Alat Baru yang Dapat Membuat Tanaman Berbicara – Meskipun teknologi memberikan banyak keuntungan dalam bidang pertanian dalam segala aspeknya, masih banyak petani yang menggunakan cara-cara tradisional. Mereka memendamkan tangan mereka ke dalam tanah dan mengukurnya, untuk mengetahui kelembaban tanah, apakah tanaman mereka mebutuhkan air dan seberapa banyak air yang harus mereka tambahkan.
Agrihouse sebuah perusahaan teknologi pertanian yang berlokasi di Berthoud – Colorado, menyatakan telah memasarkan sebuah alat baru yang dapat menggantikan pekerjaan irigasi melalui tanaman yang memanggil penanamnya melalui jaringan telepon selular untuk menunjukkan kapan mereka membutuhkan air. Secara khusus, tanaman-tanaman mengirimkan pesan teks yang memberitahu penanamnya bahwa air yang digunakan terlalu banyak, sedikit atau cukup.
Sensor daun Agrihouse dijepit pada daun tanaman dan menggunakan alogaritma untuk menterjemahkan tingkat turgidity ke dalam data kelembaban internal. Dikembangkan oleh University of Colorado di Boulder untuk NASA dan dilisensi secara khusus oleh Agrihouse, sensor-sensor baru siap untuk dipasarkan pada awal tahun 2010.
Pemancar Agrihouse, kecil dan tahan cuaca, dengan ukuran yang hanya beberapa centimeter sensor turgidity yang berupa kawat dapat mengumpulkan data dalam setiap beberapa menit, kemudian mengirimkan paket data melalui jaringan selular. Sistemnya dapat diprogram untuk mengaktifkan sistem irigasi atau mengirimkan sebuah sinyal ketika air pada tanaman berada pada tingkat defisit.
- Baca Juga : Robot Menjadi ‘Tukang Kebun’
- Baca Juga : Ini Aplikasi Untuk Mengetahui Nama Tanaman
- Baca Juga : Kenali 6 Tanaman Rumah Penyaring Udara Terbaik Untuk Dikoleksi
Walaupun terlalu banyak ataupun sedikit air dapat mengurangi hasil panen, penanam cenderung berbuat keliru dengan mengairi tanamannya dengan air yang berlebihan dari yang mereka perlukan, hal ini mereka lakukan untuk menghindari resiko tanamannya menjadi kering dan layu. Agrihouse menyatakan bahwa sensor mereka dapat mengurangi penggunaan air melalui pencegahan tanaman dari pemberian air yang terlalu banyak pada waktu yang salah. Pertanian komersil di US menggunakan 60% air bersih yang dikonsumsi tiap tahunnya. Ini sama dengan 129 milyar liter air per hari, menurut survey badan geological US. ”Penghematan 10% akan menjadi sangat penting”, kata Richard Stoner, pendiri dan presiden Agrihouse. Bertanya seberapa besar penghematan yang dapat dilakukan oleh sensor daun, ia mencatat bahwa jumlahnya beragam tergantung jenis tanaman tetapi diperkirakan pemberian air yang digunakan untuk mengirigasi barisan tanaman setiap tahunnya dapat direduksi sekitar 5-10 cm per hektar.
Stoner berkata bahwa tiap 53 hektar ladang diirigasikan dengan pivot pusat (sebuah sistim sprinkler berputar), penghematan air akan terjadi tanpa disadari penanam yang menggunakan sensor tersebut pada tanaman mereka. Stoner mencatat bahwa hampir ada 200000 pivot pusat digunakan di Amerika Utara, sehingga dengan penggunaan sensor tersebut akan banyak air bersih yang dapat disalurkan untuk penggunaan lainnya.
Pada sisi lainnya, konservasi air digunakan untuk mengurangi energi yang digunakan untuk mengirimkan air, memompa air dari sumur, danau atau reservoir dan menyalurkannya ke semua lahan yang berisi tanaman-tanaman yang membutuhkan air. Penghematan air dengan sensor ini dapat mengurangi dana yang dibutuhkan para penanam sebanyak $4000 tiap tahunnya untuk biaya pompa sekaligus mengurangi emisi karbon. Untuk sensornya, mereka menggunakan sebuah baterai yang akan cukup menyimpan energi bagi aktifitas sensor tersebut sejak bibit disemai saat musim semi, hingga tanaman siap dipanen pada musim gugur.(ndoware.com)
Info ruanglab lainnya:
- Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
- Ini 5 Aplikasi Bantu Rawat Tanamanmu Agar Sehat dan Subur
- Ternyata Durian bisa jadi kunci teknologi fast charging