyusul semakin banyaknya pembangunan hotel hingga restoran yang dilakukan.
“Secara holistik Puncak menjadi bagian Bogor, Sukabumi, Cianjur (Bobumjur) daerah yang harus diselesaikan secara alami tetap lestari tetapi bagaimana pengendalian puncak secara lebih menyeluruh,” jelasnya.(ekbis.sindonews.com)
Info ruanglab lainnya:
- Apa Fungsi Angka Pada Papan Nama Stasiun Kereta Api
- Unik Kereta Berbahan Bakar Daging Rendang
- Terbaru, Fitur Google Maps Beri Informasi Tentang Kepadatan Kereta dan Bus