5 Dampak Buruk Menahan Amarah, Kenapa Nggak Boleh Menahan Amarah? – Apakah kalian pernah mengalami hari yang buruk, tapi tetap memperlihatkan raut bahagia ke orang sekitar? Bagi sebagian orang, hal ini dilakukan agar mereka terlihat kuat di mata orang lain. Padahal, segala emosi negatif akan berdampak buruk kalau ditahan dalam diri seseorang.
Emosi negatif bisa mencakup banyak hal, mulai dari rasa frustasi, marah, hingga kekecewaan. Namun, ketika emosi negatif itu lepas dari dalam diri kita, seringkali kita disalahkan atas perilaku tersebut.
Misalnya ketika sedang bersedih, biasanya orang di sekitar menyuruh untuk diam dan menghapuskan air mata kita. Begitu juga rasa marah yang sering dilihat buruknya saja. Seakan-akan, kita harus selalu berbuat baik di depan seseorang setiap saat.
Hal inilah yang membuat seseorang takut untuk bercerita tentang perasaannya. Sehingga, akhirnya lebih memilih untuk menahan rasa marahnya agar ngga menyinggung orang lain.
Meski bukan berarti rasa marah harus selalu dilakukan, ada cara untuk mengekspresikannya dengan baik dan benar. Oleh karenanya, aku Fathur sebagai Part-time Blog Writer Satu Persen akan menjelaskan dampak buruk menahan amarah dan cara mengatasinya. Simak sampai akhir, ya!
Daftar Isi :
5 Dampak Buruk Menahan Amarah
1.Menjadi mudah sensitif
Pernah ngga ngerasa kalau sedang memendam amarah bawaannya bad mood terus? Hal ini sudah pasti akan berdampak buruk bagi sekitar, terlebih buat diri sendiri. Terkadang, seseorang yang ngga bersalah pun akan terkena dampak dari bad mood akibat sering menahan rasa marah.
Seseorang yang menahan rasa marah akan merasakan kesedihan, kekesalan, dan frustasi. Kebayang kan kalau emosi ini ngga disalurkan? Nah, berbagai perasaan tersebut juga dapat membuat kondisi psikis menjadi lebih sensitif, khususnya ketika menghadapi komentar dari seseorang hingga hal remeh-temeh lainnya.
Saat melakukan komunikasi, kamu bisa mudah terprovokasi karena menemukan satu atau dua hal yang menyinggung. Selain itu, perasaan tersebut dapat membuat emosi negatif menumpuk. Dampaknya pun akan memicu konflik semisal kamu ngga kuat untuk menahannya.
2. Pasif-agresif
Dampak menahan amarah berikutnya adalah menumbuhkan sifat pasif-agresif. Perilaku ini merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan emosi negatif kepada seseorang. Misalnya ketika memendam rasa marah, orang yang pasif agresif bisa berubah menjadi lebih diam hingga membuat lawan bicara menyadari kesalahannya.
Sementara itu, seseorang yang mengalami perilaku pasif-agresif juga bisa terungkap lewat tindakan atau kata-katanya yang sering menyinggung seseorang. Mereka cenderung ingin dipahami oleh orang lain, namun jarang untuk memikirkan perasaan orang lain.
3. Sulit berkonsentrasi
Jika rasa marah ngga dikelola dengan baik, maka dampaknya bisa melebar terhadap kondisi fisik dan mental kalian. Terlebih bagi seseorang yang sering memendam emosi, biasanya sulit fokus dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, sulit fokus dalam berkonsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan. Akibat kurangnya konsentrasi membuat pekerjaan selesai dua kali lebih lama. Menahan emosi membuat seseorang sulit merasakan hal positif dalam kehidupannya. Oleh karenanya, pikiran pun sulit untuk dipakai untuk menghasilkan ide positif ketika ingin berkonsentrasi.
4. Berpotensi terkena depresi
Rasa marah sering kita jumpai ketika sedang kesal dengan suatu hal. Emosi ini akan menjadi berbahaya jika ditahan dan menumpuk dalam diri. Terutama ketika rasa marah ini membuat seseorang menjadi sering memikirkan hal-hal negatif dalam dirinya.
Ketika seseorang menahan rasa marah, maka hormon adrenalin dan kortisol akan bertambah secara konstan. Hormon ini Hal ini berperan untuk meningkatkan perubahan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Lalu, perubahan metabolisme yang berpotensi merusak sistem tubuh, seperti gangguan depresi dan kecemasan.
Seseorang yang mengalami depresi sangat rentan terhadap tertekan, dan akhirnya seakan kehilangan daya dan upaya untuk melakukan aktivitas. Jika kamu sendiri masih menahan rasa marah tersebut, maka hal itu hanya bisa memperpanjang rasa depresi.
5. Memengaruhi kepercayaan seseorang
Apakah kalian pernah nemuin temen yang hanya menjawab “aku gak apa-apa kok” ketika ditanyakan terkait kondisinya? Padahal, terlihat jelas adanya perbedaan dari raut wajah dan perlakuan yang tak seperti biasanya. Tentu hal seperti ini akan membuat kita bingung sebagai teman. Apakah mereka butuh pertolongan atau kita diamkan saja?
Ditambah, jika teman sendiri ngga mengatakan yang sejujurnya kepada kamu, maka tentu ini akan memengaruhi tingkat kepercayaan kamu terhadapnya. Pada tahap ini, lebih baik kamu anjurkan sang teman untuk mengatakan yang sejujurnya. Dengan begitu, kamu bisa lebih menerima dan memberikan waktu untuk dia memikirkan perilakunya.
Cari Tahu Cara Mengatur Amarah dengan Konseling Online
Perlu diketahui bahwa emosi negatif seperti munculnya rasa marah ngga akan selalu menimbulkan masalah. Kamu hanya perlu memahami cara mengatasinya. Apabila emosi itu menjadi destruktif bagi diri sendiri, ada kemungkinan hal ini bakal menyerang kesehatan mental dan fisik. (satupersen.net)
Info ruanglab lainnya:
- Inilah 7 Cara Menghadapi Cowok Cuek di Chat
- Apa itu Duck Syndrome?
- Ternyata Panjang Jari Tangan Dapat Mengetahui Kepribadian Kamu Lho, Ini Caranya
- Mitos yang Masih Dipercaya di Indonesia
- Kenali Apa itu Breadcrumbing? Pahami Tanda-Tandanya Buat yang Lagi Online Dating