Padahal Sudah Dihapus! Data Tetap Bocor, Kenapa Ya?

Padahal Sudah Dihapus! Data Tetap Bocor, Kenapa Ya?Kerap ada kejadian foto yang tak dikehendaki, entah rahasia ataupun memalukan, bocor dan viral. Padahal, pemilik berkas/file mengatakan berkas itu sudah dihapus. Apa yang terjadi?

Bentuk digital mendominasi dunia saat ini. Mulai dari foto, video, dan berbagai berkas lainnya. Dalam kasus foto, orang kini enggan mencetak ke dalam bentuk kertas. Di dunia video, sangat jarang para pemain di dunia tersebut yang masih memanfaatkan pita seluloid.

Bagi orang-orang yang bekerja dengan dokumen kantor, mereka kini lebih memilih membacanya melalui perangkat pintar atau menatap di layar monitor komputer. Dunia digital menghadirkan beragam kemudahan untuk mengurusi dokumen-dokumen tersebut.

Salah satu fitur menonjol dalam dunia digital adalah kemampuannya menghapus file atau berkas dengan cepat dan mudah. Foto yang jelek, bisa sesegera mungkin kita musnahkan. Video yang salah fokus tinggal dibuang saja tanpa kerepotan apapun.

Saat hasil ketikan komputer dirasa kurang bagus, dengan mudah bisa kita hancurkan. Fitur ini tentu tak tersedia saat umat manusia belum bersentuhan dengan dunia digital. Foto yang kurang bagus, video yang salah fokus, atau salah ketik saat menulis di mesin tik, adalah harus diselesaikan dengan cara tidak instan.

Namun, benarkah berkas digital yang kita hapus, benar-benar terhapus?

Dikutip dari situs resmi FBI atau Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat, Michael Bailey (59) warga Sacramento Amerika Serikat, ditangkap di kediamannya pada 22 Juli 2014. Bailey didakwa melakukan kegiatan penyebaran konten pornografi anak-anak melalui jaringan peer-to-peer atau yang lebih populer disebut Torrent.

Aparat berwajib gabungan dari FBI dan Sacramento Valley Internet Crimes Againts Children Task Force berhasil mengumpulkan bukti-bukti konten pornografi yang dimiliki Bailey melalui teknik pemulihan berkas atau files recovery. Berkas yang nampak telah dihapus berhasil dikembalikan oleh aparat berwajib guna mendakwa Bailey.

Atas perbuatannya menyebarkan konten pornografi anak, ia dihadapkan pada hukuman penjara 20 tahun dan denda $250 ribu.

Di eDonkey, jaringan Torrent yang cukup dikenal, diketahui ada sekitar 30 persen pencarian yang mengarah pada kejahatan seksual anak-anak. Situs berbagi peer-to-peer digunakan sebagai jaringan berbagi karena jaringan ini cenderung privat dan susah untuk dideteksi.

Sebagaimana ditulis PC World, menghapus berkas digital tidaklah benar-benar akan menghapus berkas tersebut. Saat kita mengklik tombol “delete,” berkas hanya akan hilang di layar suatu perangkat atau komputer, bukan hilang dalam artian sebenarnya.

Baca Juga : Mengenal Pengertian Data Science dan Data Scientist

Setidaknya ada beberapa tipe media penyimpanan yang populer kini. Harddisk Drive atau HDD, Solid-State Drive atau SSD, dan media penyimpanan portabel: USB Flash Drive (yang lebih dikenal orang Indonesia sebagai flashdisk) dan Memory Card.

Harddisk adalah sebuah teknologi yang dikenalkan IBM di tahun 1956. Sebuah harddisk atau media penyimpanan lainnya terbagi ke dalam banyak sektor. Sektor-sektor tersebut merupakan penanda letak sebuah berkas. Saat sebuah berkas dihapus, berkas tersebut tidak benar-benar hilang. Berkas tersebut akan tetap ada di sektor tempat ia ditempatkan.

Memang, sistem komputer tidak akan menampilkannya di layar. Sebuah berkas akan benar-benar terhapus atau hilang, jika sektor yang ditempati berkas tersebut ditimpa oleh berkas lain atau overwrite. Selama tidak ada berkas baru yang menimpa, berkas lama masih tetap ada dan sangat mungkin untuk dibangkitkan kembali.

Cara kerja harddisk ini hampir mirip dengan cara kerja cache. Dalam ilustrasi sederhana, cara kerja cache mirip dengan proses peminjaman buku di perpustakaan. Saat seseorang hendak mengembalikan buku ke perpustakaan, ia memberikan buku tersebut ke seorang pustakawan.

Alih-alih langsung menempatkannya pada rak buku tempat asal buku tersebut, ia malah menyimpan buku tersebut di meja kerja pustakawan. Sistem komputer di perpustakaan telah menandai buku tersebut dikembalikan.

Saat seseorang hendak meminjam buku tersebut, ia tinggal bilang kepada si pustakawan, dan dengan mudah ia akan mengambil buku tersebut di mejanya, bukan di rak buku yang seharusnya.

Cara kerja harddisk maupun cache menggunakan prinsip efisiensi. Langsung menghapus berkas akan membutuhkan proses kerja yang lebih banyak.

Pada flashdisk atau kartu memori, penanganan berkas yang dihapus mirip dengan harddisk. Berkas yang dihapus tidak akan hilang selama sektor yang ditempati tidak ditimpa oleh berkas lain. Yang berbeda justru terjadi pada SSD. Begini kira-kira ilustrasi sederhananya.

Anggap saja SSD adalah sebuah perpustakaan, sedangkan berkas-berkas digital dianggap sebagai buku. Perpustakaan terbagi ke dalam beberapa blok, dan di setiap blok terdapat rak-rak buku.

Katakanlah, kita hendak memberikan salah satu buku koleksi di perpustakaan tersebut untuk teman kita yang menginginkannya, bagaimana caranya? Tinggal ambil dan berikan? Tunggu, caranya tidak sesederhana bukan. Itu hanya terjadi di dunia nyata.

Dalam konteks SSD, saat kita hendak mengambil sebuah buku dari rak dan memberikannya kepada teman kita, bukan hanya bukunya saja yang harus kita ambil. Kita harus mengambil juga rak tempat buku tersebut disimpan. Lalu bagaimana dengan buku-buku di rak tersebut yang tidak berniat kita berikan pada teman? Buku-buku tersebut akan ditempatkan pada rak sementara. Selanjutnya, buku-buku tersebut akan ditempatkan di rak baru.

Maka, dalam ranah SSD, tidak ada proses overwrite sebagaimana terjadi di media penyimpanan harddisk. Berkas yang dihapus dari SSD akan benar-benar terhapus. Namun, mengingat harga SSD masih jauh lebih mahal daripada Harddisk, media penyimpanan generasi baru tersebut masih belum banyak digunakan.

Baca Juga : Pekerjaan yang Mungkin Musnah Karena Teknologi

Laptop, smartphone, dan beragam perangkat lainnya, kebanyakan masih menggunakan harddisk atau media portable seperti kartu memori sebagai media penyimpanannya. Menurut data yang dilansir Statista, di kuartal pertama 2011, 161 juta harddisk dikapalkan.

Di kuartal ketiga 2014, sebanyak 143 juta harddisk telah dikapalkan ke seluruh dunia. Di tahun 2013, penjualan harddisk memperoleh pendapatan hingga $32 miliar.

Di dunia harddisk, pada 2014, WDC atau Western Digital menguasai pasar. Ia mengapalkan 249,31 juta unit secara keseluruhan di tahun tersebut. Seagate mengapalkan 223,9 juta unit dan secara keseluruhan, ada 564 juta unit Harddisk di seluruh kuartal tahun tersebut.

Pada 2015, Samsung berhasil menjadi pemimpin pasar pada kategori SSD. Kuartal keempat tahun 2015 ada 29,53 unit SSD yang dikapalkan di seluruh dunia. Secara keseluruhan, ada 153,8 juta unit SSD yang dikapalkan di tahun tersebut. Diperkirakan pada 2017 pengapalan harddisk akan mencapai 409,9 juta unit, sedangkan SSD diprediksi akan mengapalkan 227,1 juta unit.

Alasan sederhana mengapa berkas yang dihapus tidak sungguh-sungguh hilang dari media penyimpanan harddisk ialah faktor pencegahan. Dengan kemampuan mengembalikan berkas yang hilang, berkas yang tidak sengaja terhapus bisa dikembalikan seperti sedia kala.

Selain itu, kegiatan-kegiatan jahat melalui media digital juga bisa dapat diminimalisasi. Dengan teknik digital forensik, berkas yang sengaja dihapus para pelaku kejahatan bisa dikembalikan dan bisa dijadikan bukti di persidangan.

Berkas penting terhapus yang bisa dipanggil kembali tentu sebuah keuntungan. Namun, tak demikian jika Anda benar-benar sedang ingin menghapus berkas yang tak ingin Anda lihat lagi. Berkas foto-foto memalukan, misalnya. Dalam hal ini, pilihan terbaik adalah jangan pernah menyimpan berkas-berkas yang memalukan.(tirto.id)

Baca Juga : Mudah Cara Menghapus Browsing Data di Chrome

Baca Juga : Ponselmu Hilang? Ini Cara Mengunci Dan Menghapus Data Android Dari Jauh

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *